Share

Part 102

Sungguh reaksi itu tak sedikitpun sesuai dengan apa yang aku bayangkan. Dia tampak tenang seolah itu bukanlah berita mengejutkan. Akupun terheran, kenapa dia sama sekali tak merasa marah dan menuduhku sebagai penghianat.

"Bahkan tukang somay di ujung Kompleks pun menyadari kalau kalian bukanlah keluarga," ketusnya. "Kau saja yang bodoh dan tak berperasaan. Yang saat itu kau lihat hanya Andar, Andar dan Andar saja."

Lagi, Hana orang kesekian yang dapat melihat tentang bagaimana perasaan Paman terhadapku. Kemana saja pikiranku selama ini. Kenapa Paman tak pernah berterus terang hingga harus berakhir dengan cara seperti ini.

"Setelah semua yang terjadi, kau ingin putus begitu saja?"

"Terima kasih karena selama ini tak pernah marah kepadaku, Han," ucapku tulus.

"Kuberi kau waktu untuk cuti. Selepas itu, kembalilah bekerja. Kau terlalu tua untuk menunda-nunda wisudamu lagi."

**************

Ayah benar. Hubunganku dengan Paman tidak sedang baik-baik saja. Suasana m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status