Share

Bab 1 - Upacara

Senin ini suasana Sekolah SMA Harapan Tunas Bangsa ramai dengan murid yang berkumpul di lapangan. Sebentar lagi upacara bendera akan segera dilaksanakan murid-murid baris dengan tenang dan rapi. Namun, tidak dengan seorang gadis yang sedang panik mencari topi.

"Perasaan tadi topimya udah gw masukin ke dalem tas deh." Ia sibuk mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam ranselnya.

"Ketinggalan kali." Ujar Gladys Senjana. Sedangkan, Tara Gradna ciela memutar matanya malas karena sudah hafal dengan sifat melody yang pelupa.

"Gw udah masukin kok, Serius deh tapi kok gak ada sih." Melody kembali mengobrak-abrik isi tasnya.

"Gw yakin ketinggalan dirumah. Lo kan pelupa orangnya melody." Tara menoyor kepala Melody lalu tara dihadiahi pelototan oleh Melody.

"Terus sekarang gw harus gimana? guguklah. ahhh gw gamau dijemur, Kemarin gw baru aja perawatan." Melody memasang wajah kesal.

"Gak usah gitu mukanya! pengen gw tabok rasanya." Dengus gladys.

"Gw gak mau dihukum! lagi terik banget, gak mau panas-panasan." Melody merengek

Tara dan Gladys yang melihat hanya dapat memutar matanya malas.

"Makanya jadi orang jangan males, Siapin semuanya dari kemarin-kemarin. Jadi orang kok males banget apa-apa maunya disiapin." Nasehat Gladys panjang lebar yang membuat melody mendengus kesal.

"Jahat kok gw malah diomelin sih." Melody mengerucutkan bibirnya kesal mendenger perkataan Gladys.

"Pinjam sana sama kelas sebelah siapa tau ada yang punya topi dua". Usul tara.

"Ah iya tara pintar, Gw pinjam sama baby derrel dulu ya, Byeee". Melody segera melangkahkan kakinya menuju kelas Derrel.

Derrel berada di kelas XI IPS 2. Hanya melewati 2 kelas dari kelasnya XI IPS 4.

"Baby Derrel." Panggil Melody.

Melody menghampiri lelaki bernama Derrel Rainer Aarav Yang memiliki sejuta pesona hingga siapa saja yang melihatnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah tampannya bak pangeran.

"Pagi-pagi udah diapelin aja iri aku." Ujar Surya sambil memainkan alisnya.

"Ada melody, pagi cantik." Wira menggoda Melody sambil memakan permen karet lalu membuat balon.

"Pagi juga Wira ganteng tapi masih kalah ganteng sama Baby Derrel." Balas Melody dengan senyuman termanis tanpa rasa bersalah.

Melody mengalihkan tatapanya kearah Derrel yang sedang membaca buku sambil menggunakan earphone. Dengan senyum manis menghiasi. Melody melangkahkan kakinya menuju meja Derrel.

"Neng Melody sama Aa Surya aja ya, Jangan gangguin derrel, Lagi pms dia." Ucapan Surya membuat melody yang sedang menuju meja derrel menghentikan langkahnya.

"Idih ogah! Lo jelek." Melody dengan merasa tidak bersalah melanjutkan langkahnya.

"Nasib-nasib dibanding Derrel gw hanya butiran debu emang." Surya bercermin pada handphone sambil mengelus wajahnya. Devin dan Wira tertawa terbahak-bahak.

"Baby derrel." Melody memanggil Derrel dengan nada manja. Derrel menghela nafas kasar.

"Baby tau gak sih?"

"Gak tau! dan gak mau tau."  Sarkas Derrel tetap fokus membaca buku

"Jahat banget sih kamu sama aku." Derrel menatap tajam melody.

"bacot!" Melody mencebikan bibirnya mendengar umpatan kasar yang derrel berikan.

"Topi aku ketinggalan dirumah, Kalo aku ga pake topi nanti aku dijemur panas tau." Derrel mengernyitkan dahi.

"Jika topi miliknya ketinggalan, urusanya apa dengan dia?" batinnya

"Urusan sama gw?"

"Mau pinjam topi Baby Derrel. Aku gak mau dihukum gara-gara gak pake topi, Panas tau." Melody menggelayuti lengan derrel yang langsung dilepaskan secara kasar.

"Bukan urusan gw." Derrel bangkit lalu pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun.

"Derrel ih! kok aku ditinggal sih?" Melody berteriak sambil menghentakan kakinya kesal.

Melody menatap teman sekelas Derrel yang sedang menatapnya dengan iba. Namun, ada juga yang senang dan menahan tawanya karena melihat Melody yang diabaikan oleh Derrel.

"Ngapain lo semua liatin gw! Mau gw colok tuh mata." Melody berteriak galak. Membuat semuanya kembali pada kegiatan masing-masing.

"Lo pake aja punya gw." Devin menyodorkan topinya. menawarkan Melody untuk memakai topi miliknya.

"Eh, tapi lo gimana? Nanti lo dihukum lagi." Melody mengerjapkan mata menatap Devin dan topinya secara bergantian.

"Paling cuma disuruh lari, Nih ambil." Ujar devin santai.

Melody menatap topi itu. Ia cukup tergiur. Sebenarnya hukuman sudah menjadi makanan sehari-harinya selama di sekolah. Namun, ia sedang malas di hukum. Apalagi pagi ini matahari cukup terik. Sama saja bohong dia perawatan tapi panas-panasan

"Gak usah deh Devin, Makasih ya udah baik sama gw." Melody menolak topi Devin. Karena merasa tidak enak.

"Terus lo gimana?" Tanya Wira. 00Melody malah tersenyum lebar.

"Paling dihukum, Tenang."

"udah sering dihukum gw, jadi ga masalah." Mereka bertiga terkekeh mendengar ucapan Melody.

"Ah udah mau mulai upacaranya. Yuk ke lapangan nanti diteriakin sama si bapak botak" Melody mengajak ketiga cowo itu untuk segera menuju lapangan.

Tara dan Gladys menghampiri Melody begitu melihat Melody sedang bersama ketiga teman Derrel.

"Beneran nih Mel, lo gak mau pake punya kita?" Tanya Surya meyakinkan Melody untuk menerima topi salah satu dari mereka.

"Iya gak usah udah sana kalian baris hushushus." Melody mengusir ketiganya.

"Yauda. kita baris ya, dah neng melody muachh." Surya memberikan flaying kiss. Yang dibalas Melody dengan pelototan mata. Akhirnya ketiga cowo itu meninggalkan Melody bersama Gladys dan tara.

"Gimana dapat?" Tanya Tara. Melody menggelengkan kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Derrel gak mau pinjamin."

"Yauda, lo pake punya gw aja." Tara melepaskan topinya lalu memasangkanya ke kepala Melody.

"Gak usah nanti malah lo yang kena hukum." Melody mengembalikan topi milik Tara.

"nanti lo di hukum, pake aja."

"Sans kali, gw udah sering di hukum." Melody menjawab dengan santai. Tara gemas dengan sikap Melody yang satu itu.

"Gw gak papa, walaupun perawatan gw sia-sia jadinya it's ok."

"Bego!" 

"Aww sakit Gladys." Melody meringis ketika Gladys memukul kepala belakangnya.

"pokoknya kalian gak usah khawatir. Oke? Udah sana balik ke barisan, biasanya juga seneng lo berdua liat gw menderita." Melody mengusir kedua temannya.

Melody melangkahkan kakinya menuju barisan anak-anak yang tidak memakai atribut lengkap. Tempat yang sangat panas karena terkena cahaya matahari.

"Melody ikut barisan sini? kasih tempat."Kaesang  heboh begitu melihat Melody.

kaesang merupakan salah satu anggota Petrios. Meminta teman-temanya untuk memberi tempat.

"Kok lo baris disini?." Tanya Kaesang.

"Hmn iya nih gw gak bawa topi." Jawab Melody yang dibalas anggukan oleh Kaesang.

"Sering-sering aja, kan seger kalo liatin lo. Bosen gw liat tuh 2 curut."

"Enggak ah. Panas nanti kulit gw item." Mereka tertawa mendengar ucapan Melody.

"Jangan takut item mel, tenang ada Babang Kae yang bakal bayarin lo skincarean." Ujar Putra.

"Tenang beb, ada aku." Kaesang merangkul melody

"Idih geli! sana lo jauh-jauh, gak usah deket-deket gw." Melody memperingati Kaesang sambil bergeser sedikit memberi jarak diantara mereka.

"Bapak gw peng-u-saha. gak perlu gw duit lo."

"Galak." Kaesang mencolek dagu Melody

"Gw hajar lo! sekali lagi berani pegang gw." Melody memberikan kepalan tanganya ke arah Kaesang.

"Upacara pengibaran bendera akan segera dimulai harap tenang."Intrupsi itu membuat Kaesang dan kawan-kawanya berhenti menggoda Melody.

-

-

-

Upacara dilaksanakan dengan tenang dan hikmat. Tak terasa upacara sudah mau selesai dilaksanakan. Selama upacara berlangsung Melody merasa gerah. Sekali-kali Melody mengibaskan tanganya ke wajah.

"Panas ya?" Kaesang bertanya pada Melody

"Udah tau nanya lagi lo." Melody menjawab dengan nada kesal.

"Ditanya ngegas mulu cantik. Padahal niat aku baik pengen tiupin kamu, supaya gak kepanasan." Kaesang mencondongkan tubuhnya ke depan lalu meniupi Melody

"Gak perlu! tutup aja mulut lo, Bau congor." Kata Melody dengan savagenya.

"Enak aja! Cogan kaya gw bau congor, noh si yogi yang bau congor bukan gw."

"Lah napa jadi gw kae yang kena? Salah apa ya tuhan? kenapa aku selalu salah kaya mba isyana?" Yogi mengangkat kedua tanganya seperti orang yang sedang berdoa.

"Maudy bego." Sela Kaesang

"Idiot ya lo berdua. udah dua-duanya salah, ngotot lagi."

"Raisa! bukan isyana ataupun maudy tolol". Sarkas Rangga. Maudy mendengus kesal mendengar percakapan mereka.

Tidak terasa upacara berjalan dengan lancar. Dan sekarang murid yang tidak memakai atribut berada di tengah lapangan.

"Kalian sudah berapa kali bapak bilang! Pakai atribut sekolah yang lengkap!"

"Kamu! Kenapa gak pake topi yogi?" Tanya guru tanpa rambut bernama pak budiman memarahi murid-murid yang melanggar aturan.

"Topi saya pergi pak, Meninggalkan saya seperti doi yang pergi tanpa pamit." Perkataan Yogi membuat seluruh siswa tertawa.

"Topi aja ninggalin lo apalagi cewek, pantes jomblo hahaha."

"Makanya skincarean supaya glowing, gak buluk." Celetuk Rangga.

"Anjing lo ya! suka bener kalo ngomong." Tawa kembali meledak ketika Yogi membenarkan ucapan mereka.

"Udah-udah. Kamu juga melody kemana topi kamu?" Pak Budiman bertanya kepada Melody. Melody segera meredakan tawanya.

"Topi saya ketinggalan pak, Semalam udah saya masukin ke tas suwer deh pak." Melody membentuk huruf v dengan jarinya.

"Tapi topinya pas mau di pakai hilang."

"Dasar! besok-besok jangan ketinggalan, Sekarang lari keliling lapangan 10 kali dan untuk melody 5 kali."

"Bapak pilih kasih nih." Protes Rangga.

"Teganya dirimu, selalu menghukumku yang tak pernah untuk tidak bisa menghukum diriku."

"Goblok! lagu orang diganti-ganti kena hak cipta tolol." Kaesang memukul kepala Yogi.

"Kaesang mulut kamu." Pak budi menatap tajam kaesang.

"Eh iya lupa ada bapak. Bapak sih botak bikin silau jadi gak keliatan deh, Ups hehe peace pak." Kaesang menutup mulutnya.

"Kaesang hukuman kamu bapak tambah jadi lari 15 kali putaran."

"Mampus lo!" Ujar Nelody.

"Eh enggak pak, 10 kali aja udah cukup."

"peace." Kaesang membentuk huruf V.

"Melody baru pertama kali tidak memakai atribut walaupun dia tukang bikin onar"

"Tidak seperti kalian! tiap senin selalu langganan, bikin onar. lama-lama bapak bisa botak."

"Lah kan bapak emang botak. gak sadar?" pak budiman melotot ketika mendengar ucapan Melody membuat yang lain tertawa terbahak-bahak.

"Cepat laksanakan hukuman kalian!"

"Ingat kaesang! 15 kali tidak ada protes atau bapak tambah lagi."

"Sekarang kalian semua lari!"

Mereka semua melaksanakan hukumanya. Melody berlari menggelilingi lapangan sebanyak 5 kali. Nafasnya terengah-engah setelah berlari. Keringat membanjirinya.

"ternyata seru juga ya dihukum bareng sama lo pada." Mereka terkekeh mendengar ucapan melody.

"Makanya sering-sering ngelanggar aturan bareng kita, Supaya bisa ngerasain sensasinya dihukum bareng kita." Ujar Fero.

"Derrel." Melody berteriak begitu melihat derrel di lorong kelas. Mengabaikan ucapan Fero.

"Gw udah 5 putaran."

"gw duluan, ya. Bye." Melody pergi meninggalkan lapangan dan segera menghampiri derrel di koridor.

"Derrel tau aja aku lagi haus Abis disuruh lari puterin lapangan." Melody langsung merampas dan meminumnya sebelum persetujuan Ferrel.

"bukan buat lo. Ganti!" Derrel menatap tajam melody.

"Pelit banget sih sama calon pacar sendiri." Dengus melody

"Lagian. Kamu gak mau pinjamin aku topi jadi aku dihukum deh, tuh liat aku." Derrel tidak menanggapi ocehan Melody dan memilih untuk meninggalkanya.

"Derrel! aku kan lagi ngomong. Ish derrel nyebelin, Awas aja ya kamu". Teriak Melody membuat anak-anak yang berada di lorong melihat ke arahnya

"Apa liat-liat! Gak pernah liat orang cantik" Melody berbalik mengibaskan rambutnya segera melangkahkan kaki menuju ruang kelas..

-

-

-

Tbc guys

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status