Share

Bab 11c

Kutunggu reaksinya sejenak dengan perasaan was-was. Namun, ternyata dia biasa saja. Ekspresinya tak berubah sama sekali. Malah, dia seolah menunggu ceritaku selanjutnya.

“Dia tahu-tahu datang. Bahkan, sampai minta ijin ke Pak Amir, atasanku, kalau dia mau bicara penting sama aku,” lanjutku.

"Ke atasanmu?" Senyum miring tercipta di bibir Rizal.

"Iya." Aku mengangguk. Tiba-tiba aku merasa penasaran dengan pertanyaan Rizal ini. "Apa kira-kira dia kenal sama Pak Amir?"

Rizal mengedikkan bahunya. "Dia memang begitu. Semua orang, kadang dianggapnya remeh, lebih rendah dari dia. Makanya dia merasa tak segan ke atasanmu, kalau kamu nggak menuruti perintahnya."

"Oh...." Aku mulai paham sekarang. Betapa beraninya Desti masuk ke ruangan Pak Amir tadi pagi. Padahal, kami yang stafnya aja sungkan. Hanya kalau terpaksa, dipanggil atau harus melapor saja, kamu masuk ke ruangan itu.

Lontong pecel pesanan kami pun datang, beserta minuman yang aku pesan tadi. Diam-diam aku mencuri pandang pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Septiana Ika Indrawati
ratih bengong terus perasaan terus apa2 gak tau..cupu banget gitu ya ceritanya si ratih ini, heran juga pulang kerja dia ngapain aja bisa sekuper itu nyampe ig aja gk punya
goodnovel comment avatar
Isabella
keren ceritanya authoernya hebat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status