Share

Part99

"Jadi, keadaannya gimana?" tanyaku cemas.

"Lagi diperiksa, Yas. Tadi setelah masuk IGD, petugas minta surat-surat buat administrasi. Aku kurang ngerti juga, surat apa. Terus mereka juga nanya keluarganya yang mana? Makanya aku nyusul kamu ke sini."

"Kenapa nggak nelpon aku aja, Bin? Kan aku bisa langsung ke sana."

"Nggak berani lah, Yas. Bukannya kamu tinggal sendirian di rumah? Kalau tiba-tiba pingsan gimana?"

Iya juga sih. Tumben si Bino pikirannya lurus.

"Jadi, yang jagain Zein di sana, siapa?" tanyaku cemas.

"Ada Silvi. Tadi aku minta tolong sama dia, juga. Sekalian bareng ke rumah sakit."

What? Dasar sontoloyo. Emang teman nggak punya akhlak ini si Bino ya.

Badanku makin lemas setelah mendengar nama Silvi. Pasti nangis-nangis tuh, sambil meluk-meluk. Merasa menyesal karena belum sempat menyatakan rasa cintanya pada Zein.

Iyyuhhh... Sok dramatis banget deh kisahnya.

Aku duduk di sofa ruang tamu setelah di papah oleh Bino. Sekujur tubuhku terasa lemah dan berat. Pikiranku mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status