Home / Romansa / DIA BUKAN ANAKMU, BOSS! / 26. Keputusan Bodoh

Share

26. Keputusan Bodoh

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2025-04-08 23:52:06
"Hentikan itu, Ryan! Hentikan!"

Ryan terkejut dengan bentakkan Titi, ia sudah kelewat batas memang.

"Keluar dari sini, sekarang juga!" perintahnya tegas.

Ryan pun tak punya pilihan lain selain pergi dari sana.

Ia benar-benar shock dengan kenyataan itu, tapi sekaligus bingung dengan jalan hidupnya selanjutnya.

Sementara di Club tempatnya bertemu dengan Tristan, Tristan mengatakan kalau ia sudah tau soal ayah dan ibu kandung Sifa.

"Kenapa lo gak cerita?"

"Ada batas, Bro. Titi al ngizinin gue buat cerita."

"Anjir, gue kayak orang tolol banget! Selama ini, gue gak bisa nemenin Titi di masa-masa sulitnya!" umpat Ryan pada diri sendiri.

Tristan hanya bisa diam, menatap sahabatnya dengan prihatin.

Setelah Ryan tenang, barulah Tristan mengajaknya bicara untuk pembahasan yang lebih serius.

"Sebenernya gue juga nggak tau harus gimana. Gue merasa prihatin sama fakta kalau lu harus nikah sama orang yang nggak lu suka. Gue tahu pasti itu berat banget, tapi kalau dipikir-pikir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   72. Lamaran

    Meski Ryan memikirkan apa yang dikatakan oleh Nenek Asih, ia masih bisa menjalankan rencananya dengan baik sampai tuntas. Tetangga Titi menghadirinya dengan antusias seperti biasa. Di Desa, meskipun mulut orang-orangnya julit tapi, dalam hal gotong royong mereka nomor satu. Jadi, ada plus minusnya. Titi menggunakan kebaya berwarna Baby Blue dengan bawahan batik hitam dengan motif yang memadukan warna Baby Blue juga. Lalu ada selendang yang senada dengan bawahannya.Ryan sendiri memakai celana kain hitam, baju batik panjang berwarna senada dengan bawahan Titi karena memang ia yang membeli, sepaket alias couple paket.Selama acara inti, Titi diikat dengan cincin yang mungkin tidak ada orang yang tahu kalau cincin itu harganya bisa untuk membeli mobil Fortuner, sekitar 500 sampai 700 juta.Asumsi mereka, karena acaranya sederhana seperti orang-orang biasa, mungkin cincin yang digunakan juga sekitaran 2 sampai 4 juta.Namun, mereka salah. Bahkan, Titi sendiri tidak tahu harga asliny

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   71. Cah Bagus

    "... tanpa saya ngomong kayak gini juga, saya sudah yakin kalau Nak Ryan memang sosok yang cocok untuk Titi. Apalagi kalian pernah bersama dan akan sangat mudah untuk mengerti satu sama lain." Ryan tersenyum lebar dan merasa malu. "Terima kasih, Pak," ujarnya. "Ya, ngomong-ngomong nanti kita akan berkunjung ke tempat Pak RT untuk izin tinggal. Karena kamu nggak mungkin kan cuma lamaran langsung pulang?" "Sepertinya saya akan langsung pulang Pak karena mengurus beberapa pekerjaan, tapi setelahnya saya akan kembali ke sini, sekaligus menikahi Titi." "Mungkin Titi yang akan tinggal di sini selama sebulan." "Oke... kita berkunjung ke tempat Pak RT untuk membicarakan soal rencana lamaran juga, rencananya yang sederhana kan?" tanya Adi. "Ya seperti pada umumnya, Pak. Tapi karena waktunya singkat mungkin saya bisa di sini seminggu saja. Apakah nggak papa, Pak?" "Kalau kamu bisanya cuma seminggu, ya coba bapak cari yang cepet." "Terima kasih, Pak." "Sama-sama," ujar Adi. "

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   70. Wejangan Calon Manten

    "Itu artinya saya belum berusaha dengan baik demi keluarga kami," jawab Ryan tegas. Adi terkekeh mendengarnya, lalu menyeruput kopinya dan menatap hamparan sawah dengan tatapan kosong. "Tidak seperti pemuda sekarang yang terus menyalahkan istrinya atas kegagalan pernikahan mereka?" "Maksudnya?" "Dalam pernikahan kalau dalam Islam, suami adalah Qawwam yang berarti pemimpin, pembimbing, penyangga (tiang), dan pelindung. Ada makna lain tapi ini yang akan Bapak jelaskan ke kamu," ujar Adi. Ryan pun mengangguk dengan sorot mata antusias. Sebagai member baru dalam Islam, ia berusaha mencari sebanyak-banyaknya informasi tentang agama di dalamnya. Meski ia sudah lama mempelajarinya, ternyata ia tetap belum mencapai pengetahuan mendalam, otu wajar tapi ia jadi mengerti. Dulu sebagai pihak eksternal, ia mungkin melihatnya dari luar, sekarang ia sudah menjadi internalnya yang seolah bisa menyelam ke dalamnya. Ada terlalu banyak informasi yang belum ia serap, dan ia bersyukur kare

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   69. Ryan Calon Terbaik

    "Nanti Bapak sendiri ajalah yang tanya," ujar Adi akhirnya pergi. Titi, Marni, dan Melati merasa lega karena Adi sudah pergi. Keberadaannya sangat menegangkan, sosok yang lembut tapi, juga tegas secara bersamaan Sebenarnya, baik Titi ataupun Melati, keduanya sama-sama sudah mendapatkan role model suami perbaiki dari Ayahnya. Namun Melati ternyata salah langkah, dan ceroboh dalam membawa diri, sehingga harus mengalami semua itu. Sementara Titi, ia hampir berniat tidak akan menikah tapi, akhirnya takdir mempertemukannya dengan Ryan yang justru malah mengejarnya, ketika ia tidak menginginkan seorang pria ada di sisinya. Adi menemui Ryan yang sedang menggendong Sifa yang tertidur di belakang rumah. Belakang rumah itu langsung berhadapan dengan sawah, tapi bukan milik Adi, tapi milik orang lain. Sawah milik mereka tempatnya jauh dan yang pasti, mereka menggunakannya dengan baik. "Suudah tidur?" tanya Adi pada Ryan. Ryan yang tadi menepuk-nepuk punggung Sifa dengan halu

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   68. Anak Melati

    "Jadi anak ini, anak kandungmu?" tanya Adi dengan raut kaget. Sifa sendiri yang ditatap begitu langsung takut dan memeluk Titi. "Pak, jangan kayak gitu ah... Sifa jadi takut," ujar Titi. Adi pun langsung mengangguk, sementara itu Ryan mendekati Sifa dan mengajaknya keluar, agar keluarga itu bisa bicara dengan leluasa tanpa menakut-nakuti anak kecil tidak bersalah itu.Kl"Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Adi.Hal itu membuat ruangan yang minimalis itu, menjadi sunyi.Bangunan rumah itu seperti bangunan di desa pada umumnya luas tetapi, ditinggali oleh orang yang tidak kaya.Artinya mereka mungkin punya tanah di mana-mana dan rumah yang luas tapi, bukan berarti mereka memiliki uang banyak, sehingga mereka hanya bertahan hidup dari hasil panen mereka sendiri.Meskipun mungkin orang-orang Desa ini lebih Seattle karena mereka ada di posisi di mana--jika mereka kehabisan beras mereka bisa memiliki hasil panen. Tidak seperti orang kota, mereka benar-benar harus membeli semua bahan makana

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   67. Kampung Halaman

    Di sepanjang perjalanan, Ryan duduk di jok depan di samping sopir. Sementara Titi, Melati dan Sifa di jok tengah. Jok belakang untuk membawa barang-barang yang akan jadi bahan lamaran untuk Titi, dan di atas mobil ada barang bawaan mereka semua. "Ma, kita mau ketemu Kakek dan Nenek?" tanya Sifa semangat. Ia memeluk boneka beruangnya dengan alami, karena itu boneka kesukaannya bahkan saat tidur ia membawanya. "Iya, Sayang. Pasti kamu gak sabar kan, kan?" tanya Titi sambil menggoda. "Iya, Ma! Akhirnya aku bisa cerita sama temen-temen baru aku tentang kampung halaman, soalnya sebelumnya aku diejek karena gak punya cerita," ujar Sifa. Hal itu langsung membuat Melati dan Titi tertohok, keadaan mereka yang tidak memungkinkan membuat Sifa terlantar. Melihat situasinya yang tegang, Ryan pun mengajak Sifa untuk mengobrol hal dan membuat suasana kembali seperti semula.Ia tahu kalau perbincangan itu sangat sensitif bagi Melati dan Titi, jadi ia mencoba untuk menengahi.Tiba jam 22.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status