Share

Part 22

Hingga kini, keluarga kami harus hidup berantakan seperti ini. Akankah dia bisa hidup dengan tenang setelah melihat akibat dari perbuatannya waktu itu?

"Sarah ingin memperkenalkan seseorang pada Ayah. Boleh?" Aku terpaksa mengalihkan pembicaraan. Rasa sesak menyelimuti ketika membicarakan orang itu.

"Siapa? Andar?" Wajah Ayah terlihat ceria.

"Ayah tidak keberatan?" Aku mencoba mengukir senyum.

"Kau menyukai pemuda itu? Ini pertama kali kau mengenalkan seorang pria pada Ayah."

"Itu karena Sarah belum menemukan pria yang lebih baik dari Ayah."

"Bukannya aku yang pertama, Bang?" Paman tiba-tiba muncul dan menyela pembicaraan kami.

Aku dan Ayah saling berpandangan. Kemudian menahan tawa melihat sikap Paman.

"Pria, Paman. Pria!" tegasku.

"Jadi kau pikir aku apa?" Dia berdiri menyandar di depan pintu sambil menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Seorang pria dikatakan pria tak hanya berdasarkan jenis kelamin dan penampakan, Paman. Tapi soal sikap dan kebiasaan. Benar kan, Ayah?" led
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status