Share

Chapter 2

Masa Lalu Dewa Perang Azura

 

 

Setelah keluar dari Bandara Pria tersebut menganggil taxi, dengan pakaian yang sangat santai memakai celan jens dan sebuah kaos polos di lapisi dengan sweter, walau begitu, tegak dan kekar badan nya tidak bisa di tutupi, banyak wanita yang sesekali meliriknya, dan ada juga yang tersenyum manis kepadanya, tap peria tersebut mengabaikan nya dan masuk ke dalam mobil, di dalam mobil Pria tersebut melihat sekeliling kota sudah banyak yang berubah, banyak bangunan yang baru dan juga banyak nya gedung- gedung tinggi yang menjulang tinggi memecah langit biru....

 

Sampai pada sebuah persimpangan dia teringat dengan kejadian dulu saat bertemu dengan Mare, Seorang gadis cantik yang ceria, kecantikikan yang begitu natural yang belum di hiasi denga makeup, bukan karena umur yang masih anak- anak tapi memang lah dia seperti itu tidak terbawa oleh jaman yang mana anak smp saja sudah ber makeup tebal.

 

Tapi bukan itu yang membuat hatinya tetarik, melainkan kebaikan dan tetulusan hati nya yang mau berteman dengan siapa saja tanpa memandang setatus dan derajatnya.

 

Tiba lah dia di sebuah tempat yang tak asing baginya, setelah membayar taxi, dia berjalan ke atas sebuah bukit disana terdapat sebuah rumah yang terlihat kumuh dan hampir roboh karena sudah lama tidak di tinggali, tapi sedikit Pria tersebut tercengan adalah dimana di sekitar rumah masih terlihat bersih dan rapi tidak ada tanaman liar yang tinggi, setelah dia tinggalkan selama kurang lebih 10 tahun.

 

" 10 tahun yang lalu aku tidur di rumah kayu ini tidak ada yang akan peduli jika aku hidup atau mati " Gumamnya dalam hati

 

Dia berjalan melihat-lihat rumah itu tiba lah dia di belakang rumah dia melihat sebatang pohon pepaya yang masih tumbuh dengan buahnya yang banyak dan ada juga beberapa buah yang beserakan di atas tanah, dia memetik buah pepaya itu dan mengigitnya sembil mengunyah buah pepeya itu tanpa dia sadari air matanya mulai menetes di pipi.

 

Waktu pertama dia datang ke rumah itu, dia hanya bisa makan buah pepaya itu hanya untuk bertahan hidup, sampai buah pepaya yang dulunya banyak pun habis. setelah habis dia pun hanya bisa mencari makan dari sisa orang- orang di jalan, Yah... anak umur 10 tahun mana bisa untuk bekerja mencari uang, hanya keputusasaan dan pasrah pada keadaan dan takdir.

 

Sampai pada satu kejadian yang merubah hidupnya menjadi penuh semangat dia bertemu dengan Mare gadis cantik yang ceria. Mare Tian, Dia adalah anak kedua dari keluarga Tian Ayahnya bernama Berto Tian.

 

Hari berganti hari, bulan bergati bulan tahun berhati tahun, waktu tidak terasa Sembilan tahun telah berlalu, dengan keberaniannya dia mencoba melamar Mare kepada Ayahnya, Ayah Mare tidak menolak lamarannya, tapi memberikan 1 syarat, bahwa dalam 1 tahun, dia harus masuk ke Kemiliteran dan mempunyai jabatan minimal Letnan. Akan tetapi pencapaiannya sangat lah bagus dalam 1 tahun dia sudah bisa menjabat sebagai kapten, karena itulah keluarga Tian bisa naik satu tingkat ke keluarga kelas satu. Akan tetapi 2 bulan sebelum pernikahannya dia dihadapkan dengan tugasnya yaitu pergi ke medan perang.

 

 

Yah,... dia adalah Darco atau bisa di sebut " Jendral Perang Azura " .

 

Yang sangat di takuti di dunia, Dia masihlah sangat muda baru berumur 25 tahun. hanya beberapa orang yang masih hidup, yang pernah bertemu dengannya, tidak lah mudah perjalanan yang dia jalani untuk mencapai itu semua.

 

Sekitar lima tahun yang lalu dia membentuk sebuah pasukan yang di beri nama " Pasukan Azura " yang menggemparkan dunia, sebuah pasukan yang tidak pernah kalah di medan perang.

 

……

 

 

Darko mendekat ke pohon pepaya tersebut, dia berjongkok dan menggali tanah di dekat pohon itu, tidak terlalu dalam dia menemukan sebuah kotak dan membukanya, itu adalah sebuah kalung giok berwarna biru dengan bertuliskan Nama Mare Tian, itu adalah tanda sebuah ikatan yang dia buat dulu dengan kekasihnya Mare Tian, Sebelum pergi untuk berperang dia menyimpan nya di dekat pohon itu.

 

Dia membersikan nya dari debu dan memakai kalaung giok tersebut, sebelum dia pergi dari rumah itu dia melihat sekeliling pemandangan yang sangat indah, kemudia Darco mengeluarkan ponselnya dan mulai menelpon Jack Damier.

 

" Jack tolong siapkan sebuah ruangan di Wayfair Mountain, aku akan menuju kesana tiga jam lagi ...." ucapnya setelah telpon tersambung.

 

" Baik, Tuan Almer... " Jawab jack dengan sopan,

 

" Tuan... Tuan sedang berada dimana? apa perlu saya kirim mobil untuk Tuan? " Lanjutnya

 

" Tidak perlu, aku ingin berjalan- jalan sebentar, Sambil mencari sesuatu ". Jawab Darco sambil mematikan telpon nya

 

Setelah panggilan selesai kemudian Darco menelpon Rizel, " Rizel, siapkan pertemuan 3 jam lagi di Wayfair Mountain, Jack sudah mengatur semuanya di sana, jangan membuat sesuatu yang mencolok ".

 

" Siap Jendral " Ucap Rizel dengan tegas.

 

Setelah Rizel menerima tugas itu dia pun menelpon 8 orang lain untuk berkumpul 3 jam kemudian.

 

Darco berjalan menuruni bukit meninggalkan tempat itu.

krouk..~

Terdengar suara perut menandakan lapar,

" Setelah perjalanan jauh perutku belum di isi, sabar sebentar yah cacing dalam perut, kita cari makan di sekitar sini, dulu ada sebuah tempat makan yang enak di sini" gumam nya dalam hati.

Berjalan cukup lama dia tidak menemukan tempat makan yang dia cari. " Dulu ada di sekitar sini tempatnya kenapa sekarang berubah jadi begini?" berpikir dalam hati sambil melihat-lihat sekira.

Tak lama terdengar ada dua mobil yang berhenti di dekat nya dan keluar beberapa orang dengan stelan berjas rapih dan beberapa wanita dengan bergaya modis, tapi ada satu wanita yang terlihat norak karena ber make-up tebal serta di bagian bibir berwarna merah, yah bisa di bandingkan dengan sama seperti boneka dakocan.

mereka berjalan di Pimpin oleh seorang yang berpakaian paling rapi, Sambil menahan tawa karena melihat wanita itu Darco mencoba bertanya kepada orang yang paling depan

" Maaf kalau boleh tau tempat apa ini?"

" Apa kau tidak bisa membaca tulisan itu " jawab salah seorang yang berada di belakang dengan nada yang aga sedikit kesal

" Bukan tidak bisa membaca tapi tulisan nya aneh? " Jawab Darco dengan polosnya.

" ini adalah restoran mewah di sekitar sini " jawab salah seorang lain dengan wajah sedikit merendahkan

" Kamu tidak akan bisa bayar kalau makan di tempat ini " Lanjutnya

" Oh.... bukan nya dulu di sini ada sebuah warung makan yah? " Tanya darco lagi.

Orang yang paling depan berkata dengan sopan " Maaf... Tuan kalau boleh saja jelaskan, memang di sini dulu ada sebuah warung makan tetapi sekitar 4 tahun yang lalu warung itu kebakaran, dan menewaskan semua pekerja yang ada di sini, dan baik nya pemilik warung ada yang berhasil selamat, tak lama dari situ ada sebuah perusahaan yang mau mendanai pemilik warung itu karena memang makanan di sini rasanya cukup enak "

" Oh begitu... Terima kasih " jawab singkat Darco

" Apa Tuan juga mau makan di tempat ini? " Jawabnya kembali.

" Mau... Saya Darco Almer " sambil menyerahkan tangan nya untuk berjabat tangan, Darco cukup tertarik karena dia sangat lah sopan.

" Hey... kau apa kau bisa berkenalan dengan siapa saja seenak nya? " bentak wanita yang terlihat norak itu.

" ini adalah Tuan muda dari keluarga Lage, Jhoni Large "

" Hmmm "Dengan wajah bingung Darco harus menjawab apa.

Kemudian Jhoni Large melambaikan tangan nya dan berkata: "Saya Jhoni Large kebetulan saya juga mau makan di tempat ini, kalau mau Tuan Almer bisa bergabung dengan kami, karena kalau mau makan di sini minimal harus memesan ruangan satu hari sebelumnya "

Dengan sikap yang baik nya itu dan juga berpendidikan Jhoni Large mencoba melihat situasi karena di lihat dari postur tubuh Darco dia terlihat seperti orang dari Divisi Perang, terlihat walau pun berbadan kecil tetapi penuh dengan otot yang berisi.

Darco hanya bisa mengangguk karena bagaimana pun dia sudah sangat lapar, tidak mungkin mencari tempat makan lain, dan itu pun kalau ada.

setelah mereka memasuki ruangan makan sambil menunggu makanan datang, Jhoni Large pun membuka pembicaraan.

 

" Tuan Almar... kalau boleh tau anda berasal dari mana tampaknya anda sangat asing dengan tempat di sini, dan saya juga baru pertama melihat anda di sekita sini?"

Dengan bingung Darco harus menjawab apa, tidak mungkin dia untuk mengungkap kan identitas dia yang sebenar nya.

 

"Saya dulunya adalah seorang Prajurit Militer akan tetapi 5 tahun yang lalu saya di tugaskan ke medan Perang tetapi semua pasukan yang di kirim di bantai habis oleh musuh, hanya saya Seorang yang bisa selamat dan berhasil melarikan diri ke hutan" jawab Darco.

Dia mengingat kembali kejadian itu, yah mungkin hanya sampai situ yang bisa dia jelaskan kepada orang lain untuk saat ini.

 

"Saya baru kembali ke kota hari ini jadi semuanya tampak asing" lanjutnya.

 

"Kalau boleh tau rencana Tuan ke depan nya apa ?" tanya Jhoni Large, Dia berpikir, Darco adalah orang militer mungkin bisa dia rekrut untuk menjadi pengawalnya dengan pengalaman di medan perang pastilah dia mempunyai kemampuan dan kekuatan, tetapi pikiran dan kenyataan selalu lah berbeda.

 

"Aku mungkin akan mencari seseorang yang dulu sempat aku tinggalkan, karena tugas itu" Jawab Darco

 

"Siapa yang anda cari? mungkin saya mengenalnya"

 

"Mare.... Mare Tian" Jawab Darco Dengan wajah penuh kerinduan kepada ke kasihnya itu.

 

Jhoni Large pun sedikit terkaget mendengar marga Tian tetapi dia berhasil menutupi ke kagetan nya itu dan berkata: " Mare Tian.... apa dia putri dari Berto Tian?"

 

"iya" Jawabnya

 

Jhoni Large pun teringat kejadian sekitar 4 tahun yang lalu tetapi dia tidak bisa memberitahukan nya kepada Darco. takut Darco emosi setelah mendengar sebuah kenyataan pahit.

 

Makanan yang di pesan pun sudah datang, mereka lanjut makan, " Tuan kalau di masa depan Tuan memerlukan bantuan saya, Tuan jangan sungkan" Jhoni Large berkata sambil menyerahkan kartu namanya.

" Tuan untuk apa berteman dengan dia yang tidak jelas masa depannya" Berkata salah seorang yang di bawa Jhoni Large dengan pelan namun bisa di dengar oleh Darco karena cukup sepi di dalam ruangan itu.

belum sempat Jhoni Large menjawab,

 

Boom... terdengar suara benturan keras dari luar ruangan...

 

……

 

Terima kasih sudah membaca novel "Dewa Perang Azura ".

Jika ada kesalahan dalam cerita baik dari segi bahasa dan tulisan, mohon berikan kritik dan saran nya di kolom komentar.

jangan lupa untuk memberikan

 

...Like...

...Rate...

...Gift...

...Klik Favorit biar tidak ketinggalan update....

...Terima kasih...

...R. AZK**...

* Baru up lagi maaf yah

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status