Home / Rumah Tangga / DENDAM SANG PANGLIMA / Datangnya Pasukan Mafia

Share

Datangnya Pasukan Mafia

Author: F Azzam
last update Last Updated: 2023-07-12 17:54:32

Mendengar ucapan tersebut, seketika dua pria tegap di belakang Adam maju ke hadapan.

Namun Adam menahannya. lalu dua orang ajudan mundur kembali di belakangnya.

"Ini tidak bisa dibiarkan Jendral,"

"Dia sudah berani menghina anda," ucap salah satu Ajudan.

Jhony menimpali ucapan Ajudan tersebut. "Haha! Jendral? cukup bagus juga kebohongan kalian!"

Any menyauti Jhony, "Jangankan menjadi Jendral. untuk selevel bintara saja dia tidak pantas. Sudahlah, jangan berpura-pura di depan kami. saya tau kalian hanya bersandiwara agar si Sampah itu tidak terus-menerus terhina!"

Adam hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut mereka.

Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang lalu memarkir di depan rumah.

Suasana masih ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap, Paska penangkapan Sang gembong mafia.

Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil dijaga ketat oleh beberapa ajudannya.

Ia memperhatikan sekitar yang dipenuhi oleh prajurit bersenjata lengkap.

hal itu membuat Sang Brigadir Jendral bertanya-tanya.

Jhony menghampiri Brigjen Hady lalu menyapanya.

"Selamat siang Brigjen Hady, saya sudah menunggu kedatangan anda, saya ingin menunjukkan bahwa ada salah satu oknum tentara. yang kemungkinan seorang bintara mencoba mengusik rumah kami!"

Brigjen Hady tampak mengerutkan keningnya.

"Tapi, sebelumnya saya ingin bertanya dulu dengan anda. Ada kejadian apa hingga banyak tentara bersenjata lengkap di sekitar sini?" tanya Brigjen Hady.

"Sebenarnya, di rumah ini sedang diadakan pesta pertunangan. Tapi tiba-tiba seorang tentara bersama pasukan datang menghancurkan acara dan menangkap calon pempelai pria tanpa sebab. Bukan itu saja, dia mencoba mengambil hak rumah kami Jendral!" Seru Jhony, mengadu.

Tentu saja alasan itu membuat Brigjen Hady semakin bertanya-tanya sekaligus murka.

"Loh, apa masalah mereka hingga mengusik acara Kalian!"

"Yang mana tentara yang berani mengusik kalian?!" tanya Brigjen Hady dengan penuh amarah.

Lantas Jhony menunjuk Adam yang tengah berdiri bersama ajudannya.

"Itu dia Jendral!" Seru Jhony.

Sontak saja Brigjen Hady terkejut bukan kepalang.

"D–dia!"

Brigjen Hady seketika berlari menghadap kepada Adam. Diikuti oleh para pengawalnya.

Mereka langsung melakukan penghormatan militer.

"Berikan Hormat kepada Sang Panglima Besar!" teriak Brigjen Hady, lalu seluruh pengawalnya melakukan penghormatan.

Any dan Jhony tampak semakin terkejut.

"Jhony! seseorang yang kamu bawa malah melakukan penghormatan! Apakah kamu tidak salah menyuruh dia datang ke sini Jhony?" tanya Any, berbisik.

Jhony pun menjawab, "Tidak salah Ma, dialah seorang Jenderal Polisi militer. Tidak ada satu orang tentara pun yang tak segan dengannya," ucap Jhony.

Mendengar perkataan Jhony, Any tampak semakin bingung.

Berharap mendapat perlindungan dari Sang Jenderal Polisi. Kenyataannya malah sebaliknya. Brigjen Hady tunduk di hadapan Adam.

Lalu Brigjen Hady kembali menegakkan badan lalu berjabat tangan dengan Adam.

"Selamat siang Jenderal! saya sangat senang bertemu dengan anda. selama beberapa tahun ini dunia militer sangat kehilangan. Akhirnya Anda kembali lagi menjadi Sang Panglima besar yang dapat memimpin pertahanan Negeri ini. Karena hanya andalah Negeri ini akan menjadi aman," ucap Brigjen Adam.

Tampak Any dan Jhony semakin tercengang mendengar Sang Jenderal memuji Adam.

"Terima kasih atas pujian Anda. Sejujurnya saya baru mengetahui jati diri saya akhir-akhir ini. Karena, tak ada seorang pun yang memberitahukan sebuah insiden yang pernah menimpa diri saya di masa lalu. Beruntung, ada sebuah kejadian yang membuat saya semakin yakin. Bahwa di dalam jiwa ini, ada jiwa Seorang Panglima," ucap Adam.

Brigjen Hady pun tersenyum tatkala mengetahui Adam telah menyadari jati dirinya.

Lalu Jhony melangkah mendekati Brigjen Hady. Lalu ia berkata sinis sambil menunjuk wajah Adam.

"Dia yang ingin merebut rumah ini Brigjen! Tolong tindak tegas oknum satu ini!" teriak Jhony.

Tiba-tiba, Prakk!

Brigjen Hady melayangkan tamparan hingga mengenai kepala Jhony.

Pria bertubuh atletis namun sedikit kemayu tersebut jatuh dan hampir terjungkal.

"Jaga bicara mu!"

"Dia adalah seorang Panglima Besar Kemiliteran di Negeri ini!"

"Saya mengenalnya! Tidak mungkin dia melakukan hal tercela seperti itu!" Seru Brigjen Hady.

Lalu Jhony kembali bangkit dan mengusap seluruh kotoran dari pakaiannya.

"Tapi Jenderal, aku berani bersumpah. Dia ingin mencuri surat rumah ini,"

"Bohong!" Tiba-tiba saja Lusyana muncul dan berteriak. Membuat Jhony terdiam dan Brigjen Hady menoleh ke arah Lusy.

Lalu Lusyana berdiri di hadapan Brigjen Hady.

"Mereka lah yang telah mencuri surat rumah milikku. Mereka telah mengganti nama kepemilikan rumahku atas kehendak mereka sendiri!" ucap Lusyana dengan berderai air mata.

Brigjen Hady memandang Jhony dengan tajam dan berkata. "Jadi kau membohongiku Jhony?"

Seketika Adam menjawab, "Benar, dia adalah istriku. Dan merekalah yang telah merebut rumah hasil keringatnya dengan seenaknya,"

Sontak saja Brigjen Hady terbelalak matanya memandang Jhony.

Ia seketika melangkah mendekati Jhony dan menggenggam kerah bajunya.

"Jadi seperti ini kebohonganmu Jhony!"

"Berani sekali kamu melakukan hal tidak baik kepada Jenderal Adam dan istrinya!" seru Brigjen Hady, dengan memelototi Jhony.

Jhony tampak gemetaran bercampur keringat dingin. Seorang Jenderal bertubuh kekar murka hingga memelototi dirinya.

Jhony menoleh ke arah Any. Dari raut wajahnya terlihat Jhony ketakutan dan meminta pertolongan.

Namun Any hanya bisa terdiam. ia tak berkutik di hadapan Brigjen Hady.

Seketika Brigjen Hady mendorong tubuh Jhony dengan keras hingga ia terpelanting.

Semua orang tercengang melihat kejadian itu. Di saat Brigjen Hady akan mengampiri Jhony untuk menghabisinya. Tiba-tiba Adam melangkah dan mencoba menenangkan Brigjen Hady yang tengah murka.

Ia menepuk pundak Brigjen Hady dan berkata, "Sudah, Jaga emosimu Hady. Bagaimanapun dia masih saudara istriku. biar aku yang akan memberinya pelajaran," ucap Adam, pelan.

Lantas Brigjen Hady pun menuruti perintah Sang Panglima tanpa sedikitpun membangkang.

Ia menundukkan kepala di hadapan Adam dan berkata, "Maaf jika saya kelewat batas dalam memberikan pelajaran untuk orang itu. Bagaimanapun saya akan membela dengan jiwa raga demi harga diri anda Jenderal Besar!"

Adam pun tersenyum seraya menepuk pundaknya.

"Terima kasih sudah memperlakukanku seperti ini. sekarang aku bersama pasukan akan menuju ke markas besar kemiliteran. untuk memberikan tindakan kepada James. Seorang gembong mafia. dan dia juga yang telah membunuh keluargaku."

"Kini, ia sudah berada dalam mobil lapis baja karena dikhawatirkan adanya serangan balasan dari para mafia di perjalanan nanti," ucap Adam.

Mendengar itu, Hady seketika terkejut.

"Anda berhasil menangkap James?"

"Luar biasa! selama ini kami kesulitan dalam menangkapnya karena perlawanan dari para pasukan Mafia!"

"Saya sangat salut dengan anda Jenderal," ucap Brigjen Hady, memandang kagum.

Di tengah perbincangan itu, Tiba-tiba terdengar suara letupan senjata dari sudut jalan.

Suara yang menggelegar dari senjata Ak47. Dan seketika Adam dan Brigjen Hady mengeluarkan senjata dari balik bajunya.

Adam menarik Lusyana dan membawanya menuju ke tempat aman.

"Lepaskan James atau kami akan membantai kalian!" teriak seseorang berjas hitam di sebuah sudut jalan. Ia diiringi oleh puluhan pria bersenjata.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marjit Tina
ngak bisa lepas,sedap kisahnya,tapi ngak cukup koin.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Tertangkap

    Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Mertua Jahanam

    Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Meminjam Uang

    Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Panggilan Any Kepada Lusiana

    Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kematian Dasvanco Dan George

    Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Penyergapan Di Gedung Tua

    Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status