Share

Part98

"Eh, jangan. Entar kalo jatuh gimana?" tolaknya.

"Makanya hati-hati dong, Zein."

"Ya udah deh, tapi pelan-pelan aja, ya."

Dia menundukkan tubuhnya dan segera mengangkat ku dalam gendongannya. Membuat aku senyum-senyum sendiri. Teringat kembali akan kenangan masa lalu, saat Zein memaksa menodaiku untuk yang pertama kali. Betapa gagah dan romantisnya Zein kala itu, sampai-sampai membuat bulu mataku merinding disko.

So sweet banget, kan?

"Zein, entar kalo sudah pulang kantor, langsung balik ke rumah ya! jangan singgah -singgah lagi di jalan," ucapku saat sedang menikmati sarapan di meja makan.

"Iya, bawel."

"Awas kalo ketauan singgah-singgah, apalagi nekat jajan di luar."

"Iya, sayang."

"Good."

.

"Hati-hati Zein, mengemudinya! Jangan kebut-kebutan ya!" Pesanku pada Zein, sebelum dia berangkat.

"Iya, iya."

Ih, nurut banget sama istri. Makin gumush deh liatnya.

Setelah Zein pergi, aku rebahan di tempat tidur sambil chatingan bareng trio ember. Ya, walaupun sudah jarang ketemu lang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status