Share

DSDAT-2

last update Last Updated: 2025-06-23 19:11:25

POV 3

Richard terdiam karena dia sendiri pun tidak tahu bagaimana harus bersikap.

Sementara itu, sosok wanita di sampingnya justru berdecih sinis kembali. Hanya terdengar suara desau angin yang mempermainkan anak rambut keduanya.

Richard mematikan puntung rokok yang tersisa separuh. "Aku harus kembali," ujarnya bersiap berbalik arah.

"Apa kamu memaafkannya?" Pertanyaan itu membuat langkah Richard terhenti.

Wajahnya terlihat gamang, seolah-olah enggan menjawab pertanyaan tersebut. "Bukan urusanmu," sahutnya kemudian setelah jeda beberapa saat, kembali mengayunkan langkah bersamaan dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana.

"Cih! bilang aja masih belum move on! Dasar gamon!" gerutu wanita itu, mencibir. Tatapannya terus tertuju pada punggung tegap yang perlahan lenyap di ujung belokan. Lalu, kembali menatap ke arah air danau. Hela napas pendek terdengar setelahnya, "padahal Dia udah nin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT-4

    Alisha akhirnya membuka mata keesokan harinya. Wanita itu merasakan sedikit perih. Ia lantas menoleh dan mendapati jarum infus kembali terpasang di punggung tangan kanan juga selang oksigen terpasang di hidung. Lalu menoleh ke sekeliling ruangan dan menyadari jika dirinya masih berada di tempat yang sama. "Apa kamu tidak berniat untuk keluar dari rumah sakit, sehingga membuat drama jelek seperti ini?!" Teguran sarkas terdengar, membuat Alisha menoleh dan mendapati seorang pria tampan yang kemarin malam menemaninya, kini tengah duduk di sofa, bersandar dengan gayanya yang arogan. Masker tidak terpasang di wajahnya, sehingga Alisha bisa melihat bibir tipis berwarna coklat itu tengah menyunggingkan senyum sinis. Pria itu bahkan menatapnya tajam. Terlihat kesal sekaligus gemas. "Siapa Kamu?" Alih-alih menjawab pertanyaan, Alisha justru balik bertanya. Ia perlahan beringsut duduk dan bersender dengan bantal sebagai penopang. "Kamu tidak per

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT-3

    Richard duduk di balkon kamarnya bersama sebatang rokok yang ia jepit di antara jari telunjuk dan jari tengah. Meskipun di ufuk timur terlihat samar semburat Oranye pertanda pagi hampir menjelang, dirinya tidak perduli. Terlebih setelah perdebatan, tepatnya tudingan sang bunda beberapa saat yang lalu. Angin lembut bahkan mempermainkan rambut sebahunya yang kali ini ia biarkan tergerai, hingga menutupi sebagian rambut. Sesekali terlihat asap putih membumbung tinggi ke angkasa bersamaan dengan jatuhnya abu rokok ke lantai, tepat di samping kaki kanannya yang telanjang. Richard bahkan seolah-olah tidak merasakan udara dingin, meskipun kulitnya terasa meremang. Percakapan antara dirinya dan sang bunda kembali terngiang, juga pembelaan diri yang ia berikan. Meskipun sang bunda terlihat tidak percaya, terlihat dari sorot sengit yang ia berikan. Namun, Richard terus berusaha meyakinkan. "Pokoknya mama gak bakal menerima wanita itu lagi! Sudah

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT-2

    POV 3 Richard terdiam karena dia sendiri pun tidak tahu bagaimana harus bersikap. Sementara itu, sosok wanita di sampingnya justru berdecih sinis kembali. Hanya terdengar suara desau angin yang mempermainkan anak rambut keduanya. Richard mematikan puntung rokok yang tersisa separuh. "Aku harus kembali," ujarnya bersiap berbalik arah. "Apa kamu memaafkannya?" Pertanyaan itu membuat langkah Richard terhenti. Wajahnya terlihat gamang, seolah-olah enggan menjawab pertanyaan tersebut. "Bukan urusanmu," sahutnya kemudian setelah jeda beberapa saat, kembali mengayunkan langkah bersamaan dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana. "Cih! bilang aja masih belum move on! Dasar gamon!" gerutu wanita itu, mencibir. Tatapannya terus tertuju pada punggung tegap yang perlahan lenyap di ujung belokan. Lalu, kembali menatap ke arah air danau. Hela napas pendek terdengar setelahnya, "padahal Dia udah nin

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT 1

    Menyadari keterdiamanku, pria tampan bersorot mata tajam bak elang itu menghela napas pendek, lalu berjalan ke arah jendela, membukanya sedikit hingga udara malam terlihat mempermainkan anak rambutnya sekaligus membuat matanya terpejam. Hela napas berat bahkan kembali lolos dari celah bibir sensual yang tanpa sadar membuatku menelan ludah. Ya Tuhan! Apa yang sedang aku pikirkan! Ku tepuk kepalaku agar pikiran negatif itu segera sirna. Bisa-bisanya aku memikirkan hal itu di saat seperti ini. "Siapa kamu?" Jantungku sedikit berdebar saat menanyakan hal itu, takut sekaligus penasaran, sehingga aku pun terkesiap saat melihat dirinya menoleh tiba-tiba ke arahku. Matanya terlihat menyipit hingga alis tebalnya terlihat bak padang rumput hitam berderet. "S-siapa kamu?!" Aku kembali bertanya. Bahkan kini suaraku dipaksa terdengar tegas agar gugup itu sirna. "Ternyata kamu benar-benar melupakanku, Lizzy," gumamnya dengan na

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   Siapa Dia?

    Hari ini hari keempat aku berada di rumah sakit ini. Beruntung seorang perawat bersedia membawaku pergi ke taman belakang rumah sakit saat kukatakan jika aku merasa bosan terus menerus berada di dalam kamar. Perutku bahkan sudah terasa lebih baik daripada sebelumnya dan nanti siang dokter akan melakukan kunjungan guna memastikan jika bayiku benar-benar masih selamat. Ku usap lembut perutku yang tertutup piyama sambil menatap pemandangan danau angsa. Senyum manisku terukir kala melihat di depan sana sepasang angsa tengah melakukan tarian perkawinan. "Sangat indah," ujarku lirih. Angin sepoi-sepoi bahkan menerbangkan anak rambutku yang terlepas dari ikatan hingga menutupi sedikit wajahku. Ku beranikan diri menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. Namun, gerakanku seketika terhenti saat mendengar suara dari belakang, "Nyonya, sekarang sudah jam 10. Dokter sebentar lagi akan datang. Jadi, sebaiknya kita segera kembali.""Baik. Terima

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   Hutang?

    "Mati kamu wanita sialan!""Ya, Dia pantas mati! "Bunuh saja! Bunuh!""Sekalian hancurkan makam ibunya!""Ya ... ya! Hancurkan! Hancurkan!"Suara-suara sumbang terdengar tumpang tindih. "Tidak! Jangan lakukan itu! Jangan sentuh makam ibuku!" aku berteriak kencang, mencegah mereka bertindak anarki. Namun, mereka justru mendorongku dengan kuat hingga terjengkang ke belakang, bersamaan dengan ayunan palu mengenai bagian atas makam, "tidak!" Aku kembali menjerit pilu. Tanganku terulur ke depan, berharap bisa menyelamatkan satu-satunya hal yang tersisa dari wanita yang sangat berharga di hidupku. Akan tetapi, mereka justru tertawa terbahak-bahak kala benda itu terus terayun, menciptakan serpihan-serpihan debu beterbangan di udara, juga puing-puing berjatuhan ke tanah berumput hijau di kedua sisi. "Tidak ... tidak!" pekikku nyaring. Mataku terbuka, napasku terengah-engah. Kutatap nyalang sekitar hingga kudapati wa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status