Share

Bab 11b

Duh. Dilihat seperti itu, aku bertambah malu.

Apa aku lancang? Apa aku tidak sopan kalau mengajaknya makan? Tapi, bukannya dia datang dari jauh? Kantornya saja tidak berada di sekitar sini? Tidak salah 'kan kalau aku menawari makan.

Lagi pula, seharusnya dia tidak perlu repot ke sini. Aku bisa mengirim undangan ini lewat aplikasi jasa pengiriman yang betebaran. Boleh kan aku GR kalau dia sebenarnya ingin menemuiku?

“Ya udah, ayok,” ujarnya seraya tersenyum. Manisnya membuatku sukses mabuk kepayang.

Aku segera melesat kembali ke meja untuk mengambil dompet. Hatiku girang tak terkira. Mirip seperti anak kecil mendapatkan permen.

Ya Tuhan, apakah begini rasanya jatuh cinta?

Bahkan, aku sampai tak memperdulikan Pak Amir, atasanku yang sedang berdiri di depan ruangannya. Padahal, sepertinya dia kebingungan mencari sesuatu. Aku hanya fokus bisa bersama dengan Rizal siang ini.

"Ecieee... mau ngedate sama duren, nih, ye?" Anggi lagi-lagi meledek. Kontan sorakan dari teman kerjaku yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status