Share

Part 48

Pemuda dengan dahi tertutup perban itu terus saja berjalan melewati meja demi meja yang biasanya dia singgahi. Aku membuang pandangan begitu dia sampai di depan meja kasir menatapku dengan tatapan sendu. Dan memang tempat inilah satu-satunya tujuannya.

"Kau baik-baik saja?" suara itu seperti tanpa merasa berdosa berucap kepadaku. Aku hanya bergeming tak menjawab.

"Bisakah kita bicara dengan tenang sekarang?" lagi, kata-kata itu terdengar seperti memaksa di telingaku.

Aku bangkit dan berdiri, melangkah untuk menghindari pertemuan kali ini dengannya. Namun belum sempat aku menjauh, seperti sudah terbiasa dia langsung menarik paksa tanganku agar tak lagi meninggalkannya.

"Jangan pergi!" pintanya.

"Kau yang pergi! Aku tak sudi lagi melihat wajahmu!" aku mencoba menepiskan pegangan itu. Seperti sudah membaca reaksiku, diapun mempersiapkan diri menguatkan pegangannya.

"Lepaskan!" aku mulai memberontak.

"Aku tidak ingin lagi melepaskanmu," genggamannya semakin terus mengencang saat ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status