Kita yang berhenti tepat ditengah-tengah tangga.
Terdiam...... Kita saling menatap wajah.Terdengar gemericik air seolah ada orang lain selain kita dirumah ini.Akan tetapi suara gemericiknya terasa sangat jelas, bahkan terasa sekali mengalir membasahi sepatu yang ku pakai.Dengan rasa penasaran ku mencoba untuk melihat air apa yang mencoba menggenangi anak tangga yang kita pijak.Seakan rasa penasaran menyelimutiku kala itu.Aku pun berusaha untuk menoleh kebawah, dan ternyata benar..... ada genangan air yang mengalirnya sampai turun dari satu anak tangga ke anak tangga yang lainnya.Aku yang penasaran mencoba menelisik lebih jauh dari mana air itu berasal.Dan..... Aku pun bertanya sama Roy "Eh, Roy. Kamu ngompol?""Eh kam...t ini tuh bukan ompol, ini tuh keringat tahu." Ujar Roy menjelaskan."Tapi keringat kok bau pesing." balasku sambil mengibas-kibaskan tangan kearah hidung."Udah yok, lanjut." lanjutku menantang dan Roy pun membalas tantanganku seraya berucap "Ayo, siapa takut!"Setibanya dilantai dua...Di angsana terlihat lebih gelap daripada di bawah.Terlihat debu yang begitu tebal menutupi semua lantai yang ada diruangan tersebut.Di sini kita bingung harus ke mana dahulu. Kekanan, atau kekiri.Posisi setelah tangga adalah lorong kosong yang panjang. Disamping sudut tembok berjejer sebuah jendela berukuran besar.Dari situ kita bisa melihat dengan jelas posisi belakang rumah yang rimbun akan pepohonan.Gelap tidak lagi menutupi, rembulan pun seakan tersenyum kembali.Kita masih belum putuskan untuk pergi kearah mana...Tiba-tiba....Ada sesuatu berbentuk seperti bola, menggelinding dan berhenti di antara kaki kita.Sesuatu yang awalnya terlihat seperti bola itu... ternyata adalah sebuah kepala..Terlihat senyuman yang lebar dari wajah tersebut.Senyuman yang lebar hampir memenuhi seluruh wajahnya.Mulutnya yang begitu lebar, nyaris mendekati telinga.Kaki kita bergetar hebat. Melangkah tak kuat. Mundurpun tak mampu.Kita hanya Saling menatap, sambil menganggukan kepala kita memberikan kode untuk menutup mata."Roy... Roy... Sicingir sudah hilang belum Roy?" Tanyaku ke Roy. Saya memanggilkan Sicingir karena hantu kepala tersebut nyengir (senyum)."Eh gila, loe aja kali yang lihat..." Jawab Roy yang masih ketakutan.Aku pun bertanya lagi "Ya udah gini aja Roy, kita suit aja gimana?" Dan dijawab oleh Roy "Ayok, siapa takut."Akhirnya kita suit... "Batu, kertas, gunting.""Eh, siapa yang menang?" Roy bertanya. Dan saya pun menjawab "Gak tahu. Orang kita suitnya sambil merem, gimana si!"Sambil menelan ludah dan saling mencolet kearah mata. Kita pun sepakat untuk membuka mata."Urusan kayak gini aja sampai kita berani membuka mata kita. Padahal tadi tidak ada satupun dari kita yang berani membukakan mata." gumamku dalam hati."Hore... Aku menang!" Ujarku tengah kegirangan... Yang langsung ditimpah sama Roy dengan sebuah pertanyaan "Eh, menang kalah emang ngaruh?"Tanpa pikir panjang aku menjawab "Kan kalau aku menang, kamu yang membuka mata." "Ey... Ey... Sadar woy, gara-gara ini kita sudah membuka mata kita!" Ujar RoyKita berdua lagi-lagi menelan ludah "ceguk" sembari mencoba bersamaan melihat kearah bawah. Kearah kepala tersebut yang berada di antara kaki kita."Yaelah Roy... Roy.... Ternyata hanya sebuah bola yang dilukis sama anak-anak." Ujarku yang kemudian Roy pun berkata "Ya loe juga. Sama bola saja takut hahahahahaa".Saat itu kita langsung tertawa dan mencoba untuk melupakan kejadian yang baru kita alami.Akan tetapi dalam hati saya berpikir, "tidak mungkin kalau itu cuma halusinasi belaka. Kalau pun memang halusinasi mengapa harus kita berdua yang mengalaminya."Tak lama berselang akhirnya kita sepakat untuk menelusuri lorong sebelah kanan. Terlihat ada dua pintu kamar disebalah kanan lorong yang kita telusuri.Kita terdiam di antara dua kamar. Kamar mana yang akan kita masuki terlebih dahulu.Terdengar ada suara perempuan yang sedang merintih. Suara rintihannya tepat berada dikamar satu.Kita pun mencoba memberanikan diri untuk mencoba melihat kamar tersebut.Terlihat ruangan kamar yang begitu luas dengan ranjang tepat diujung kamar dan ada jendela besar yang mengarah kearah depan.Disudut kiri kamar, tampak ada kamar mandi yang pintunya terbuka. Kamar mandi yang usang dan kering menandakan sudah lama kamar mandi ini tidak terpakai.Dipojokkan, di antara dua tembok dekat dengan jendela ada kursi goyang yang sudah usang. Diatasnya ditumbuhi jaring laba-laba yang memenuhinya sampai naik keatas.Kita berjalan kearah jendela dekat kursi goyang sembari melihat pemandangan yang ada didepan rumah.Terlihat mobil kita yang masih terparkir diluar gerbang.Diruangan tersebut tidak ada yang aneh. Bahkan suara perempuan yang terdengar sebelum kita masuk tidak menampakkan wujudnya.Akhirnya kita pun memutuskan untuk berjalan keluar dari kamar tersebut.Baru sampai dipintu keluar, belum juga melangkahkan kaki.... Kami mendengar suara reotan dari kursi goyang yang digoyang-goyangkan seakan ada orang yang duduk diatasnya."Kreot... Kreot... Kreot...." Suara itu terdengar seperti demikian.Lagi... Dan lagi... Kita kembali saling menatap dan mencoba berbalik melihat kearah kursi goyang tersebut.Kita pun panik dan kaget karena terlihat ada sosok nenek-nenek tengah duduk dikursi goyang sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.Nenek-nenek berkebaya merah. Persis seperti yang kita lihat dilukisan yang terletak diruang tengah lantai satu."Cu... Ono perlu opo koe wong loro marek nang panggonanku?" (Cu... Ada perlu apa kalian berdua ditempatku?) Ucap Nenek tersebut sambil membuka kedua tangannya yang sedari tadi menutupi wajah.Terlihat kepala nenek tersebut turun kekanan seolah leher yang dia pakai buat menyanggah kepalanya tidak kuat untuk menahan beban kepala tersebut. Sampai terdengar suara "krek" ketika kepala tersebut jatuh dan ditahan oleh salah satu tangannya.Sontak kami lari kalang kabut, menelusuri ruangan dan turun kebawah lewat anak tangga. Setibanya dipintu kami berhasil membuka pintu tersebut yang seakan tidak pernah dikunci, padahal tadinya tidak bisa dibuka sama sekali.Kita langsung berlari keluar rumah menuju mobil.Kita langsung masuk tanpa memedulikan apa pun.Tancap gas dan langsung pulang.Akan tetapi aroma weangian masih tercium sepanjang perjalanan.Aroma wewangian dari barang yang ku bawah yang tak sempat saya meletakkannya kala itu.Singkat cerita waktu sudah pagi. Aku pun berangkat kuliah dengan mata yang masih mengantuk.Hari ini ada Dosen yang mengajar.Roy juga masuk, dia duduk disebelahku dengan mata yang mengantuk pula.Sunggguh terasa berat, seakan ada yang berayun di antara mata."Roy, Wira. Kalian boleh keluar dari ruangan ini!" Ucap Bu Dewi, Dosen yang waktu itu mengajar.Akhirnya kita pun memutuskan untuk keluar."Huhhhhhhhhhh" terdengar riuh suara menyoraki kita berdua. Aku lihat mereka melihat kearah kita. tetapi lain halnya dengan Aisyah yang tidak melirik ke arah kita sedikitpun.Setibannya kita dihalaman kampus, kita duduk disitu."Hoaaammmm..... Roy, tadi kita kan disorakin sama anak-anak dan mereka melirik kita.Akan tetapi aku lihat, Aisyah tidak melirik sama sekali." Ujarku menjelaskan kepada Roy."Udah nih alamatnya, alamat dukun yang gue janjikan kemarin." Ucap Roy sambil memberikan selembaran kertas."Gak ah, ngapain. Mending kamu antar saja aku kerumahnya." Ucapku."Ah.. dasar loe gak mau susah." Jawab Roy sambil mendorong bahuku dan sesekali menguap.Bersambung ... .Alhamdulillah, puji syukur kepada tuhan, karena akhirnya bagian pertama dari seri DARAH SEPASANG berakhir.Namun ada beberapa cerita yang menggantung, karena nantinya semua karakter akan di pertemukan di bagian akhir dari cerita DARAH SEPASANG.Bagian 2 nanti, masih akan memperkenalkan beberapa karakter lagi, dan dilanjutkan ke karakter terakhir yang akan menutup cerita DARAH SEPASANG.Tetapi sebelum itu, Rama kasih satu episode DARAH SEPASANG 2, dengan judul BELLIN.Selamat membaca ....DARAH SEPASANG BAGIAN 2CURSE OF BELLIN (Vanessa Season 2)Prologue:Vanessa pingsan, setelah tubuhnya di tindih oleh Vinesa.Vinesa bangkit dan Vanessa berdiri, dengan senyuman mengerikan.Astral Vanessa di bawa oleh Andini, kaki tangan Cempaka Juah.Dia harus membayar perjanjian yang telah di buat sebelumnya.Sedangkan tubuh Vanessa sekarang, di kuasai oleh sosok jahat bernama, Bellin.Kenapa Bellin begi
LOVE STORY XKEYSI, GADIS PSIKOPATPenulis: Erlita & Rama AtmajaPrologue:Metha,gadis tomboy dia punya watak dan berkepribadian egois!! Ingin menang sendiri apa bila dia belum merasa puas denggan tindakan yang dia lakukan,,masalah kecil akan berakibat lebih besar untuk siapapun yang coba coba ,mencari masalah dengan nya ,,metha pun anak klas 3 SMA d SMA DWI YAKSA,, umurnya 18 tahun dia cantik namun licik tapi dari kepribadian buruknya dia bisa luluh karna seorang laki" yang baru di kenalnya namanya REZA.Keysi gadis pintar dan bertemam buku. Dia membunuh seseorang dengan trik khusus. Setiap yang dia bunuh tidak ada, seperti kecelakaan.Dia pintar berhitung dan menyusun rencana.
Episode 10 (Jasmani dan Rohani)Tubuhku berasa dingin, degup jantung berdetak begitu kencang.Anehnya, peluhku bercucuran dengan sangat hebat dan pikiranku tiba-tiba tak karuan.Aku merasa seperti ada suatu hal yang akan menimpaku!Sambil mengelap wajah, aku berjalan mendekati lemari pakaian.Aku membuka lemari dan mengambil tas. Lalu, aku letakkan di atas ranjang sambil membuka resletingnya.Aku mengambil uang dan aku masukan satu persatu di dalam tas. Lantas pergi dari rumah menggunakan mobil pribadi berwarna merah yang tersimpan di garasi.Berarti, total mobil yang aku punya sekarang ada 4.Mobil berwarna putih, di pakai sama sopir dan pembantu pergi ke pasar untuk belanja.Mobil sporty berwarna biru gelap di pakai Rangga.Satunya lagi, mobil hitam yang aku curi dari Om-om.Aku melaju dengan kecepatan tinggi, men
Episode 9 (Kawan jadi lawan)"Lyli, apa yang Kau lakukan?!Aku marah dan mencengkeram tangannya.Hm, percuma saja. Apa yang dia coba lakukan, takkan mempan terhadapku." Hik-hik-hik .... Andra ....""Aku tak tahu Ly. Tiba-tiba saja ada disini!""Bedebah. Kenapa Kau membunuh anakku?""Anakmu? Sejak kapan Kau punya anak? Bukannya, Kau tak punya suami selain makhluk yang ada didekatmu?""Tak usah tahu! Aku tak menyangka, sahabat baikku tega melakukan hal sekeji ini!""Ly, aku minta maaf. Sumpah, Aku tak mengerti dan kenapa, Aku bisa ada disini?!""Tutup mulut kotormu! Mungkin, untuk sekarang, Aku tak bisa membalaskan kematian Andra. Tapi, suatu saat, Kau akan menyesal!"Aku kab
Episode 8 (Kabut misteri)Beberapa bulan telah berlalu.Saat ini, aku merebahkan badan di atas ranjang.Aku teringat masa lalu, saat masih SMP.Seingatku ... Waktu itu, aku sekolah seperti anak pada umumnya.tetapi, mengapa ada kenangan masa lalu yang berbeda?!Aku teringat, Rangga adalah orang pertama yang menjamahi tubuhku di malam setelah kita menikah.tetapi, aku juga mengingat, kalau pernah diperkosa dan melakukan hubungan badan dari SMP.Aku ingat, ketika bermain bersama Lyli waktu SMP.Lyli, adalah sahabatku dari kecil.Kita sering menghabiskan waktu bersama. Bercanda ria, suka dan senang kita lalui bersama.mengapa mengingat masa laluku bersama Lyli bisa begitu jelas?!Sedangkan masa lalu yang lain, aku susah untuk mengingatnya!Disisi lain, aku teringat bersekolah ditempa
Episode 7 (Kebaya hitam)Tanpa pikir panjang, Kuncoro menyerangku.Aku menghindari setiap serangannya.Walau dapat menghindar, aku merasakan hawa panas dari tangan Kuncoro.Bau gosong tercium dari pakaian yang aku kenakan.Padahal, tak ada satu pukulan pun yang mengenaiku."Tunggu! Kenapa, aroma kain yang terbakar keluar dari pakaianku?""Baru tahu? Aku pengguna Aji Brajamusti. Walau, tak berhasil mengenaimu. Hawa panas dari tangankulah yang sedikit demi sedikit akan membakar habis pakaianmu!Aku harus cepat menghentikannya. Kalau tidak, pakaianku bisa habis dia bakar.Apa yang harus aku lakukan untuk melawannya?Kuncoro menyerangku dan kali ini, aku memegang tangannya.Aku tak merasakan kalau tanganku terbakar. Hanya hawa panas dari tangannya saja yang aku rasakan.Tangan