Share

Bab 4.

Author: Ellailaist
last update Last Updated: 2025-11-20 09:12:35

Pria itu kemudian kembali melangkah mendahului Jessie. Tangannya mendorong pintu yang sudah setengah terbuka. Jacob lebih dahulu masuk dan Jessie mengkorinya langkahnya.

Sepertinya benar ini ruang kerja Jacob. Ada meja kayu yang mewah dan kursi kulit yang berwarna senada. Jendela yang menjulang juga memberikan kesan luas di ruangan ini. Di langit-langitnya terdapat lampu yang menggantung mewah. Jessie terpaku lagi.

Tanpa suara, Jacob berjalan menuju kursi di balik meja kerjanya, kemudian duduk di sana. 

“Aku ingin kamu menandatangani kontrak ini,” Jacob menyodorkan sebuah kertas putih ke arah Jessie, yang sedari tadi tergeletak di atas meja. 

Di tengah kertas ada huruf dicetak tebal berbunyi ‘kontrak pernikahan’. Jessie memandangi lembaran itu lantas mengerutkan dahi. Kontrak pernikahan…? 

Belum sempat Jessie menjawab, Jacob berujar lagi.

“Aku akan menafkahimu, juga bertanggung jawab dan membiayaimu apabila kamu mengandung. Aku akan menjadi suami yang bertanggung jawab, asalkan…,” Jacob menunjuk-nunjuk sebuah klausul di atas kontrak itu, seolah menekankan bahwa peraturan itu yang paling penting. “Kita tidak saling mencampuri urusan masing-masing.”

Jessie menatap kontrak itu. Ia pikir ini adalah rencana lain keluarga Sanjaya. Ia tahu bagaimana keluarga Sanjaya begitu berpengaruh, maka bukan tidak mungkin jika Jacob sama liciknya dengan Daniel. Jessie tidak akan terjebak untuk kedua kalinya!

“Tidak,” jawab Jessie mantap sementara matanya masih memindai tulisan-tulisan di atas kertas tersebut. 

“Jessie…” suara Jacob rendah mengusik lamunan Jessie. “Hubunganmu dengan keluargamu tidak baik, bukan?”

Jessie mengerjap. Dari mana pria ini tahu!? Kedua alisnya kini bertautan. “A.. apa? Tau apa kamu tentang keluargaku?”

Jacob menegakkan tubuhnya. Senyum tipis kembali muncul di bibirnya. “Aku tidak sengaja lewat,” ujarnya pendek. “Kamu ingin lepas dari keluargamu, ‘kan?”

Jessie mematung mendengarnya. Dari mana Jacob menarik kesimpulan seperti itu? Meski dalam hati Jessie menjawab iya, tetapi Jessie masih berpikir bahwa ini adalah akal-akalan keluarga Sanjaya lagi.

“Tidak juga. Aku … sudah terbiasa. Jadi, tidak masalah. Kau tidak perlu repot-repot. Jadi-”

“Malam itu, di hotel,” Jacob memotongnya, ia bicara tanpa ekspresi, “aku tidak memakai pengaman.”

Jessie mengerjap.

“Malam itu…?”

Jacob memotong lagi, matanya tajam menatap Jessie. “Menurutmu apa yang mungkin bisa terjadi?”

Tubuh Jessie mendadak kaku. Tidak menggunakan pengaman malam itu? Jadi, ia bisa hamil…!? Dari pria yang tak dikenalnya dan juga seseorang yang terasingkan? Napas Jessie tercekat. 

Jessie langsung memalingkan pandangannya ke atas kertas kontrak tersebut. Ah, ia mengerti sekarang. 

Jika ia benar hamil nanti dan menolak tawaran Jacob, apa itu berarti anaknya akan hidup tanpa seorang ayah? Nasib anaknya akan merana, mirip sepertinya sekarang. Lalu bagaimana nasibnya sendiri nanti? Ia sudah merelakan pilihan pasangannya, apa masa depannya harus dikorbankan juga?

Jessie mulai berpikir macam-macam. Ia menutup mata, berusaha mengambil keputusan meski dalam hatinya, Jessie tahu, tak banyak pilihan yang ia punya di depan mata. 

Gundahnya buyar ketika telinga Jessie mendengar ketukan jari di atas meja. Jari Jacob menari di atas kertas kontrak itu, seolah menunggu jawaban Jessie yang tak kunjung datang. 

“Kalau kau menandatangani kontrak ini, jelas aku akan bertanggung jawab,” jelas Jacob lagi. “Aku juga dapat membantumu menghadapi keluargamu.”

Jika dengan bersama Jacob akan membuatnya mudah pergi dari bayang-bayang keluarga yang brengsek dan membalaskan dendam yang selalu ia simpan rapat-rapat, maka tidak ada salahnya mencoba. Kehamilan yang mungkin terjadi pun tidak akan membebaninya, setidaknya ada kontrak yang mengikat tanggung jawab dari pria ini.

Apabila ini merupakan jebakan lain, toh, Jessie adalah wanita yang pintar. Ia akan mencari jalan keluar jika semuanya memburuk.

“Baik,” kata Jessie pada akhirnya. Jawaban itu penuh keyakinan. “Aku akan menandatangani kontrak ini.

Jacob menatapnya beberapa detik, lalu menyodorkan pena kepada Jessie. Tidak ada waktu itu menarik ucapannya, pena sudah digenggam di tangan, menunggu untuk bergulir di atas kertas. 

Jessie menarik napas panjang sebelum membubuhkan tanda tangannya. 

Sekarang ada hitam di atas putih. 

Jessie masih terpaku di tempatnya ketika Jacob menarik kertas berisi kontrak itu. Ia simpan rapat-rapat di dalam map, lalu membawanya pergi. 

“Ikut aku, Jessie. Akan aku tunjukkan kamar tidurmu,” pinta Jacob. 

Jessie seolah tersihir oleh tiap kata-kata Jacob. Maka, Jessie mengekorinya sambil masih menimbang-nimbang keputusannya tadi. 

Keduanya berakhir di depan pintu kamar dengan gagang yang terlihat mewah. Jacob membukanya. Pria itu tidak berkata apa-apa, hanya berdiri di ambang pintu, menunggu Jessie masuk. 

Merasa dipersilakan, Jessie pada akhirnya masuk ke dalam kamar. Interiornya tak berbeda jauh dengan yang ada di luar. Jessie pun duduk dengan sedikit kikuk di atas ranjang. 

“Kamar ini menjadi milikmu sekarang.”

Jessie mengangguk. “Terima kasih.”

Jacob tidak menjawab lagi. Ia hanya memindai kamar itu dengan tatapannya yang tajam, kemudian berpaling.

“Mulai besok, kau bukan lagi bagian dari keluarga Wijaya. Ingat itu, Jessie.” kata Jacob sebelum menutup pintu kamar.

Jessie tertegun mendengarnya. Apa lagi maksud pria itu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 6.

    “Aku baik-baik saja, Cindy.” Jessie menggeleng dengan senyum yang sedikit dipaksakan. “Pernikahanku juga berjalan lancar.” balas Jessie berbohong. Cindy memicingkan mata, seolah tidak percaya dengan perkataan sahabatnya itu. Ketika Jessie tersenyum, Cindy dengan cepat merubah raut mukanya lagi. “Baiklah, kalau kau berkata begitu, Jes.” Cindy tersenyum sambil menepuk punggung Jessie pelan.Keduanya kemudian berjalan menuju ke dalam gedung. Cindy memutuskan untuk membeli segelas kopi di kedai kecil dalam gedung. Jessie juga menginginkan segelas kopi, maka ia berjalan mengekori Cindy. Setelah membayar dan disuguhi dua gelas kopi yang harum, Cindy mengambilnya dari meja pick up di sebelah kasir.Cindy memberikan salah satu gelas yang dipegangnya kepada Jessie. Ketika itu, ada raut bingung dari wajah Cindy setelah nampaknya ia tak sengaja melihat jari-jari Jessie yang kosong. Sahabatnya itu meliriknya sejenak. “Apa benar, Jes, pernikahanmu berjalan lancar?” nadanya terdengar sedikit khaw

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 5.

    Setelah pintu kamar ditutup, Jessie membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia memaksakan diri untuk memejamkan mata. Ia tahu malam ini tidurnya tidak akan nyenyak, kepalanya akan penuh dengan belasan skenario. Tetapi Jessie tahu dirinya butuh istirahat setelah hari yang panjang.Ketika pagi datang, Jessie membuka mata dengan berat. Ia membawa langkahnya keluar kamar. Anak tangga disusurinya dengan hati-hati, sembari masih mengamati seisi mansion. Tempat ini benar-benar luas.Jessie kemudian terdiam di ujung tangga, menangkap sosok pria di dapur yang sedang mengenakan celemek hitam, kontras dengan kemeja putihnya yang digulung hingga siku. Itu Jacob.Jessie merasa canggung. Maka, ia putuskan untuk menyapa saja. “Jacob?”Pria itu menoleh, wajahnya datar. “Sudah bangun?”Jessie hanya mengangguk pelan. Ia melihat Jacob mengangkat dua piring yang sudah selesai dari dapur ke atas meja makan yang panjang, tanpa menatapnya. Aroma mentega dan kopi memenuhi ruangan. Cahaya matahari menerobos

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 4.

    Pria itu kemudian kembali melangkah mendahului Jessie. Tangannya mendorong pintu yang sudah setengah terbuka. Jacob lebih dahulu masuk dan Jessie mengkorinya langkahnya.Sepertinya benar ini ruang kerja Jacob. Ada meja kayu yang mewah dan kursi kulit yang berwarna senada. Jendela yang menjulang juga memberikan kesan luas di ruangan ini. Di langit-langitnya terdapat lampu yang menggantung mewah. Jessie terpaku lagi.Tanpa suara, Jacob berjalan menuju kursi di balik meja kerjanya, kemudian duduk di sana. “Aku ingin kamu menandatangani kontrak ini,” Jacob menyodorkan sebuah kertas putih ke arah Jessie, yang sedari tadi tergeletak di atas meja. Di tengah kertas ada huruf dicetak tebal berbunyi ‘kontrak pernikahan’. Jessie memandangi lembaran itu lantas mengerutkan dahi. Kontrak pernikahan…? Belum sempat Jessie menjawab, Jacob berujar lagi.“Aku akan menafkahimu, juga bertanggung jawab dan membiayaimu apabila kamu mengandung. Aku akan menjadi suami yang bertanggung jawab, asalkan…,” Jac

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 3.

    Belum sempat Jessie menyelesaikan ucapannya, bibir Jacob sudah menempel pada miliknya.Pria itu membelah bibir merah muda Jessie dengan lembut, kemudian melumatnya. Jessie menarik napasnya, kaget dengan ciuman Jacob. Namun, kagetnya tidak menghentikan pria itu dalam menjamu bibir Jessie. Lama-kelamaan, Jessie seperti hanyut dalam ciumannya, ia membalas ciuman itu perlahan. Seperti mendapat lampu hijau, Jacob melumat bibir Jessie lebih dalam. Deru napas mereka terasa panas di wajah.Baru setelah Jessie kehabisan napas, pria itu menarik diri. Lalu tersenyum miring melihat wajah Jessie yang memerah.Pria ini!Sempat terpikir oleh Jessie bahwa Jacob pasti hanya akan mengecupnya singkat, sekadar bermain peran. Ternyata Jessie salah besar. Tangan Jacob masih berada di atas pinggang Jessie, ketika suara sang pendeta yang mengumumkan deklarasi memecah hening kembali. “Atas kuasaNya, saya nyatakan Jacob Sanjaya dan Jessie Wijaya sebagai sepasang suami istri.”Samar-samar Jessie dengar tepuk

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 2.

    “Astaga, Jessie Wijaya! Apa yang sudah kau lakukan!?”Suara itu terdengar seperti denting kaca pecah di telinga Jessie. Tajam dan menusuk. Kinanti Arinda, ibu tirinya, berdiri di depan pintu suite hotel dengan ekspresi campuran antara kaget dan sinis.Pagi itu, suasana di penthouse mewah hotel Grand Harlington jauh dari kata damai. Harusnya, ini adalah hari bahagia. Hari pernikahan Jessie dan Daniel Sanjaya. Tapi pagi itu, seluruh keluarga besar Sanjaya dan Wijaya justru berkumpul dalam suasana tegang.Semua mata langsung menoleh ke arah Jessie yang berdiri di tengah ruangan dengan gaun tidur kusut, rambut awut-awutan, dan wajah pucat.Daniel Sanjaya, tunangannya, bangkit dari sofa kulit mahal dan menghampirinya dengan langkah tergesa.“Jessie… kenapa penampilanmu berantakan?” suara Daniel terdengar palsu di telinga Jessie. Jessie tidak menjawab. Tubuhnya kaku, pikirannya masih berputar dengan cepat, mencoba menyusun ulang kejadian malam sebelumnya. Seorang laki-laki asing yang tak s

  • DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA   Bab 1.

    "Aku rasa ini bukan ide yang bagus, Daniel," mata Jessie menelisik sekeliling kamar hotel mewah itu. Lilin-lilin aromaterapi bertebaran di setiap sudut, menciptakan suasana intim justru membuat perasaannya gelisah.Jessi Wijaya dan Daniel Sanjaya, kini tengah berada di sebuah kamar hotel sebelum acara pernikahan mereka. Kedua keluarga memiliki janji pernikahan, menjodohkan putri dari keluarga Wijaya dengan putra dari keluarga Sanjaya.Jessie sendiri tidak pernah menyukai ini. Ia tahu betul bahwa ayahnya hanya menginginkan harta dari pernikahan yang akan terjadi. Ditambah perlakuan sang ibu tiri yang memuakkan, maka Jessie melihat pernikahan sebagai sebuah upaya untuk melepaskan diri dari keluarganya. Sementara itu Daniel tertawa renyah, meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Aku hanya ingin membicarakan beberapa detail terakhir tentang pernikahan kita besok. Tanpa gangguan dari keluarga atau teman-temanmu yang cerewet itu." Suara Daniel terdengar tenang, tapi di balik senyumnya s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status