Share

23 JANGAN-JANGAN AMNESIA

23 JANGAN-JANGAN AMNESIA

Hujan sangat deras. Di rumah tidak ada siapa-siapa. Saat-saat ibu meninggal muncul dalam ingatanku. Saat itu juga hujan turun dengan deras. Hanya suara hujan dan petir yang menjadi saksi kepergiannya.

Aku berlari keluar sekencang mungkin. Kenapa jadi begini, kenapa harus begini? Ibu, aku merindukanmu. Bisakah kita bertemu secepat mungkin.

Nafasku terengah-engah di tengah derasnya hujan dan jalan yang menanjak. Beberapa kali aku terjatuh.

Lampu-lampu kota terlihat dari atas bukit tempatku berdiri saat ini. Bu, aku ingin pergi sama seperti ketika kau pergi saat itu. Maafkan aku bu, aku benar-benar merasa malu akan sikapku selama ini.

Aku maju perlahan, melihat kilauan lampu yang seolah ikut menertawakan kebodohanku. Saat sudah di tepi tebing, kakiku terpeleset karena tumpukan tanah yang licin dan aku kehilangan keseimbangan. Seseorang menarik tanganku dan memelukku dengan erat.

“Jangan lakukan itu. Jangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status