DENDAM SANG PANGLIMA

DENDAM SANG PANGLIMA

Oleh:  F Azzam  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
143Bab
26.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Akibat sebuah insiden dalam medan perang, Adam harus kehilangan kesadaran, bahkan ingatannya. Sejak itu, Adam dihina, dicemooh, dan direndahkan oleh keluarga istrinya. Adam bahkan dipisahkan dari anaknya sendiri, dipaksa untuk bercerai dengan istri kesayangannya, dan dibuang begitu saja. Namun, siapa sangka Adam justru terbangun dengan kekuatan yang luar biasa! Bahkan, dia tak berpikir apapun sampai dua pria tak dikenal menyampaikan hormat padanya, memintanya kembali ke Special Force!

Lihat lebih banyak
DENDAM SANG PANGLIMA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Hery Setiawan
mantap jalan ceritanya
2023-12-02 09:42:23
2
143 Bab
Diusir Bagaikan Sampah
D'Golden City, sebuah perumahan elit di kota Venice. Sebuah acara ulang tahun tengah diadakan meriah di kediaman keluarga Sanjaya. Karangan bunga berjejer rapih di teras rumah. Satu persatu sanak keluarga dan tamu undangan hadir untuk memberikan ucapan serta hadiah kepada Any, seorang wanita paruh baya yang merupakan penerus dari perusahaan Golden Group. Sepeninggal suaminya, Sanjaya. "Selamat ulang tahun Mama, semoga sehat selalu dan panjang umur ya. Ini hadiah untuk Mama. Semoga mama Any menyukainya..." salah satu menantunya memberikan sebuah kado. "Terima kasih Edward, kamu memang pengertian sama mama. Boleh mama buka hadiahnya?" tanya Any, tersenyum sumringah memandang kado yang terbungkus indah."Boleh banget ma, biar mama tau hadiah apa yang aku berikan ini," ucap Edward, tersenyum.Lantas Any membuka bungkus kado itu perlahan-lahan. Dan saat kado itu telah dibuka. Senyumnya bertambah sumringah melihat sebuah emas batangan 500 gr berada di genggamannya."Edward, kamu memang
Baca selengkapnya
Pembantaian Keluarga Adam
Langkah Adam akhirnya terhenti di sebuah jalan buntu. Tak ada pilihan, akhirnya Adam berbalik badan menghadapi dua pria bertubuh tegap tersebut.Mereka melangkah mendekatinya. Merasa terancam. Adam seketika mengeluarkan kuda-kuda penyerangan."Jangan mendekat!" Seru Adam, seraya mempersiapkan tinjunya.Tiba-tiba, kedua perwira tentara tersebut menjatuhkan kedua lututnya di hadapan Adam.Sontak saja Adam terkejut melihatnya."Kami mohon Jendral, Kembalilah bersama kami dalam tubuh Kesatuan Militer nasional! Tanpa komando dari mu. Sangat sulit bagi kami untuk meredam pemberontakan di wilayah timur. Belum lagi gangguan yang kami harus hadapi dari para mafia yang mengganggu keamanan nasional!"Adam tampak mengerutkan keningnya melihat perilaku mereka. Ditambah lagi segala ucapan mereka yang tak sekalipun Adam mengerti setelah hilang ingatan. Selama ini, tak sekalipun orang yang menghormatinya hingga berlutut di hadapannya.Lantas Adam mengangkat bahu kedua perwira tersebut agar berdiri.
Baca selengkapnya
Mulai Membuka Mata
Karena letak rumah orang tua Adam yang dikelilingi kebun yang luas. Membuatnya terpencil dan warga sekitar tak mengetahui adanya kejadian tersebut..Setelah peristiwa pembunuhan itu terungkap, polisi langsung berdatangan ke lokasi kejadian.Jasad dua orang tua Adam telah dibawa menuju rumah sakit kepolisian. Untuk dilakukan otopsi.Di sebuah ruangan rumah sakit jiwa, Irene terus berteriak hingga menggema ke penjuru ruangan."Kalian pembunuh! Kalian telah memperkosa saya! Kalian harus mati!"Adam berdiri di hadapan Irene hanya terpisah sebuah pagar besi.Kedua tangan Adam tampak mengepal erat. Dan tatapannya begitu tajam mengisyaratkan dendam."Tenanglah Irene, Aku akan membalaskan perbuatan mereka!" ucap Adam dengan berapi-api.Lalu ia berlalu dengan berjalan tergopoh-gopoh. Seakan hendak mengejar sesuatu.Setelah ia keluar dari rumah sakit, tiba-tiba terlihat ada dua orang mengikutinya dari belakang."Mereka lagi. Sudah ku bilang jangan mengikuti tetep saja mengikutiku," ucap Adam, m
Baca selengkapnya
Pertemuan Dengan James
Adam mencoba mengingat kembali dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Namun ingatannya hanya berjangka sebatas 3 tahun silam. Setelah dirinya tersadar dari koma.Sang Jendral yang tampak memakai pakaian lengkap dengan lencana dan tongkat komando kemudian kembali menghadap kepada Adam Rudiant."Jendral Adam, Saya merasa senang bisa bertemu dengan anda. Mari kita ke markas besar militer di Kota Houston. Keluarga besar Angkatan Bersenjata Nasional, terutama Kesatuan Pasukan Khusus 202 sudah menunggu kepulangan anda!" ucap Letnan Jendral Charles.Mendengar itu, Adam tampak tak tertarik. Namun di satu sisi. Ini adalah kesempatannya untuk membalaskan dendam terhadap semua orang yang telah merendahkannya. Serta membunuh keluarganya.Adam menganggukkan kepala lalu berkata, "Baik, aku akan ikut denganmu. Tapi aku meminta satu syarat!""Apa persyaratan itu Mayjen Adam?" tanya Letjen Charles."Setelah kamu membawaku ke markas besar kemiliteran. Tolong antarkan aku ke kota Venice. Karena aku akan
Baca selengkapnya
Memukul Mundur
Seketika dua pria tegap berpakaian militer lengkap dengan lencana melangkah dengan gagah ke tengah-tengah kerumunan. Mereka diiringi oleh beberapa Ajudan dengan senjata yang tersembunyi di balik baju. Lalu berhenti tepat di belakang posisi Adam berdiri.Sontak saja keluarga Any memandang penuh keheranan."Siapa mereka sebenarnya?""Mungkinkah mereka tamu undangan James. Tapi mengapa mereka seperti mengawal si gembel tengik itu?!""Tidak, tidak mungkin seorang tak berguna seperti Adam mempunyai power hingga memiliki koneksi para perwira untuk melindunginya!"Mereka tak berhenti mempertanyakan akan kejadian itu.Any menoleh ke arah James. Lalu bertanya sekali lagi, "James, aku bertanya padamu, kamu yang mengundang mereka?" Namun James tetap terdiam. Tampak wajahnya membatu memandang Adam yang telah berada di hadapannya.James semakin melangkah mundur dari posisinya. Untuk mendekati para pengawalnya yang berada di belakang.Setelah berada di samping seorang pengawal, James menoleh ke seo
Baca selengkapnya
Pembalasan
"Kau pikir aku akan menurutimu?!" "Aku akan membantai semua orang di rumah ini termasuk kau dan para ajudanmu! Pasukan! tembaki mereka semua!" teriak James, memerintahkan pasukannya.Seketika Pasukan Mafia mengarahkan senjata ke hadapan Adam dan seluruh orang di rumah itu. Mereka akan melakukan penembakan brutal.Semua orang di rumah itu berteriak histeris ketakutan. Mereka meringkuk di sudut ruangan. Namun tidak dengan Adam dan para ajudannya. Mereka berdiri tegap serta bersikap tenang tanpa sedikitpun goyah.James tertawa terbahak-bahak menunggu detik-detik penembakan. Ia begitu puas dan tak sabar melihat sebuah pembantaian."Wahahaha! cepat lakukan! Tembak mereka semua tapi sisakan Si wanita jalang itu! aku akan menikmati tubuhnya!"Para mafia akan segera menekan pelatuk senjata. tiba-tiba,Tapp!Dengan sangat cepat, hanya hitungan detik. Adam tiba-tiba telah berada di belakang James. Ia menyentuhkan ujung belati tepat di lehernya."Letakkan senjata kalian semua! atau akan ku koya
Baca selengkapnya
Datangnya Pasukan Mafia
Mendengar ucapan tersebut, seketika dua pria tegap di belakang Adam maju ke hadapan. Namun Adam menahannya. lalu dua orang ajudan mundur kembali di belakangnya. "Ini tidak bisa dibiarkan Jendral,""Dia sudah berani menghina anda," ucap salah satu Ajudan. Jhony menimpali ucapan Ajudan tersebut. "Haha! Jendral? cukup bagus juga kebohongan kalian!"Any menyauti Jhony, "Jangankan menjadi Jendral. untuk selevel bintara saja dia tidak pantas. Sudahlah, jangan berpura-pura di depan kami. saya tau kalian hanya bersandiwara agar si Sampah itu tidak terus-menerus terhina!"Adam hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut mereka. Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang lalu memarkir di depan rumah. Suasana masih ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap, Paska penangkapan Sang gembong mafia. Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil dijaga ketat oleh beberapa ajudannya. Ia memperhatikan sekitar
Baca selengkapnya
Pembalasan Atas Kejahatan James
para pasukan militer bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok mafia masih berdiri di sudut jalan. Mereka terlihat seperti tak memiliki rasa takut. Tiba-tiba salah satu mafia menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pihak tentara. seketika tembakan dilepaskan oleh salah satu anggota. Adam seketika memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab para pasukan. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia secara diam-diam melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam rumah Any melalui pintu belakang. Di saat para pasukan militer tengah memusatkan perhatian pada segerombolan mafia di sudut jalan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita. Dan wanita it
Baca selengkapnya
Pasukan Mafia Terdesak
James menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyum menyeringai. lalu ia berdiri tegak seakan menantang.Walau kakinya meneteskan darah, James berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri Adam.Lalu mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" James meremehkan Adam.Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!Adam seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari air liur dari mulut James. Lalu ia kembali tegak.Adam masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala James. Dan begitu juga James merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala Adam.Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak James.Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Antara Pasukan militer dengan para ma
Baca selengkapnya
Terungkapnya Jati Diri Adam
James beserta pasukan Mafia digiring ke penjara khusus di kota Houston. Berdekatan dengan Markas kemiliteran.Sementara itu, iringan mobil yang membawa Adam dan Lusiana telah sampai di Markas besar kemiliteran. Seketika seorang Pengawal membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. Adam membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke dalam kantor. Di belakang Adam. Lusiana tampak terheran-heran. "Benarkah dia suamiku?""Aku benar-benar tak menyangka dia segagah ini!" Ucap Lusiana, dengan memandang penuh senyuman. wajahnya tampak berseri. Di dalam kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada Adam untuk menyambutnya. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan. silahkan masuk," ucap Letkol Herry. "Terima k
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status