Dini hari itu, semua pengawal Jack memeriksa sekeliling kebun, mencari jika ada orang tak dikenal menyusup masuk ke tanah itu. Sementara Tom, ditemani Jack memeriksa sepotong kebun anggur yang mereka tunggu masa panennya.Tanaman anggur itu basah oleh sesuatu. Tom membauinya dan menggeleng lesu. “Ini bahan kimia, Jack. Kebun ini kembali diracuni. Persis dengan hari itu saat aku memeriksa kebun yang di sana. Dalam dua hari, semua tanaman menguning.“Berarti pesawat tadi yang menjatuhkan racun ke kebun kita. Apakah waktu itu juga diracuni dari pesawat?” tanya Jack.“Aku tidak tahu tentang pesawatnya. Tapi saat pagi aku mencium aroma bahan kimia yang kuat. Lalu semua tanaman mati bergitu saja,” jelas Tom.“Mungkin kalian hanya tidak mendengar suara pesawat kecil karena tertidur nyenyak,” duga Jack. Tom mengangguk.“Apa kau masih bisa menyelamatkan semua tanaman ini?” tanya Jack. Tom menggeleng lemah.“Maafkan aku, Jack. Meskipun kita siram semua tanaman dan racunnya tak tercium, siapa ya
Jack menimbang sejenak ajakan ayahnya. “Aku tidak tahu ini baik atau tidak. Pria tua itu sudah melemparku keluar rumah!” Jack merujuk pada kakeknya.“Kita bertemu di luar,” tawar ayahnya.“Kapan?” tanya Jack.“Hari Minggu ini. Nanti kukirim alamatnya.”“Oke!”Sambungan telepon itu terputus. Jack hanya memandangi ponselnya. “Apa yang ingin dibicarakannya? Setelah sekian tahun berlalu. Kenapa baru sekarang dia meneleponku? Bagaimana dia mendapatkan nomorku?” pikirnya.Mobil mereka akhirnya sampai di markas besar para tentara. Jack disambut oleh Hunter di pintu masuk.“Apa ada hal baru?” tanya Jack.“Selalu ada hal baru di sini.” Hunter tersenyum. Keduanya berjalan menuju ruang kerja Jack.Hunter dan Nyonya Smith sudah menyusun semua laporan kerja mereka di meja Jack. Jack langsung duduk dan membaca semua laporan. Nyonya Smith masuk mengantarkan minuman untuknya.“Oh … dana sudah turun? Apakah sudah kalian teruskan pada kontraktor yang akan merenovasi?” tanya Jack.“Begitu ijin dana turu
Sore itu di ruang kerja Jack, Nyonya Smith sudah berdiri dari duduknya. Dia telah selesai dengan laporannya dan mendapat ijin pulang. Tinggat Hunter dan Jack yang ada di ruangan.“Apa masih ada yang lain?” tanya Jack.“Tak ada.” Hunter ikut berdiri. Pekerjaan mereka sudah selesai hari itu. Hasil dari keputusna hari ini mungkin baru akan terasa besok.“Berhati-hatilah, Jack. Mereka tak akan tinggal diam.” Hunter mengingatkan.“Hemm … kalian di sini juga harus berhati-hati. Bersabarlah. Aku ingin semua ini cepat berakhir, agar kalian bisa hidup lebih tenang,”ujar Jack.‘Jangan khawatirkan kami,” kata Hunter.“Aku yang mengajak kalian ke sini.” Jack bersikeras.“Baik, akan kukatakan pada mereka semua pesanmu.” Hunter tak ingin membantah.Jack pulang bersama dengan asistennya. Dia sedang menunggu pesan dari ayahnya yang mengajak bertemu tadi pagi. Tapi hingga petang, belum ada pesan masuk untuk mengatakan lokasi pertemuan mereka nanti. “apa dia berubah pikiran? Apa yang mau dibicarakannya
Jack dan ajudannya keheranan dengan kesimpulan yang dibuat petugas polisi yang memeriksa mereka berdua.“Apa Anda tidak mendengarkan pernyataan saya, bahwa mereka mengejar dan menembak kami lebih dulu? Kalau tidak, maka saya tidak akan membalas!” bantah Jack.“Itu kan pernyataan Anda saja. Semua harus dikonfirmasi lebih dulu dengan pihak lain yang Anda tuduh!” Polisi itu bersikeras. Dia bergerak mendekati Jack, untuk menahannya.Ned sang ajudan, segera maju menghalangi. “Jangan soba-coba! Kami mau petugas yang lebih tinggi dari Anda untuk memeriksa kasus ini!” ujarnya tegas. Dia jelas tidak mempercayai petugas polisi itu.“Itu bentuk penghinaan!” kata polisi itu marah.“Jenderal!” Hunter sudah tiba di sana dengan beberapa orang anggotanya dan juga pengacara.“Apa Anda baik-baik saja?” tanya Hunter.“Harusnya baik-baik saja, sampai petugas polisi ini ingin menahanku!” kata Jack sambil menggelengkan kepala. Hunter memperkenalkan pengacara yang dibawanya.“Ini Stefano Gerald. Pengacara y
Keesokan hari, polisi setempat mendapat laporan penemuan mayat tak dikenal dipinggir jalan. Melihat ada begitu banyak bekas suntikan di lengan dan sebuah alat suntik kosong di dekatnya, polisi dengan cepat menetapkan bahwa itu adalah kasus over dosis. Kasus lalu ditutup dan hanya akan disiarkan oleh televisi selama beberapa waktu, agar orang yang mengenalnya datang dan mengambil mayatnya di kamar jenazah.Di kantornya, Jack menyerahkan berkas rotasi jabatan pada Nyonya Smith. “Bisakah semua itu selesai sebelum makan siang?” tanya Jack.“Bisa!” Nyonya Smith mengangguk. Jack percaya bahwa wanita itu bisa. Dia sangat cekatan.Siang itu, Jack memeriksa kemajuan kerja kontraktor yang diajukan oleh Hunter. Dibawah pengawasan Wolf, semua berlangsung dengan cepat. Tak lama lagi para prajurit itu bisa beristirahat dengan tenang di barak.“Aku ingin segera menyelesaikan semua urusan di sini, agar kalian bisa mengambil libur beberapa waktu.”Hunter dan Wolf saling pandang. “Bagiku pribadi, Bera
Mandy meragu sejenak dan bertanya dengan wajah takut. “Apakah gaji saya akan naik, Jenderal?”Pertanyaan itu tak diduga Jack. Dia bertanya dengan serius. “Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana pengaturan Nyonya Smith tentang gaji. Tapi, kalau boleh aku tahu, apa yang membuatmu khawatir soal besaran gajinya?”Jack melihat Nyonya Smith sudah memainkan tablet di tangannya. Jack membiarkan Wanita paruh baya itu mencari tahu besaran gajji Mandy.“Ayah saya sakit-sakitan. Sementara Ibu sudah tua. Adik saya masih kuliah. Jadi, praktis biaya hidup kami tergantung pada gaji itu. Jika berkurang, maka kasihan ibu saya untuk mencukupinya,” jawabnya dengan wajah makin menunduk dalam.Jack menghela napas mendengar keluhannya. Diliriknya Nyonya Smith yang tersenyum samar. “Bagaimana Nyonya Smith?”Wanita itu menunjukkan daftar gaji seluruh pegawai di markas besar itu. Sebagai sekretaris teringgi, dia punya akses untuk besaran gaji semua staf sipil dan militer.“Katakanlah padanya,” ujar Jack.Nyonya S
Maka empat orang maju bersama dan memperhatikan tangkapan mereka hari itu. “Kau jangan buru-buru mati. Sudah beberapa hari kami tidak berlatih. Jika tak kuat, pingsan saja, jadi kami tak perlu mendengar suara teriakanmu saat dipukuli!”Orang itu sudah tak sanggup mendelik atau pun berteriak marah seperti sebelumnya. “Kalian mau apa?” tanyanya terbata dan napas tersengal. Dia merasa dadanya sangat sakit, bahkan sekerdar untuk menghela napas. Mungkin ada tulang rusuk yang patah di dalam.“Kami hanya mau berlatih, seperti yang diperintahkannya!” Orang itu melotot ngeri.Para prajurit itu mulai memukul dan menendanginya lagi. Tak lama orang itu kembali pingsan.“Cukup!” Bill, ajudan Jack yang lain, masuk dan menghentikan permainan mereka. “Bawakan air untuk menyadarkannya!”Dua orang prajurit keluar dan tak lama kembali dengan dua ember penuh air. Setelah mendapatkan ijin, air itu pun disiramkan ke tubuh pria itu agar dia sadar kembali. Dua ember air berhasil membuatnya kembali sadar. Den
Jack menatap tajam pria yang kakinya bergetar menahan rasa nyeri itu. “Apa kau kira aku tidak mengingat saat kau menodongkan pistol dan menembakku di jalan sana? Aku masih punya bukti yang kalian tinggalkan di jalan waktu itu. Hanya tinggal waktu hingga seluruh organisasimu kubongkar!”“Cuih!” Orang itu meludahi Jack dan mengenai wajahnya.Melihat itu, Falcon bergerak cepat hendak membereskannya. Tapi tangan Jack menahannya. Dengan tenang Jack membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang diberikan Wyatt.“Kau kira siapa dirimu! Kau hanya tidak tahu siapa pimpinan tertinggi kami. Kau dan seluruh perkebunan ini akan dilumatnya! Bahkan sebelum kau bisa menginjakkan kaki ke markas besar kami!”“Sepertinya kau sangat ingin mati. Tapi itu tak akan kulakukan. Aku akan membiarkanmu melihat bagaimana kau menghancurkan organisasimu sendiri, hingga mereka lah yang akan mengejarmu hingga ke ujung dunia!”“Hah! Teruslah berlagak!” tantang orang itu.Jack menghubungi Lion yang ditugaskannya untuk