Share

Salah Paham

last update Last Updated: 2025-09-07 21:54:00

“Dasar laki-laki gila. Nggak berperasaan. Aku ini lagi kesakitan. Tanganku sakit tahu. Malah dibilang sedang menggodanya. Dasar otak tidak waras!”

Tapi, yang terdengar di hadapan Math hanya mata Hana yang melotot dan menggerakkan kepalanya.

“Aku tadi sudah bilang, kita buat kesepakatan saja!” Hana menghela napas dengan kondisi lemas mulutnya masih disumpal dan tangannya diikat.

Sepertinya ada sedikit rasa tidak tega. Pertama kalinya, Math merasa seperti itu.

Math malah melangkah dan ingin membuka sumpalan mulutnya.

“Tuan!” Math menjauhkan tangannya dan berbalik saat mendengar dipanggil. Tadinya, Hana sudah cukup senang akhirnya sumpalan bisa dilepas.

Math menerima benda pipih ukuran lebih besar dan membaca laporan di dalamnya. Dia sedikit terkejut lalu menggerakkan tangan, mengusir Radon keluar.

Dia berjalan menjauh. Math mengambil satu set baju karena dia tadi hanya mengenakan handuk.

“Jadi, kalau kau setuju dengan kesepakatannya? Kalau kau setuju aku akan lepaskan!” Hana mengangguk pasrah, dia tidak bisa lagi keras kepala.

Hana juga ingin menjelaskan kalau ini hanya salah paham. Untungnya kali ini Hana sudah melihat laki-laki itu berpakaian lengkap.

Selama dia hidup, Hana tidak pernah berada dalam posisi seperti tadi. Bahkan suaminya Bima pun jarang sekali bersikap seperti itu. Sebagai istri, Hana sekalipun tidak pernah dilirik apalagi melihat suaminya mengenakan handuk mandi.

Mereka tinggal dalam satu kamar, tapi Hana selalu merasa kesepian. Bima jarang sekali pulang telah Zhifa kembali ke dalam hidup suaminya.

Bahkan sebelum adanya Zhifa pun, Hana hanya dijadikan istri pajangan di dalam keluarga. Dulu selagi masih ada kakeknya Bima, Sanjaya, Hana masih sering berpura-pura tampil mesra di hadapannya.

Setelah kakeknya tiada, Bima hanya memperlakukan Hana sekedar berstatus istrinya saja.

“Ahh aww, sakit!” desis Hana saat sumpalan mulutnya dibuka. Melihat tangannya yang jadi tambah parah akibat injakan tangan Zhifa juga ikatan tali.

Math melirik, memang selain bekas ikatan tali ada bekas luka di jari-jari, lengan dan semakin Math mempertegas pipinya ada bekas tamparan.

“Ka–kau salah menangkap orang. Aku bukan suruhan siapa pun,” Hana merangsek turun dari ranjang perlahan, dia tidak ingin berada disana karena merupakan suatu ancaman. Namun, ketika kakinya menyentuh lantai, dia malah lunglai di lantai.

“Kau belum makan, hah?!” ejek Math, dia juga terkejut. Diluar dugaan, Hana mengangguk.

Saat Hana mencoba berdiri lagi, tubuhnya benar-benar lemas dan tidak bisa digerakkan, “Aku nggak bisa bangun, tolong bantu aku, Tuan,” renggek Hana, itu yang terdengar oleh Math.

“Hah! Kau benar-benar gila, Matheo! Bisa-bisanya kau dijebak seperti ini,” umpatnya, namun Math tetap membantu memapah Hana berdiri.

“Radon!” teriakan Math membuat Hana terkejut dan tanpa sadar tubuhnya yang lemas malah bersandar pada dada Math.

Radon yang masuk tak kalah terkejut saat melihat posisi tuannya malah seperti sedang memeluk.

“Apa Josh sudah menyiapkan makan malam?”

“Bagaimana, Tuan?” Radon merasa terkejut karena tuannya jarang sekali makan malam, “sepertinya, Anda harus menunggu jika ingin makan malam, Tuan!” tambahnya.

Math meliriknya, “Aku benar-benar kelaparan, Tuan! Apa saja bisa aku makan, kok!” tadinya dia ingin menyuruh Hana untuk menahan lapar sampai besok pagi.

Radon mengerjap mata, telinganya memang tidak salah mendengar. Tapi, dia yakin, Tuannya juga tidak mendadak tuli ada gegar otak sehingga kehilangan kesabaran.

Tanpa diduga, Math dengan lapang dada, dia mengangkat tubuhnya. Kini, Radon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pertama kali tuannya melanggar aturan dengan wanita yang baru dikenalnya beberapa jam.

“Josh!” ketika namanya dipanggil, dia langsung mengikuti tuannya, “bawakan apapun yang bisa dimakan!” tambah Math dengan ucapan penuh penekanan.

Tanpa banyak bicara Josh pergi dengan perintah tuannya. Math membawa Hana ke ruang makan. Dia menurunkan Hana dan meletakkan tubuhnya perlahan.

“Panggil Bruno, sekarang juga!” perintahnya lagi, Radon melirik dan mengangguk. Dia segera menghubungi orang yang dipanggil tuannya.

Math melipat kedua tangannya dan melihat Josh membawakan segelas susu dan roti, “Saya akan membuatkan hidangan lainnya, Tuan, ini yang bisa dihidangkan sekarang!” Math mengusir dengan kibasan tangan.

Hana langsung meneguk susu tadi saat diletakkan di meja, “Shh!” dia mendesis saat mengangkat tangan kanannya, baru terasa sakit. Karena dia memerlukan tenaga, dia segera memakannya dengan lahap.

“Tuan Bruno akan sampai sekitar 1 jam lagi, Tuan!” Radon berkata saat dia selesai menutup teleponnya.

“10 menit, dia harus sampai dalam waktu itu!” tiba-tiba suara Math berubah kejam saat mendengar Bruno akan datang 1 jam lagi. Hana mendadak tuli. Dia hanya fokus dengan makanannya.

“Hah!” Radon tersentak mendengar ucapan tuannya.

“Kau tuli?!”

“Ba–baik, Tuan!” Radon mengulang kembali panggilan dan menyampaikan perintah tuannya.

Hana sudah menghabiskan semua. Dia bahkan tidak sadar sisa susu dari gelas yang dia minum ber jiplak di bibirnya.

Sudut bibir Math terangkat. Pemandangan yang menurut orang biasa saja, baginya terasa berbeda, “Dia sedang menggodaku lagi?!” cetusnya di hati lagi yang tidak masuk akal.

Suara decitan mobil terdengar dan pintu dibuka dengan kasar. Seseorang masuk dengan buru-buru sambil menenteng kotak sehatnya.

“Dimana yang terluka? Kau tertembak lagi?” suara itu langsung mendekat dan Hana spontan menoleh ke arahnya. Dia juga kaget, tapi sepertinya kalau kaget sekarang rasanya sudah sangat terlambat.

Laki-laki itu membolak-balikkan tubuh Math mencari asal luka, namun tetap tidak ditemukan.

“Kau tidak sakit? Untuk apa memanggilku? Aku hampir menabrak orang karena perintahmu,” decaknya berkacak pinggang. Dia marah.

“Periksa dia!” ucap Math penuh tekanan, dia memberikan kode dengan lirikan mata, Bruno mengikuti arah tatapannya.

“A–APA KAU BILANG??!!” Bruno melotot saat menatap Hana. Kemudian dia menoleh pada Radon, “dia terbentur?” Radon menggeleng saat menanyakan kondisi tuannya.

Bruno berkacak pinggang dan menatap Hana dari ujung rambut hingga kaki. Baginya tidak ada yang istimewa jika wanita itu hanya teman ranjang tuannya.

Kemudian diluar dugaan yang hampir membuat mereka kena serangan jantung, “Kita pindah tempat!” Math mengangkat lagi tubuh Hana perlahan.

“Sudah makan saja se enteng ini. Apa dia benar-benar kekurangan gizi?” lagi-lagi Math bergerutu di hati.

Bruno mengikuti dan kembali menatap Radon. Dia hanya menggeleng lagi.

“Bruno!” Itu bukan hanya sekedar panggilan saja, tapi lebih tepatnya segera ditangani.

Buru-buru mengerjakan perintah, mata Bruno langsung tertuju pada tangannya, “Kau terjatuh?” ini adalah pertanyaan menggelitik yang seharusnya tidak ditanyakan karena Bruno penasaran.

Hana menggeleng, “Lalu?!”

“Selingkuh suamiku menginjak tanganku dengan sepatunya, lalu dia menampar juga menjambak rambutku. Dia bilang di depan semua orang, akulah selingkuh suamiku!” Hana menjawab jujur dan Bruno sampai menjatuhkan botol alkohol karena tidak percaya dengan ucapan yang didengarnya.

“Apa? Apa kau bilang barusan? Kau sudah menikah?” Hana mengangguk pelan, spontan Bruno menoleh pada Math yang pura-pura tidak mendengar ucapannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Dua Iblis Kejam Mencintaiku

    “Huhuhu, akhirnya kamu bangun juga, aku benar-benar takut sekali, huhuhu!” Lilian langsung memeluknya pelan.“Sudah, sudah, jangan menangis lagi. Aku sudah gak apa-apa,” Lilian segera mengangkat tubuhnya agar tidak membuat Hana sesak.“Tolong bantu, aku!” Hana meminta ranjangnya dinaikkan, dia tidak ingin terus tiduran.Pintu dibuka, Bruno masuk membawa laporan hasil operasi dan seorang suster membawakan obat dan makanan. Suster memeriksa infus lalu keluar setelah Bruno menyuruhnya.Lilian memberikan jarak, dia mundur dan Radon baru saja kembali dengan satu paperbag makanan untuknya.“Kau ini benar-benar luar biasa. Untungnya masih bisa terselamatkan. Lain kali jangan main benda tajam lagi. Lebih baik kau mainkan saja benda tumpul mereka!” Bruno sedang memberitahukan kondisinya juga mengejek dua laki-laki itu. Mereka tidak banyak suara setelah dibuat ultimatum oleh Bruno jangan berisik.Mereka benar-benar menurut.“Mana ada aku main it–,” seketika wajah Hana memerah ketika dia memaham

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Kesempatan Baru

    “Tidaaak, sayanggg!!!” Math dan Zian berlari kearah Hana, wanita itu sudah terkapar di tanah, tubuhnya bersimbah darah.“Habisi wanita itu!” perintah Math dan Zian, Lilian terkejut dan berlari memeluk tubuh Hana yang banjir darah. Kemudian suara peluru tiba-tiba berbunyi, pe-lu-ru-peluru tersebut langsung membuat Zhifa terkapar tidak jauh dari tubuh Hana. Tangannya masih memegang pisau berlumuran darah.Bima membeku. Pertunjukan barusan terjadi di depan matanya. Hana sempat melihatnya, tapi tubuhnya semakin melemas karena kehilangan banyak darah. Matanya perlahan tertutup.“Jangan biarkan dia lolos juga, Radon, Bob!” perintah keduanya, sudah pasti tujuan selanjutnya adalah Bima.“Aghhh!” Bima terkejut karena tiba-tiba tubuhnya dihajar oleh Radon dan Bob dari depan juga belakang, “ag aku tidak bersalah. Dia, bukan disuruh olehku!” suara Bima penuh getaran, dia sudah melihat Zhifa meregang nyawa akibat pe-lu-ru-peluru tadi tidak mungkin dia membayangkan kalau pe-lu-ru-peluru itu juga be

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Persaingan Cinta

    Lilian hampir saja tersedak mendengar ucapan Hana. Dia tidak mengira kalau temannya akan berbicara sebar-bar itu.“Aku lapar! Berhenti saja disitu,” Hana merasa lapar lagi karena dia hanya ingin benar-benar bebas makan tanpa pengawasan dua laki-laki itu.Mereka menghentikan taksi di depan restoran cepat saji.“Aku tunggu disini saja, aku gak bawa uang. Ponselku juga tertinggal di kamar Math!” kata Hana menunjukkan sederet gigi putih. Meminta Lilian yang membeli dan dia memilih menunggu di bangku area taman dekat restoran siap saji tersebut.“Hmm, tunggu saja disana, aku gak akan lama!” Hanya mengangguk dan mereka berpisah. Hana berjalan kearah taman dan Lilian ke restoran siap saji.“Akhirnya aku bisa bernapas sebentar,” kata Hana.Dia tahu, Math dan Zian memantau tidak jauh-jauh. Mobil-mobil mereka mengawasi diseberang jalan.“Kau yakin tidak perlu kesana?” Zian berdiri bersebelahan dengan Math, sama-sama melipat kedua tangannya. Setelah pertemuan di ranjang tadi, hubungan mereka sep

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Shio Anjing

    Hana memilih acak, satu kaos dan celana. Math sudah memenuhi lemari dengan model yang dipilihnya serta ukuran milik Hana. Dibandingkan dengan Bima, perhatian Math jauh lebih nyata. “Rupanya dia sangat memperhatikanku, dia ga pernah bertanya berapa ukuran dan model yang kusukai, tapi pilihannya aku benar-benar menyukainya,” batin Hana berbisik, dia tersenyum puas dengan yang dilihatnya.Hana menghindari dulu pemakaian gaun. Kapok jika tiba-tiba mereka langsung menyerbunya. Lebih baik memilih model lain.Dia ingat ponselnya yang belum diisi daya. Dan menaruhnya di tempat pengisian daya khusus, dia hanya meletakkan ponselnya di lempeng tanpa kabel yang merepotkan.“Sayang!” Math mendekatinya.“Diamlah jangan berisik!” sembari menyalakan ponsel, hitungan beberapa detik ponselnya menyala, beberapa notifikasi panggilan tidak terjawab masuk beserta pesan langsung terlihat di layar.Math sudah mengerutkan kening tidak sukanya. Zian pun perlahan-lahan mendekat dan melirik. Melihat Hana sedan

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Berbagi Istri

    “Ssstt!” kata Math, dia malah membuka bajunya dan merogoh saku kantongnya, menunjukkan kain milik Hana yang tadi disita olehnya. Itu memang disembunyikan oleh Math.Math hanya ingin menyampaikan kalau yang sedang terjadi bukan kesalahannya. Semua yang terjadi sekarang adalah kecerobohan dirinya. Jadi, dia lebih memilih berbagi istri dengan rival terberatnya daripada dia harus ditinggalkan.“Biarkan dia mengurus yang disana, kami akan bergantian, jadi aku harap kau bisa menyiapkan tenagamu,” ucap Math, Hana membulatkan mata, sebelum dia sempat protes, “Ahhh hmmm shh!” Zian sudah menyerang di bawahnya lagi, lalu Zian menyembulkan kepalanya, “seharusnya kau ambil keputusan itu sejak tadi. Benar-benar menyebalkan, aku sampai harus menunggu lama,” dengus Zian. Dia sekarang terang-terangan tidak peduli karena Math juga sudah melepaskan seluruh yang dipakainya.Math naik ke ranjangnya, menarik tubuh Hana dari belakang hingga Zian lebih leluasa melakukan aksinya di bawah sana.“Ma–Matty ahh a

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Seperti Di Labirin

    Math tidak menjawab, dia langsung duduk. Hana berbalik dan, “Agh!” dia terkejut karena tepat sekali Zian ada dibelakangnya.Math menoleh, “Kau!” deliknya.“Bukan salahku, dia yang merobek bajuku tadi,” kata Zian, lagi-lagi menunjukkan sikap yang kasihan.“Matty!” Hana greget sendiri, padahal dia berniat menyuruhnya pergi setelah makan, “emm, kita ganti baju dulu,” kata Hana merasa tidak enak, dia tidak ingin melihat Zian berkeliaran seperti itu. Radon spontan menutup mata Lilian.“Sayang!” protes Math.“Diam, kamu benar-benar gak bisa dipercaya. Kalau seperti ini, aku lebih baik pergi saja!” Hana jadi mengancam, dia ingin masalah cepat selesai, tapi ini sepertinya berada di labirin yang terus berputar-putar.“Ng–nggak sayang, jangan seperti itu. Maafkan aku, sayang! Math langsung bergerak saat Hana membantu memapah Zian ke kamar mereka. Selama dipegang Hana, suhu tangannya saja sudah membuatnya menelan air liur. Zian benar-benar lapar dan haus. Dia ingin sekali menerkam Hana kalau sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status