Share

Keluarga Benalu Jatuh Miskin

Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan Mbak Dian aku pun pamit pulang. Tubuh ini masih sakit, rasanya ingin secepatnya merebahkan diri di atas kasur yang empuk.

Tiba di rumah aku disambut Bik Surti, wanita paruh baya itu menangis melihatku dalam keadaan terluka walau tidak parah.

"Apa yang terjadi dengan Non Aira?" tanya Bik Surti dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Semalam aku kecelakaan, Bik. Tapi Bik Surti tidak usah khawatir cuma luka ringan," jawabku tenang sambil cengegesan. Aku tidak mau wanita yang sudah mengurusku cemas memikirkan keadaanku.

"Syukurlah, bibik khawatir semalam Non Aira tidak pulang. Ya sudah, bibik bikinkan makanan kesukaan Non Aira, ya," tawarnya.

"Boleh, Bik. Kebetulan aku sudah lapar, kalau begitu aku ke kamar dulu mau istirahat."

"Nanti kalau sudah matang masakannya, bibik panggil Non Aira."

"Ok, Bik." Aku mengacungkan jempol kearah Bik Surti.

Kulangkahkan kaki menuju kamar. Sejenak terdiam melihat barang-barang Nadia masih ada di dalam kamar. Aku haru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status