Share

Perdebatan di meja makan

Bukannya takut, Jia malah terlihat tidak peduli. Ia bahkan terus mempertahankan ekspresinya yang memandang remeh Revandro, "oh, aku jadi penasaran. Apakah yang akan kau lakukan jika kesabaranmu itu habis?"

"Kau cukup mengenalku Jia. Kau tahu apa yang bisa kulakukan padamu,"

"Membunuhku, kah?"

Revandro bungkam tidak menjawab, matanya menubruk retina terdalam Jia yang tampak api kobaran amarah yang semakin besar di sana.

Berikutnya ia menunduk, menjatuhkan pandangannya pada jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Sudah waktunya, kegiatan inti yang harus ia lakukan sebelum malam semakin larut.

Bangkit dari posisinya, merapikan jasnya. Sorot mata Revandro yang tajam menenang, "berdiri. Ikut aku," katanya dengan nada tenang.

"Kalau aku tidak mau, bagimana?"

"Kau ingin kuseret Jia sayang?"

"Dasar tidak waras, begitukah caramu membuatku jatuh cinta padamu?"

Revandro tersenyum lembut penuh arti, "aku tidak peduli, mencintaiku adalah pilihanmu jika tidak ingin terus menjadi tawanan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status