Share

DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU
DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU
Author: Pena_kinan

Bab 1

Author: Pena_kinan
last update Last Updated: 2022-07-25 14:49:55

BAB 1

Terdengar suara aneh dari kamar atas, tepatnya kamar Ibu sambungku. Niatku ingin mengambil minum, sengaja aku urungkan. Suara aneh itu justru menarik perhatianku.

Segera aku melangkah naik ke kamar atas, memastikan beliau baik-baik saja. Namun lagi-lagi, ada rasa takut dan juga gugup. Hingga membuat kakiku sedikit gemetar.

Pikiran negatif meracuni pikiranku. Entah karena aku terlalu sering membaca novel-novel yang akhir-akhir ini sedang naik daun, atau pikiranku lah yang terlalu lebay.

Aku kembali menuruni tangga. Karena tidak mau melihat sesuatu yang menurutku bukan ranahku. Apalagi Ayah ada dirumah. Tak baik buat kesehatan jika melihat adegan panas orang dewasa.

Lagi-lagi aku menghentikan langkahku ketika indera pendengaran ini kembali mendengar sesuatu.

"Naik enggak ya?" gumamku pelan. Bertanya pada diri sendiri karena memang tidak ada siapapun disini kecuali aku.

Aku Tania Baskoro, putri dari Anton Baskoro. Pemilik Showroom mobil yang cukup terkenal di kota ini. Ibuku sudah lama meninggal, sedangkan Ayah sudah kembali membina hubungan. Alma Tiana, Ibu sambung yang umurnya tak jauh dariku. Dia tidak terlihat seperti Ibu sambungku tetapi terlihat seperti saudara kembarku. Cara berpakaian dan juga cara merias wajah, dia jauh dari kata tua. Justru kekinian bak anak muda jaman sekarang.

Ibu Sambung yang datang pada kehidupanku dua bulan lalu. Ayah bilang dia jatuh cinta pada pandangan pertama, seperti pada Almarhum mendiang Ibu. Namun bagiku, Ibu tetaplah Ibu. Bukan seperti bahkan mirip sekalipun.

Aku menghela napas panjang lalu membuangnya perlahan. Segera aku urungkan niat dan tetap melangkah menuruni tangga meskipun pada kenyataannya. Aku penasaran, penasaran apa yang sedang dilakukan Ibu sambungku dikamarnya. Hingga erangannya cukup jelas, terdengar di indera pendengaranku.

****

"Pagi, Tania Sayang. Sarapan sini, Ibu sudah siapkan sarapan kesukaanmu. Nasi goreng spesial dengan telur mata sapi," tutur wanita berpakaian sedikit terbuka itu. Rambutnya yang panjang dan berwarna pirang itu sengaja tidak diikat dan dibiarkan terurai begitu saja. Tangannya begitu sibuk menyiapkan nasi diatas piring kosong. Sedangkan mataku tak lepas dari jepit berwarna merah itu yang menempel pada rambutnya.

Style nya ala-ala Korea, pantas saja jika Ayah tergoda dengannya. Paha mulusnya jelas terpampang nyata. Sepagi ini dia sudah mengenakan dress mini bermotif bunga.

"Ayah mana?" tanyaku pada wanita yang tengah duduk dihadapanku. Aku tak pernah sekalipun memanggilnya Ibu.

"Ayah? Dia belum pulang dari luar kota!"

"Lha mobilnya kan ada didepan?"

"Lha kan Mas Anton pakai mobil hitam bukan putih seperti biasanya," jawab wanita itu sembari mengoleskan selai pada roti tawar.

'Lha kalau bukan Ayah, semalam wanita ini dengan siapa?' Aku bermonolog dalam hati.

Ingin bertanya rasanya tidak sopan, namun pikiran dan juga hati semakin penasaran. Jangan-jangan Ibu sambungku ini bermain api dibelakang Ayah? Jika itu terjadi, tidak akan aku biarkan dia hidup dengan bahagia. Akan aku buat dia menyesal seumur hidupnya telah mengkhianati Ayah.

"Sepertinya Ayah tidak akan pulang hari ini, katanya sibuk. Banyak yang harus di urus di sana!"

"Hem," jawabku singkat. Bukan karena apa, berbicara pada wanita ini tak pernah aku lakukan kecuali dalam keadaan mendesak. Melihatnya saja rasanya ingin munt*h, apalagi mendengar kata-kata manjanya saat bersama Ayah. Entah susuk apa yang ia gunakan, atau terlalu ampuh pelet yang ia tujukan pada Ayah. Hingga setiap ucapannya, Ayah hanya bisa berkata, ya.

"Kamu itu yang sopan dong, bagaimanapun aku ini Ibumu. Meskipun gelar Ibu tiri yang aku sandang, tetap saja aku ini Ibumu. Ibu yang seharusnya kamu hormati, bukan malah kamu sepelekan seperti ini!" Nada bicaranya mulai meninggi. Membuatku enggan menanggapi, mataku masih saja fokus pada benda pipih di meja. Sedangkan tanganku sibuk mengaduk Nasi goreng di piring.

"Tania, kamu denger nggak sih?"

Aku menghentikan aktivitasku lalu menatapnya dengan seksama. Sekilas ada guratan amarah yang terlihat dari ekspresi wajahnya saat menatap.

"Apa?"

"Kamu bisa sopan nggak sih? Apa kamu nggak pernah diajari sopan santun sama Ibumu?" teriak Alma membuatku semakin tak menyukainya.

"Jangan pernah bawa-bawa Ibuku, dia jauh lebih baik dari kamu!"

"Baik? Baik itu tidak meninggalkan suaminya saat sedang kesusahan. Baik itu tidak mengkhianati suaminya!"

"Tutup mulu*mu, Ja*ang!" Aku berteriak tak kalah keras. Hingga terdengar Mbok Jum berlarian dari dapur menghampiri kami. Tatapan kami saling mengunci. Sedangkan terlihat dari seberang, sudut bibir Alma terangkat sebelah. Menandakan wanita itu begitu licik nan picik.

"Huuu … marah? Bukankah sudah menjadi rahasia umum, jika Ibumu mengkhianati suaminya? Ha? Kamu tidak tahu atau pura-pura tuli?" Alma melipat tangannya di depan dada. Sedangkan aku, aku sudah cukup Manahan amarah dan bersiap meledak.

"Cukup … cukup, Mbak Tania. Sabar, eling. Bapak lagi nggak ada, nanti kalau Mbak Alma ngadu sama Ayahnya Non, bisa fatal. Mbak Tania lupa kejadian dua Minggu lalu?" (Eling= ingat)

Aku membuang napas lalu berusaha tenang. Benar apa kata Mbok Jum. Jika tidak ada Ayah, wanita ini bisa mengadu yang tidak-tidak padanya. Bisa-bisa aku kena masalah lagi seperti Minggu lalu.

"Mbok, suruh Pak Udin menyiapkan mobil Tania ya, Mbok. Tania mau pergi sekarang!" Pandanganku tak lepas dari wanita yang ada dihadapanku.

"Iya, Non!" Simbok bergegas menuju garasi mobil. Meminta Pak Udin menyiapkan mobil milikku.

"Pergi sana! Kalau perlu susul Ibu kamu!"

Aku dengan sekuat tenaga menahan amarah, Ayah harus tahu. Sikap kasarnya kepadaku jika tak ada beliau. Akan aku buat dia angkat kaki dari rumah ini dengan mudah.

Aku meninggalkan wanita itu yang masih duduk di meja makan. Pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Mengendarai kereta besi membelah jalan raya menuju butik dimana aku bekerja. Ya, aku seorang desainer baju pengantin. Memiliki butik milik sendiri meskipun tak terlalu besar. Tapi aku senang itu hasil jerih payahku sendiri.

Aku menjatuhkan bobot tubuhku pada kursi di ruangan kerjaku. Pikiranku menerawang jauh, memikirkan suara erangan semalam. Dengan siapa wanita itu melampiaskan h*sratnya? Aku harus segera mencari tahu, dengan cepat aku mengambil benda pipih yang berada di dalam tas.

"Hallo, Mbok. Semalam ada tamu yang datang?" tanyaku langsung pada intinya kepada Mbok Jum. Orang yang bekerja di rumah sudah puluhan tahun.

"Nggak ada tu, Non. Memangnya kenapa?" Pertanyaannya membuatku ragu akan menceritakan apa yang aku dengar semalam. Karena belum ada bukti, takutnya aku yang salah. Bisa-bisa Ayah marah besar nantinya.

"Nggak papa, Mbok. Ya sudah, aku tutup teleponnya." Akhirnya aku memutuskan sambungan telepon.

Tuling

Satu pesan diterima. Aku menatap layar ponsel lalu menggeser aplikasi berwarna hijau. Benar saja, aku mendapatkan gambar-gambar ibu sambungku bersama seorang laki-laki. Tapi siapa laki-laki itu? Tapi tunggu sebentar, nomor siapa ini? Nomor yang tidak tersimpan dalam kontakku.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tuti Alawiyah
kaya nya seru Nic lanjut ah
goodnovel comment avatar
Aripin Izim Wazura
Seru kali ceritanya, teruskan.
goodnovel comment avatar
Anggiria Dewi
absen thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 44

    Desahan Ibu SambungBab 44Aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Merasa paru-paru maupun napas ini tidak bisa menghirup oksigen sebagaimana mestinya. Entah mimpi apa aku semalam yang pasti hari ini aku akan membuat sebuah keputusan. Keputusan besar yang akan merubah hidupku kelak. Keputusan yang akan aku pertanggungjawabkan pada Tuhan kelak. Keputusan yang harus aku ambil tanpa adanya paksaan maupun belas kasih. Tulus dari dalam hati.Aku menatap nanar Damar maupun Reza, kedua laki-laki itu baik. Mereka memiliki kelebihan masing-masing. Aku memiliki satu nama, nama diantara mereka yang mampu membuat hatiku sedikit terusik. Pandanganku kini berpindah pada Gladis, putri Reza. Parasnya begitu menawan mungkin mirip dengan Ibunya. "Tan, aku nggak mau kamu terbebani. Jika memang dia yang kau pilih. Tak masalah, aku mundur. Kebahagiaanmu jauh lebih penting," ucap Damar ketika mataku terus saja menatap Reza.Aku mengarahkan pandanganku ke arah laki-laki itu. Laki-laki yang pernah membay

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 43

    Desahan Ibu SambungBab 43"Kenapa nggak bisa, Tania? Uang kamu banyak kan?" Kini wanita itu tidak lagi sungkan meminjam uang. Malah terkesan memaksa.Aku berfikir sejenak, mencerna ucapan wanita itu. Haruskah aku meminjamkan uang dengan alasan kemanusiaan? Atau aku biarkan wanita itu kebingungan, entah apa yang ia katakan itu benar adanya atau tidak aku juga tidak tahu.****"Tania, bagaimana?" Wanita tua itu kembali memastikan bahwa aku akan memberinya pinjaman. "Maaf, Tante. Untuk uang sebesar itu Tania tidak bisa bantu. Lebih baik Tante berurusan dengan Karin. Nanti dia akan bantu. Kalau begitu Tania pergi dulu, Tan. Masih ada urusan, maaf." Aku berpamitan lalu meninggalkan Tante Mia yang masih memegangi gagang sapu. Aku harap wanita itu tidak tersinggung dengan sikapku, aku juga berharap dia mengerti akan sikapku. Aku membereskan semua pekerjaanku yang sudah selesai. Menaruh beberapa lembar kertas ke dalam map. Lembaran kertas ini adalah desain-desain pakaian terbaru yang akan

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 42

    Desahan ibu SambungBab 42"Kalau kamu gimana Damar?" tanya Tante Mila membuat semua orang mengalihkan pandangannya ke arah Damar.Damar pun melihat ke arahku, mataku sengaja aku lebarkan dan sedikit menggelang, aku harap lelaki itu mengerti akan kode yang aku berikan."Damar …."****"Damar sih terserah gimana Tania nya aja," ucap lelaki itu sembari tersenyum. Entah mengapa membuatku justru ingin menjambak rambutnya yang lebat nan hitam itu. Bagaimana tidak, aku sudah memberinya kode dengan melebarkan mata dan juga gelengan kepala. Dia masih tidak mengerti, dasar laki-laki.Kini semua pandangan tertuju padaku, aku yang masih mengunyah sisa mie dalam mulut hanya bisa nyengir. HahMati aku, sudah aku bilang kan aku tidak mau dijodohkan. Kenapa justru seperti ini."Mereka masih muda, kasihlah kesempatan untuk kenalan. Mengenal lebih dekat satu sama lain, biar keputusan mereka yang ambil. Lagian, menikah itu sekali seumur hidup yang jalani juga mereka. Kita selaku orang tua hanya bisa m

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 41

    DESAHAN IBU SAMBUNGBab 41Aku duduk di kursi paling ujung bersama Ayah. Malam ini kami memutuskan makan malam di restoran. Sudah cukup lama aku dan juga ayah jarang makan malam berdua, menikmati kebersamaan semenjak kedatangan Alma. Dulu sebelum Ayah menikah dengan wanita itu, kami kerap melakukannya. Karena dengan cara itulah, aku dan juga ayah semakin dekat. Semenjak kepergian Ibu, aku benar-benar merasa kesepian.Ayah selalu pulang larut malam. Menyibukan diri bekerja, agar tidak terlalu mengingat mendiang istrinya. Namun sayang, dia lupa akan diriku. Untuk mengganti semua waktu yang ia habiskan di kantor, ia selalu mengajakku keluar hanya sekedar makan malam. Berbagi cerita dan juga mendengar keluhku.Ayah adalah sosok yang hangat, adanya dia selalu disampingku aku tidak merasakan kesepian lagi. Namun wanita itu datang, merenggut senyum Ayah dariku. Aku kembali kosong, tapi tidak sekarang. Ayah benar-benar sudah kembali seperti dulu, semua hal yang berhubungan dengan Alma sudah

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 40

    Desahan Ibu SambungBab 40"Kang, temennya Mbak Tania yang kemarin ganteng ya?" ucap Juminten ketika pisau yang ia pegang tengah mengiris wortel.Srutt ah …Udin menyeruput kopi hitam. "Yang mana sih, Yu?" tanya Udin sembari tangannya meletakkan cangkir di atas lepek."Alah, yang nganter Mbak Tania sama Simbok pulang itu lho. Masak Ndak tahu?!""Ow yang itu? Ganteng sih, beda tipis sama Mas Satria.""Halah, sama Mas Satria? Beda jauh Yo, Kang. Mas Satria itu nggak ada apa-apanya dibandingkan Mas Damar, lagian Mas Satria itu tingkahnya nggak bermoral. Coba sekarang gimana kabarnya Mas Satria, Kang Udin tahu tidak?""Ya mana saya tahu tho, Mbok. Wong bukan anakku kok!""Lha iya, Mas Satria itu lembaran buku yang seharusnya ditutup lalu disimpan di gudang. Sudah nggak perlu dicari keberadaanya. Cukup, cari buku baru," tutur Juminten panjang lebar. Membuat Udin tertawa cekikikan. "Bahasamu itu lho, Mbok. Sok puitis, kebanyakan nonton sinetron ini.""Iya, simbok paling suka nonton sinetr

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 39

    Desahan Ibu SambungBab 39"Minta tolong apa ya, Tan?" tanya Tania. Mona dan juga Susi pun terlihat sikut menyikut. Mona hanya bisa memainkan bibirnya dan kedua alisnya. Membuat Susi yang daya tangkapnya rendah kebingungan."Begini Tania, maksud kedatangan Tante ke sini, mau minta tolong sama kamu buat …."*****"Dam, cantik ya Tania?" Mila bertanya pada Damar setelah meninggalkan kediaman Tania."Cantiklah, Bu. Namanya juga perempuan," jawab Damar benar adanya. Kalau laki-laki tentunya ganteng."Ibu serius, kamu sepertinya juga suka sama dia. Iya kan? Dari cara kamu menatap Tania, Ibu sudah bisa membaca kalau kamu juga suka sama dia.""Ibu bisa aja. Itu cuma perasaan Ibu saja.""Masak?" Bibir Mila mencebik seolah mengejek putra keduanya itu. Ya Mila memiliki dua putra, anak pertama sudah menikah dia bernama Bagas, sedangkan istrinya bernama Sarah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Revan. Adam Margono adalah suami Karmila. Kini tengah berada di luar negeri. Ada bebera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status