Share

Bab 39. Hari yang Manis

“Lelap sekali tidurnya.”

“Hm, Entahlah. Aku hanya merasa kalau sangat lelah kemarin.”

Baru beberapa detik kemudian, sikap ramah itu hilang. Inka teringat bagaimana Candra mau mempermainkan perasaannya tadi malam. Ya, ada seorang pria bejat yang mau menerkamnya di saat yang tidak tepat.

“Jangan bicara padaku. Aku tak suka padamu. Cepat menjauh!” katanya dengan kesal. “Jangan kira aku sudah memaafkanmu.”

Inka tidak bisa mengungkit soal peraturan kontrak karena pada kenyataannya, ia terlebih dulu melanggar kontrak itu. Tidak boleh ada satu orang pun yang tahu perjanjian mereka—itulah isi kontrak. Sekarang tidak ada semua itu. Candra dan Inka sedang mendiskusikan untuk membatalkan pernikahan ini.

“Aku akan ke rumah sakit sendirian.” Lagi, Inka masih terus menegaskan jarak di antara mereka.

“Oke. Tidak masalah. Tapi aku juga akan ke sana.”

“Aku bilang aku akan pergi sendirian.”

Candra mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja. Kopi panas yang dibuatnya sembari bercerita dengan Inka tidak kunjun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status