Share

DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA
DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA
Author: Ellailaist

Bab 1.

Author: Ellailaist
last update Last Updated: 2025-11-20 09:10:42

"Aku rasa ini bukan ide yang bagus, Daniel," mata Jessie menelisik sekeliling kamar hotel mewah itu. Lilin-lilin aromaterapi bertebaran di setiap sudut, menciptakan suasana intim justru membuat perasaannya gelisah.

Jessi Wijaya dan Daniel Sanjaya, kini tengah berada di sebuah kamar hotel sebelum acara pernikahan mereka. Kedua keluarga memiliki janji pernikahan, menjodohkan putri dari keluarga Wijaya dengan putra dari keluarga Sanjaya.

Jessie sendiri tidak pernah menyukai ini. Ia tahu betul bahwa ayahnya hanya menginginkan harta dari pernikahan yang akan terjadi. Ditambah perlakuan sang ibu tiri yang memuakkan, maka Jessie melihat pernikahan sebagai sebuah upaya untuk melepaskan diri dari keluarganya. 

Sementara itu Daniel tertawa renyah, meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Aku hanya ingin membicarakan beberapa detail terakhir tentang pernikahan kita besok. Tanpa gangguan dari keluarga atau teman-temanmu yang cerewet itu." Suara Daniel terdengar tenang, tapi di balik senyumnya seolah ada sesuatu yang palsu.

Mereka duduk di atas ranjang besar dalam ruang privat lantai atas hotel mewah itu. Dinding kaca memperlihatkan langit malam yang penuh cahaya kota, tapi bagi Jessie, semuanya terasa redup.

Ia mengusap jemarinya di atas gelas sampanye, mencoba menenangkan jantung yang berdetak terlalu cepat. Perasaan tidak enak terus menyeruak. 

“Aku benar-benar tidak mengerti kenapa kita harus bicara di sini,” kata Jessie tegas. 

Daniel hanya terkekeh. “Kau terlalu kaku, Jess. Sedikit minum tidak akan membuatmu kehilangan kendali, ‘kan?”

Jessie menatap cairan berkilau di dalam gelasnya. Ada setitik kecurigaan yang muncul, namun belum sempat Jessie yakin dengan apa itu, Daniel lebih dulu mengajaknya bersulang, seolah memaksa Jessie untuk segera meneguk minuman itu. 

“Untuk masa depan kita!” kata Daniel sambil mengangkat gelas.

Jessie tersenyum samar dan meneguknya. Cairan itu meninggalkan sensasi hangat di tenggorokannya, tapi juga sedikit getir di ujung lidah. Tidak butuh waktu lama sampai Jessie mulai merasa kepalanya yang berat.

Aneh, benak Jessie. Efek dari sampanye biasanya tidak secepat ini.

Kemudian matanya mulai buram dan ingatan terakhir Jessie sebelum ia menutup mata adalah Daniel yang bergerak ke luar kamar, disusul siluet seorang pria tinggi yang berada di depan kamar. 

Sebelum benar-benar terlelap, samar-samar Jessie dengar suara dari pintu depan. Itu suara Daniel, barangkali berbincang dengan pria asing itu. Namun, perbincangannya terdengar janggal. Jessie mendengar … ‘tiduri wanita itu’? Apa maksudnya?

Belum sempat Jessie mengurai benang kusut di kepala, matanya benar-benar berat, seberat kepalanya. Ia pun tertidur di sana, entah berapa lama, Jessie sendiri tidak yakin. 

Yang Jessie sadari adalah bagaimana tubuhnya lama-kelamaan menjadi tidak nyaman, seolah-olah ada sesuatu yang bergejolak. Rasa tidak nyaman itu kemudian mengusik tidurnya, ia bangun dengan tubuh yang mulai panas dan berkeringat. 

Jessie lantas memanggil calon suaminya itu. “Daniel…?” panggilnya lemas. 

Alih-alih calon suaminya, Jessie malah menangkap sosok lain yang mengejutkannya. Seorang pria tak dikenal kini ada di kamarnya. Kelopak mata Jessie yang berat dan sayu ia paksa untuk dibuka lebar. 

Jessie ingin sekali menghardiknya, namun rasa tidak nyaman yang terus menyeruak ke seluruh tubuh langsung menggagalkan niatnya itu. Jessie dapat merasakan tubuh dan wajahnya semakin panas, seolah ada sesuatu yang harus dikeluarkan. Napasnya terengah berat, kaki-kakinya lemas, dan Jessie seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Kini tubuh dan kepalanya saling berkata lain. Jessie ingin berteriak sebagai bentuk perlindungan dari seorang pria asing yang ada di dalam kamarnya, namun tubuh Jessie bertindak tanpa arahannya. 

Jessie beranjak maju, kemudian tangannya menangkup wajah pria itu dan mencium bibirnya asal. “Bantu aku…,” lirih Jessie di sela-sela bibir yang beradu.

Mata pria itu terbelalak. Lalu ia melirik gelas-gelas sampanye di atas meja. “Nona, kau tidak tau apa yang kau minum?”

Jessie belum menangkap perkataan pria asing itu. Ia hanya peduli dengan tubuhnya yang meronta-ronta, meminta dipuaskan oleh sesuatu. Ia dapat merasakan tangan pria itu menopang pinggangnya sebab Jessie mulai kehilangan keseimbangan. 

Wajah pria di hadapannya yang terlihat penuh tanya dengan sebuah tangan yang sedikit gemetar adalah hal terakhir yang dapat diingat oleh Jessie, sebelum ia terbuai sentuhan hangat semalaman.

Pagi pun datang dengan cahaya tajam menembus tirai. Jessie terbangun perlahan, kepalanya berat, rasanya bahkan lebih berat dari semalam. Tubuhnya juga terasa amat lelah dan ada titik-titik yang rasanya terlalu sakit. 

Ia meraba sekitar, lalu membeku. Kulitnya bersentuhan dengan seprai dingin. Tidak ada pakaian yang membungkus tubuhnya. Apa!?

Panik mulai menyeruak ke seluruh tubuh. Ia menatap sisi ranjang, kosong. Tapi suara gemericik air dari kamar mandi membuatnya menegang.

Saat pintu terbuka, uap hangat keluar bersama sosok pria tinggi dengan handuk di pinggang dan bekas luka memanjang di sisi rusuknya. Rambut gondrong modisnya terlihat masih basah, beberapa butir air masih menetes sisa basuhan saat mandi.

Jessie menahan napas. Wajah itu asing baginya.

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini!?” tanya Jessie, suaranya serak.

Pria itu menatapnya lama sebelum menjawab, “Semalam kau yang mengajakku naik ke ranjangmu lebih dulu, Nona.”

Telinga Jessie panas mendengarnya, ia tersinggung. “Apa? Jangan sembarangan bicara! Tidakkah kau lihat cincin di jariku? Aku ini wanita yang akan segera menikah.”

Jessie memperhatikan gerak-gerik pria itu yang terlihat tenang. Ia melirik Jessie lagi. “Kalau begitu, di mana calon suamimu ketika calon istrinya mabuk semalam?”

Mabuk? Mana mungkin. Pasalnya, ia ingat bahwa ia tidak minum banyak semalam.

“Tidak mungkin aku mabuk. Aku hanya minum sedikit, jadi-”

“Obat,” pria itu memotong ucapan Jessie, lalu menunjuk gelas-gelas sampanye di atas meja. “Seseorang telah mencampur minumanmu dengan obat.”

Obat? 

Samar-samar Jessie dapat ingat bagaimana tubuhnya dibalut rasa tidak nyaman semalam. 

Jessie tertawa getir setelah itu. 

Lantas pria yang berdiri di hadapannya sekarang... 

“Berarti, kau yang merencanakan ini dengan Daniel!?”

Yang dituduh tidak menjawab, hanya mengambil kemejanya di kursi dan mengenakannya perlahan. Jessie tidak mampu membaca raut pria itu. 

Saat pria itu hendak keluar, Jessie bersuara lagi, gemetar tapi tegas, “Jawab!”

Tidak ada jawaban yang diterima. Pria asing itu hanya berhenti di depan pintu, menoleh sedikit. 

Belum sempat Jessie melayangkan pertanyaan lagi, pintu sudah tertutup perlahan. Jessie menatap kosong ke arah tempatnya berdiri tadi.

Angin pagi berhembus dari jendela yang setengah terbuka, membawa aroma sisa parfum dan kenangan samar. Di antara keheningan, ponselnya bergetar di meja samping ranjang.

Pesan dari Daniel:

“Kau tidur nyenyak, calon pengantinku? Aku lihat, ada lelaki yang keluar dari kamar hotelmu pagi ini. Siapa dia?”

Jessie menggenggam ponsel itu erat, matanya melebar. Dalam keheningan yang menyelimuti, Jessie semakin yakin bahwa malam itu bukan sekadar kesalahan. Itu adalah jebakan.

Jessie terdiam menatap pesan itu, lalu berbisik lirih.

“Apa yang sebenarnya yang kau rencanakan padaku, Daniel? Kau mengirimkan pria asing itu ke kamarku dan menjebakku seperti ini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 6.

    “Aku baik-baik saja, Cindy.” Jessie menggeleng dengan senyum yang sedikit dipaksakan. “Pernikahanku juga berjalan lancar.” balas Jessie berbohong. Cindy memicingkan mata, seolah tidak percaya dengan perkataan sahabatnya itu. Ketika Jessie tersenyum, Cindy dengan cepat merubah raut mukanya lagi. “Baiklah, kalau kau berkata begitu, Jes.” Cindy tersenyum sambil menepuk punggung Jessie pelan.Keduanya kemudian berjalan menuju ke dalam gedung. Cindy memutuskan untuk membeli segelas kopi di kedai kecil dalam gedung. Jessie juga menginginkan segelas kopi, maka ia berjalan mengekori Cindy. Setelah membayar dan disuguhi dua gelas kopi yang harum, Cindy mengambilnya dari meja pick up di sebelah kasir.Cindy memberikan salah satu gelas yang dipegangnya kepada Jessie. Ketika itu, ada raut bingung dari wajah Cindy setelah nampaknya ia tak sengaja melihat jari-jari Jessie yang kosong. Sahabatnya itu meliriknya sejenak. “Apa benar, Jes, pernikahanmu berjalan lancar?” nadanya terdengar sedikit khaw

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 5.

    Setelah pintu kamar ditutup, Jessie membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia memaksakan diri untuk memejamkan mata. Ia tahu malam ini tidurnya tidak akan nyenyak, kepalanya akan penuh dengan belasan skenario. Tetapi Jessie tahu dirinya butuh istirahat setelah hari yang panjang.Ketika pagi datang, Jessie membuka mata dengan berat. Ia membawa langkahnya keluar kamar. Anak tangga disusurinya dengan hati-hati, sembari masih mengamati seisi mansion. Tempat ini benar-benar luas.Jessie kemudian terdiam di ujung tangga, menangkap sosok pria di dapur yang sedang mengenakan celemek hitam, kontras dengan kemeja putihnya yang digulung hingga siku. Itu Jacob.Jessie merasa canggung. Maka, ia putuskan untuk menyapa saja. “Jacob?”Pria itu menoleh, wajahnya datar. “Sudah bangun?”Jessie hanya mengangguk pelan. Ia melihat Jacob mengangkat dua piring yang sudah selesai dari dapur ke atas meja makan yang panjang, tanpa menatapnya. Aroma mentega dan kopi memenuhi ruangan. Cahaya matahari menerobos

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 4.

    Pria itu kemudian kembali melangkah mendahului Jessie. Tangannya mendorong pintu yang sudah setengah terbuka. Jacob lebih dahulu masuk dan Jessie mengkorinya langkahnya.Sepertinya benar ini ruang kerja Jacob. Ada meja kayu yang mewah dan kursi kulit yang berwarna senada. Jendela yang menjulang juga memberikan kesan luas di ruangan ini. Di langit-langitnya terdapat lampu yang menggantung mewah. Jessie terpaku lagi.Tanpa suara, Jacob berjalan menuju kursi di balik meja kerjanya, kemudian duduk di sana. “Aku ingin kamu menandatangani kontrak ini,” Jacob menyodorkan sebuah kertas putih ke arah Jessie, yang sedari tadi tergeletak di atas meja. Di tengah kertas ada huruf dicetak tebal berbunyi ‘kontrak pernikahan’. Jessie memandangi lembaran itu lantas mengerutkan dahi. Kontrak pernikahan…? Belum sempat Jessie menjawab, Jacob berujar lagi.“Aku akan menafkahimu, juga bertanggung jawab dan membiayaimu apabila kamu mengandung. Aku akan menjadi suami yang bertanggung jawab, asalkan…,” Jac

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 3.

    Belum sempat Jessie menyelesaikan ucapannya, bibir Jacob sudah menempel pada miliknya.Pria itu membelah bibir merah muda Jessie dengan lembut, kemudian melumatnya. Jessie menarik napasnya, kaget dengan ciuman Jacob. Namun, kagetnya tidak menghentikan pria itu dalam menjamu bibir Jessie. Lama-kelamaan, Jessie seperti hanyut dalam ciumannya, ia membalas ciuman itu perlahan. Seperti mendapat lampu hijau, Jacob melumat bibir Jessie lebih dalam. Deru napas mereka terasa panas di wajah.Baru setelah Jessie kehabisan napas, pria itu menarik diri. Lalu tersenyum miring melihat wajah Jessie yang memerah.Pria ini!Sempat terpikir oleh Jessie bahwa Jacob pasti hanya akan mengecupnya singkat, sekadar bermain peran. Ternyata Jessie salah besar. Tangan Jacob masih berada di atas pinggang Jessie, ketika suara sang pendeta yang mengumumkan deklarasi memecah hening kembali. “Atas kuasaNya, saya nyatakan Jacob Sanjaya dan Jessie Wijaya sebagai sepasang suami istri.”Samar-samar Jessie dengar tepuk

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 2.

    “Astaga, Jessie Wijaya! Apa yang sudah kau lakukan!?”Suara itu terdengar seperti denting kaca pecah di telinga Jessie. Tajam dan menusuk. Kinanti Arinda, ibu tirinya, berdiri di depan pintu suite hotel dengan ekspresi campuran antara kaget dan sinis.Pagi itu, suasana di penthouse mewah hotel Grand Harlington jauh dari kata damai. Harusnya, ini adalah hari bahagia. Hari pernikahan Jessie dan Daniel Sanjaya. Tapi pagi itu, seluruh keluarga besar Sanjaya dan Wijaya justru berkumpul dalam suasana tegang.Semua mata langsung menoleh ke arah Jessie yang berdiri di tengah ruangan dengan gaun tidur kusut, rambut awut-awutan, dan wajah pucat.Daniel Sanjaya, tunangannya, bangkit dari sofa kulit mahal dan menghampirinya dengan langkah tergesa.“Jessie… kenapa penampilanmu berantakan?” suara Daniel terdengar palsu di telinga Jessie. Jessie tidak menjawab. Tubuhnya kaku, pikirannya masih berputar dengan cepat, mencoba menyusun ulang kejadian malam sebelumnya. Seorang laki-laki asing yang tak s

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 1.

    "Aku rasa ini bukan ide yang bagus, Daniel," mata Jessie menelisik sekeliling kamar hotel mewah itu. Lilin-lilin aromaterapi bertebaran di setiap sudut, menciptakan suasana intim justru membuat perasaannya gelisah.Jessi Wijaya dan Daniel Sanjaya, kini tengah berada di sebuah kamar hotel sebelum acara pernikahan mereka. Kedua keluarga memiliki janji pernikahan, menjodohkan putri dari keluarga Wijaya dengan putra dari keluarga Sanjaya.Jessie sendiri tidak pernah menyukai ini. Ia tahu betul bahwa ayahnya hanya menginginkan harta dari pernikahan yang akan terjadi. Ditambah perlakuan sang ibu tiri yang memuakkan, maka Jessie melihat pernikahan sebagai sebuah upaya untuk melepaskan diri dari keluarganya. Sementara itu Daniel tertawa renyah, meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Aku hanya ingin membicarakan beberapa detail terakhir tentang pernikahan kita besok. Tanpa gangguan dari keluarga atau teman-temanmu yang cerewet itu." Suara Daniel terdengar tenang, tapi di balik senyumnya s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status