Share

EP. 5

Andrea pulang kerumah saat hari sudah mulai gelap, setelah memarkirkan mobil pinjaman dari Rachel. Ia masuk ke dalam rumahnya yang tampak sepi, maklum saja rumah yang cukup besar ini hanya diisi 5 orang yaitu Andrea dan kedua orang tuanya dan 2 lainnya adalah pembantu rumah tangga. Sebenarnya sebelum ini Andrea memiliki 5 orang pembantu, tapi sayangnya 3 orang lainnya sudah dipecat oleh ayahnya karena keuangan keluarga Andrea saat ini takut tidak cukup untuk membayar gaji mereka, belum lagi ayahnya harus membayar gaji karyawan di kantornya.

Tapi itu tidak termasuk Yessy, beliau sudah disuruh untuk berhenti oleh kedua orang tua Andrea lagi pula Yessy sudah lama bekerja dengan keluarga ini. Tapi Yessy menolak, katanya selama ia masih sehat dan bisa bekerja ia tidak mau berhenti dan tetap ingin melayani keluarga Andrea. Untuk masalah gaji Yessy tidak terlalu memikirkan itu, ia bisa dibayar pakai apa saja asal keluarga Andrea membiarkan ia bekerja dengan mereka. Yessy bilang, ia sudah sangat nyaman bekerja disini. Yessy sudah menganggap keluarga Andrea sebagai keluarga keduanya.

“Dari mana kamu Andrea jam segini baru pulang?” tiba-tiba suara itu muncul mengejutkan Andrea yang tengah menuang air ke gelas.

“Aku ada urusan tadi,” jawab Andrea acuh.

“Tidak buat masalah kan?” tanya ibunya seraya berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Andrea mendesah, kenapa Rachel dan Liliana selalu berpikiran negatif padanya, apa tidak ada pertanyaan selain itu? Seperti menanyakan bagaimana harinya. “Tidak.” Setelah meneguk minumannya sampai habis, Andrea berjalan menuju ke kamarnya untuk beristirahat, tapi kemudian langkahnya terhenti karena teringat sesuatu. “Besok malam aku ada kerja kelompok dengan Sasha, jadi mungkin aku akan pulang telat,” kata Andrea pada ibunya, setelah itu ia langsung berlalu pergi. Ia tidak tahu ibunya dengar apa tidak, yang penting ia sudah bilang.

Sesampainya di kamarnya, Andrea langsung merebahkan tubuhnya dikasur berukuran queen size miliknya. Ia menatap langit-langit  kamarnya memikirkan kejadian yang baru-baru saja terjadi, tangannya terangkat untuk memijat pelipisnya yang berdenyut. Padahal Andrea sudah berusaha santai, tapi pernikahannya dan Nic selalu membuatnya takut hanya dengan memikirkannya. Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri selama beberapa menit, ia bangun untuk membersihkan diri berharap agar pikirannya bisa segar kembali dan ia bisa tertidur nyenyak nantinya.

*

Lokasi balapan malam ini dilaksanakan tidak jauh dari kota, area ini memang terkenal sepi dan tidak banyak kendaraan yang lalu lalang meski saat ini baru menunjukkan pukul 9. Karena itu tempat ini juga biasa dijadikan arena untuk balapan liar. Andrea dan Sasha datang saat lokasi sudah cukup ramai, Andrea tidak berpikir balapannya dengan Annie akan dilihat banyak orang seperti ini. Bahkan mereka memiliki wasit dalam pertandingan kali ini. Annie benar-benar mempersiapkannya dengan matang, meski ini hanya balapan tidak resmi.

“Yo, Andrea!” sapa Michael dari kejauhan, dia adalah teman minum Andrea jika Sasha tidak ada. Pria bersurai kemerahan dengan tato berbentuk naga dipundaknya itu menghampiri Andrea. Mereka berdua bertemu pada saat Andrea sedang minum sendirian, waktu  itu ia sedang bertengkar dengan orang tuanya. Disana Andrea digoda oleh beberapa pria hidung belang yang ingin memanfaatkan keadaan Andrea yang sudah setengah mabuk. Saat Andrea hampir berhasil mau dibawa oleh mereka, Michael menyelamatkan Andrea dengan berpura-pura menjadi pacarnya.

Michael yang dikenal sebagai fighter di club Minnerva langsung membuat mereka mundur, karena jika mereka melawan akan menimbulkan keributan nantinya. Selain Michael jago berkelahi ia juga tidak bisa menahan emosinya, bisa panjang urusannya kalau mereka berhubungan dengan Michael.

“Bagaimana bisa kau tahu aku balapan hari ini?” tanya Andrea bingung. Ia juga melihat beberapa teman kampusnya datang padahal saat Andrea dan Annie taruhan, tidak banyak orang di sana.

“Gadis licik itu memberi tahu semua orang di club untuk datang menonton,” jawab Michael melirik Annie dan kawab-kawannya yang sedang mengobrol dengan beberapa pria.

Wajah Andrea mengeras mendegar itu, padahal tadi ia berniat untuk tidak terlalu serius pada balapan hari ini karena ini juga taruhan receh ia Annie buat saat dirinya mabuk. Tapi melihat beberapa dari orang yang hadir menonton sekarang adalah kenalannya, akan sangat memalukan nantinya kalau ia kalah dari perempuan menyebalkan itu.

“Michael, dimana Jean?” tanya Sasha karena Michael adalah teman dekat Jean.

“Dia ada disana, tadi kulihat sedang mengobrol dengan para gadis.” Michael menunjuk ke arah belakang Andrea, tak jauh di sana di bawah pohon Jean sedang dikerumuni oleh beberapa gadis berpakaian seksi yang mengajaknya mengobrol sesekali sembari tertawa genit.

Melihat itu Sasha langsung kesal dan berjalan dengan cepat menghampiri Jean, ia tidak akan membiarkan gebetannya itu di dekati oleh gadis manapun dan meninggalkan Andrea dengan Michael.

“Kau sangat cantik malam ini, Andrea,” puji Michael sesaat setelah Sasha pergi. Matanya yang coklat menatap Andrea lembut.

Pipi Andrea memanas mendengarnya, ia menahan diri untuk tidak tersenyum dari pujian kecil itu. “Terima kasih, tapi aku hanya berpakaian seadanya tidak seperti gadis yang lain.” Andrea melihat yang lain berpakaian cukup bagus di ruang terbuka seperti ini, sementara ia hanya memakai tanktop hitam dan celana jeans pendek serta sepatu boots bermerek Gucci yang sudah mulai usang.

“Itu yang membuatmu cantik Andrea, kau selalu berbeda dengan yang lain,” tambah Michael tersenyum, ia tidak berhenti memuji Andrea yang semakin malu karena kata-kata manis yang ia lontarkan.

Michael memang tertarik pada Andrea, sangat jelas hingga semua orang mengetahui itu. Tidak jarang Michael menggodanya terang-terangan dan membuat Andrea salah tingkah. Wajah Michael yang tampan, dan kulitnya yang agak kecoklatan khas orang asia membuat Michael semakin menarik. Banyak gadis yang datang mendekati Michael dan merayunya, tapi semua itu Michael abaikan karena perhatiannya hanya tertuju pada Andrea.

Jika saja rencana pernikahan itu tidak ada, Andrea pasti sudah menerima semua rayuan yang dilemparkan oleh Michael dan jatuh pada pesona dan sikap lembut pria itu. Tapi Andrea berhasil menahan godaan Michael dan bertanggung jawab dengan keputusan yang ia pilih.

“Terima kasih,” kata Andrea lagi.

“Kau terlalu banyak berterima kasih, Andrea.”

“Lalu aku harus apa?” tanya Andrea, ia membalas tatapan Michael dengan wajah kebingungan.

Michael sempat mengerjapkan mata beberapa kali, sebelum akhirnya terkekeh. “Kau ini memang polos ya.” Tangan Michael terangkat untuk mengelus puncak kepala Andrea.

Andrea menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya.

Michael hanya tersenyum tidak menjawab, bagi Michael yang sudah berkali-kali mendekati wanita. Hanya Andrea lah yang sering tidak menangkap maksud lain dari perkataannya.  Jika wanita lain ketika dirayu seperti Andrea tadi pasti langsung membalas perkataan Michael dengan menggoda seperti mengajaknya jalan-jalan, atau mengajak minum bersama dan akan berakhir dengan one night sex. Alih-alih berterima kasih padanya karena pujian.

Michael juga sering melakukan skinship dengan Andrea, seperti saat Andrea bercerita tentang dirinya Michael akan mengelus lengan Andrea dengan jarinya sembari menatap gadis itu lekat-lekat. Atau saat ketika mereka mabuk dan menari bersama di dance floor Michael mengambil kesempatan dengan memeluk pinggulnya yang ramping dan menariknya mendekat, ia mengambil kesempatan sekaligus melindungi Andrea dari pria-pria yang mencoba menyentuhnya. Tapi semua itu gagal karena Andrea bersikap sangat agresif dan galak ketika sedang mabuk.

“Wah..wah lihat sepertinya ada pasangan yang kasmaran di sini.” Annie tiba-tiba saja datang dengan para anteknya yang mengikuti di belakang dan langsung mengganggu Andrea dan Michael.

Andrea langsung mendecak dan melihat Annie sinis.

“Sudah siap kalah, Andrea?” tanya Annie dengan nada meremehkan.

“Simpan pertanyaan itu untuk dirimu sendiri,” balas Andrea ketus.

Annie tertawa mendengar itu, padahal tidak ada yang lucu. Sepertinya ada yang tidak beres dengannya, wajahnya terlihat berbeda ia terlihat sangat bersemangat sampai seluruh tubunya dipenuhi oleh keringat. Padahal suhu malam ini cukup dingin, belum lagi Annie yang tidak bisa berhenti tersenyum membuat Andrea bergidik melihat sikap anehnya.

“Aku sangat tidak sabar melihat wajahmu yang angkuh mengeluarkan ekspresi menyedihkan ketika kalah, biar seru, bagaimana kalau ita buat satu taruhan lagi?” ajak Annie dengan semangat, ia mendekatkan wajahnya pada Andrea dengan mata yang membulat. Membuat Andrea memundurkan wajahnya risih.

Andrea menyium bau yang tidak sedap menguar dari tubuh Annie, bukan bau badan tapi seperti bau obat yang menyengat. Karena Andrea menggelengkan kepalanya. “Tidak, cepat selesaikan saja balapan ini aku mau pulang.” Andrea menolak, karena apapun yang Annie rencanakan pasti bukanlah hal baik.

“Yah.” Annie mengeluarkan ekspresi kecewa sekaligus kesal, “membosankan sekali, pantas saja kau tidak punya banyak teman,” kata Annie berpura-pura sedih.

“Tidak ada hubungannya, cepat pergi ke mobilmu kita balapan sekarang!” kata Andrea sudah mulai kesal karena Annie terlalu banyak basa-basi.

Annie menggeleng lalu tersenyum sinis.

Andrea yang kebingungan melihat sikap Annie yang seperti orang mabuk ini kemudian bertanya pada anteknya yang dibelakang. “Heh, ada apa dengan ketua kalian? Dia mabuk?”

Antek Annie hanya menggeleng, wajahnya terlihat kebingungan dan gelisah. Mereka tampak seperti menyembunyikan sesuatu.   

“Kalau begitu, ini minum,” kata Annie tiba-tiba menyodorkam minuman berenergi yang sedari tadi ia pegang dibelakang tubuhnya.

Andrea melihat botol itu dengan curiga. “Tidak terima kasih.” Tolak Andrea.

“Ayolah, pasti akhir-akhir ini lelah kan? Minum ini biar kau semangat dan bisa balapan dengan serius, aku tidak mau kau bermain-main dijalan nanti,” ujar Annie lagi, kali ini ia memasang wajah serius.

Melihat sikap Annie yang tiba-tiba baik pada Andrea membuat dirinya semakin ragu, tidak pernah Annie melakukan hal seperti ini. Tapi kalau hanya minuman berenergi ini seharusnya tidak apa-apa kebetulan juga ia sedang haus, lagi pula kalau Annie menaruh sesuatu pada minuman ini dan membuat Andrea celaka ia bisa menuntutnya nanti.

“Ini, tenang saja masih baru kalau kau takut aku meracunimu,” ucap Annie seolah bisa membaca pikiran Andrea.

Dengan ragu Andrea pun menerima minuman tersebut, saat Andrea ingin menerima minuman yang diberi Annie. Tangan Michael sudah lebih dulu mengambil minuman tersebut. Annie yang melihat itu terkejut dan marah.

“Apa-apaan itu kuberikan untuk Andrea, kembalikan!” tukas Annie seraya merebut minuman tersebut dari tangan Michael.

“Woah, chill Annie. Aku hanya ingin membukakan ini untuk Andrea, kenapa kau panik?” tanya Michael, lalu ia membuka tutup dari minuman energi tersebut dengan mudah. Dahi Michael mengerut saat menyadari sesuatu.

Andrea yang melihat saat Michael membuka tutup botol itu terbuka tanpa mengeluarkan suara juga tersadar ada yang aneh.

“Kata kau ini baru kan, Annie?” tanya Michael memastikan, ia melihat Annie dengan tatapan curiga.

Mendengar itu Annie langsung gelisah, tapi ia berusaha untuk menutupinya dengan tertawa sinis. “Tentu saja, kau pikir aku melakukan sesuatu pada minuman itu hah!” jawab Annie dengan sedikit gugup, sesekali ia melirik ke arah jam 3 tempat para pria yang mengobrol dengan Annie berada.

Melihat sikap gugup Annie, Michael mencoba menghirup aroma minuman tersebut. Michael bisa tahu kalau minuman itu telah dimasukkan sesuatu jika ‘itu’ belum terlalu lama dicampurkan.

Annie semakin gugup saat Michael mencoba menghirup aroma dari minuman itu, ia takut rencananya akan berantakan jika Michael bisa mengetahuinya. Tapi setelah melihat ekspresi Michael yang datar setelah mencoba menghirup beberapa kali, Annie bernafas lega.

“Tidak ada apa-apa kan?” tanya Annie dengan angkuh, tapi tetap saja suaranya yang bergetar tidak bisa membohongi Michael. Terlebih lagi pria-pria tadi yang bersama Annie terus melihat ke arah sini seperti sedang menunggu sesuatu.

“Sepertinya tidak ada apa-apa Michael,” kata Andrea. “Kebetulan aku sedang haus, jadi kuterima minumnya.” Lalu Andrea menyambar minuman itu dari tangan Michael.

Michael hanya bisa diam, kalau minuman itu dimasukkan racun untuk mencelakai Andrea. Annie tidak mungkin memberikannya ditempat yang ramai seperti ini, terlebih ada Michael sekarang. Annie tidak sebodoh itu jika ia bermaksud seperti itu, karenanya Michael membiarkan Andrea mengambil minuman tersebut.

Annie tersenyum tipis dan menunggu Andrea untuk meminumnya, Andrea mendekatkan bibitnya pada ujung botol minuman dan meneguknya perlahan. Senyum Annie semakin mengembang saat Andrea akhirnya menegak minuman pemberiannya, setelah memastikan itu Annie langsung beranjak pergi.

“Lihat kan tidak ada apa-apa? Kalau begitu sampai ketemu dijalan nanti Andrea~” kata Annie langsung berbalik meninggalkan Andrea dan Michael. Tapi baru beberapa langkah berjalan ia langsung berhenti saat mendengar suara sirine yang muncul tiba-tiba. Wajah Annie pucat dan badannya menegang saat itu  juga.

Semua orang langsung pergi berhamburan ketika mendengar suara sirine, sepertinya balapan liar ini berhasil tercium oleh polisi atau ada oknum yang mengadukan ini. Karena tidak mungkin dijalan yang sepi ini ada polisi yang berpatroli, terlebih lagi daerah ini sudah beberapa kali digunakan sebagai arena balap dan tidak pernah ketahuan.

Semua orang panik, tak terkecuali Andrea. Ia tidak menyangka akan berakhir seperti ini, kalau orang tuanya tahu habis sudah dirinya. Andrea yang tekejut hanya bisa terdiam, sampai Michael menarik tangannya untuk membawa Andrea kabur dari sini.

Keadaan yang semula tenang menjadi riuh seketika, orang-orang berlari kesana kemari berusaha melarikan diri meskipun mereka tidak terlibat dalam balapan. Beberapa orang berhasil kabur menggunakan kendaraan dan beberapa lagi berhasil tertangkap oleh polisi karena kalah cepat. Termasuk pria yang bersama Annie tadi, tampaknya polisi mengincar mereka sehingga mereka yang pertama tertangkap.

‘Dor’

Polisi menembakkan pistol keudara membuat keadaan semakin kacau, lalu seorang polisi berteriak melalui pengeras suara bermaksud untuk menenangkan semuanya yang tampak panik dengan kehadiran mereka.

“Semua harap diam ditempat! Jika ada yang mencoba kabur lagi, kita tidak segan menembak. Jadi mohon kerja samanya!” teriak polisi itu dan berhasil membuat sisa orang yang tertinggal menjadi berhenti berlari, termasuk Andrea dan Michael.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status