Share

DERREL
DERREL
Penulis: Cookies

Prolog

"Baby. aku buatin bekal dimakan ya." seorang perempuan dengan rambut sebahu menyodorkan kotak bekal berwarna merah dengan senyuman yang merekah ke hadapan lelaki didepannya.

Namun,senyuman itu sirna seketika ketika lelaki yang bernama Derrel Rainer Aarav pergi tanpa mengambil kotak bekal yang sudah diberinya. perempuan bernama Melody Samantha Putri itu menggigit bibirnya untuk menahan rasa sesak yang menjalar di dadanya

"Yang sabar ya cantik dia emang nyebelin orangnya coba aja kalo bukan pak ketu udah gw pites kaya kutu." Ujar Surya Adi Wijaya salah satu teman Derrel yang paling mendukung Melody berpacaran dengan Derrel si kulkas berjalan

"Duh derrel cewe cantik kaya gini dianggurin sama aa wira aja ya neng." ahh jangan lupakan Wira Nugraha si playboy cap ayam merangkul bahu melody mencari kesempitan dalam kesempatan

"Tangan tuh." Devin Askara memberi Wira memperingati Wira.

Devin memiliki sifat dinginya hampir sebelas dua belas dengan Derrel. Namun, Devin tidak separah Derrel yang jika ditanya hanya menjawab hmm,oke dan anggukan kepala saja

"Mending bekalnya buat kita-kita aja. masa udah capek-capek eh malah ga dimakan mubazirkan?" Usul Wira yang langsung di setujui dengan semangat 45 oleh Surya karena pagi ini ia belum sarapan.

"Ini! dimakan ya. kalo gitu gw Susul Derrel dulu, Bye." Melody menyodorkan kotak bekalnya ke Surya lalu pergi menyusul derrel.

Melody mencari Derrel ke penjuru sekolah namun tidak mendapati cowo itu di sudut sekolah.

"Eh lo!" Melody berteriak memanggil seorang siswi berkacamata. Semua yang ada di koridor bergindik takut arena teriakan Melody. siapa coba yang berani dengan melody sang pembully di Sma Harapan Tunas Bangsa.

"liat derrel ga?" Tanya Melody. Sepertinya dia adik kelasnya. Namun, yang ditanya hanya diam membisu dan gemetar karena aura mencekam yang di keluarkan oleh melody.

"Heh! Lo bisu? ditanya bukanya jawab." Bentak melody membuat adik kelas itu semakin gemetar

"Ka-kalo gak salah t-tadi kearah rooftop deh ka." jawab siswi tersebut menunjuk tangga menuju rooftop

"Oke, makasih infonya".

"S-sama-sama, Ka." Melody meninggalkan adik kelasnya yang akhirnya bisa beenafas lega setelah kepergian Melody.

Melody melangkahkan kakinya menuju rooftop. Ketika sampai ia melihat Derrel sedang duduk di sofa yang tidak terpakai.

"Derrel ih! aku kan udah bilang jangan ngerokok. aku ga suka." Pekik melody ketika mendapati Derrel sedang mengamit sebatang rokok.

"Matiin rokoknya." Melody meminta derrel untuk mematikan rokoknya.

"Ga!" Derrel menghisap rokok itu kembali lalu mengeluarkan asap rokok yang mengepul

"Uhuk uhuk uhuk" Melody terbatuk-batuk karena asap rokok yang masuk memenuhi paru-parunya.

"Derrel rokok itu ga sehat." Melody mencoba memberikan Derrel nasehat. Namun, yang didapat lirikan sinis Derrel yang merasa terganggu dengan adanya Melody.

"Pergi!"

"Gak mau! aku mau sama derrel." Melody mencebikan bibirnya lalu duduk di sebelah sofa yang kosong.

"Matiin rokoknya ih Derrel." Melody berusaha merampas rokok yang ada di tangan derrel.

"Derrel matiin! aku gak mau kamu mati muda gara-gara ngerokok! nanti kalo kamu mati aku jadi janda muda. pokoknya aku gak mau tau matiin ih...Aww" Melody meringis. Tanganya tersudut oleh putung rokok milik Derrel. Bukanya merasa bersalah Derrel malah memberikan smirk lalu berdiri bersiap meninggalkan Melody.

"Pergi. jangan ganggu gw." Derrel kembali melangkahkan kaki untuk meninggalkan rooftop.

"Aku cape tau, nyariin kamu eh kamu malah nyuruh aku pergi jahat banget sih." Melody berdiri mengikuti Derrel. Lalu berdiri di sampingnya, membuat Derrel geram.

"Gw ingetin sekali lagi!"

"GW GAK AKAN PERNAH SUKA SAMA LO MAU SEKERAS APAPUN LO NGEJAR GW! LO GAK AKAN PERNAH BISA DAPETIN HATI GW. MENDING LO PERGI DAN JANGAN GANGGU HIDUP GW BITCH!" Melody tersentak mendengar bentakan yang derrel berikan. Setelah mengucapkan kalimat itu Derrel meninggalkan Melody yang hanya bisa melihat kepergianya dengan mata yang berkaca-kaca. Tubuh itu luruh dan semua air mata yang ia tahan tumpah ketika punggung lelaki itu menghilang di balik pintu.

"Hiks...hiks...aku juga gak mau ngejar-ngejar kamu kaya gini rel." Melody memukul-mukul dadanya yang terasa begitu menyesakan.

"tapi,hati aku gak bisa buat berhenti cinta sama kamu." Melody menangis seorang diri sambil memeluk lututnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status