แชร์

BAB 19B

ผู้เขียน: NawankWulan
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-07-25 23:07:06

Waktu menunjuk angka setengah tujuh. Selesai sarapan, Meira dan Lasmi berbincang di ruang tengah. Sementara Aldo sibuk membaca buku di kamar. Sebelum berangkat ke Solo, Dina sempat mengajak Aldo ke toko buku untuk membeli alat tulis dan buku bacaan. Ada tiga buku yang dia beli, tentang tata surya, perkalian dan kisah Nabi dan Rasul.

Sebelum sarapan Meira sempat melihat buku kisah Nabi dan Rasul itu terbuka sebagian. Mungkin kini Aldo melanjutkan bacaannya yang tadi sempat tertunda. Meira tak ingin mengganggu. Baginya, yang penting bacaan Aldo masih seputar anak-anak dan bisa menambah wawasannya.

Meira memang tak biasa memberikan gadget untuk buah hatinya. Sejak di Jakarta, Aldo memang terbiasa dengan buku, main dengan teman-temannya atau menonton kartun di televisi saja untuk mengisi waktu luangnya.

"Assalamualaikum, Din. Ada apa?" Meira mengucap salam setelah menerima panggilan dari Dina.

"Wa'alaikumsalam, Mbak. Ini loh Mbak Una mau ngobrol. Ribet banget dari subuh minta disambungi
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (2)
goodnovel comment avatar
qori hasnan
harusnya kabur ke luar negri biar dunia gak berasa sempit² amat ...
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
wah gpp deh kerja disana nanti Meira nikah sama yg punya rumah
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 320

    Suasana di halaman belakang rumah Wicaksono cukup ramai sore ini. Ada syukuran empat bulan kehamilan Hanum dan tujuh bulan kehamilan Meira di sana. Semua sudah disiapkan cukup matang jauh-jauh hari. Tak ada yang kurang. Sanak saudara dan para tetangga datang untuk menghadiri hari bahagia itu. Meira dan keluarga kecilnya memakai pakaian berwarna putih, sementara Hanum dan Ken memakai pakaian berwarna abu muda. Semua terlihat cantik dan tampan. Aura bahagia terlihat jelas dari raut wajah dan senyum mereka. Acara demi acara berjalan lancar, sampai pada pembacaan doa dan ceramah oleh seorang ustadz muda bernama Habibi. Beragam hidangan tersedia, camilan-camilan sebagai teman teh dan kopi pun terhidang di meja. "Bu Sundari bahagia banget pasti punya menantu dua cantik-cantik begini, mana hamil barengan pula. Dapat cucunya dobel sekalian." Seorang kerabat menepuk pelan pundak Sundari yang sedang bicara dengan Hanum. Kedua perempuan beda usia itu pun sama-sama menoleh. "Alhamdulillah, Mb

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 319

    Dokter pribadi keluarga Wicaksono baru saja memeriksa Hanum. Dengan cemas Ken dan keluarganya menunggu di kamar bernuansa ungu muda itu. Sundari duduk di tepi ranjang, sesekali mengusap kening menantunya. Sementara Ken mengantar Dokter Yudistira ke teras. "Jadi, istri saya hanya kecapekan saja, Dok? Nggak ada indikasi lain?" tanya Ken memastikan setelah mendengar penjelasan dokter itu. "Benar, Mas Ken. Mbak Hanum kecapekan. Mungkin karena hamil muda, jadi agak kaget saat melakukan perjalanan luar kota. Istirahat yang cukup dan minum vitamin rutin, InsyaAllah akan segera membaik. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, Mas. Hal seperti ini biasa untuk perempuan yang hamil muda." Dokter Yudistira menepuk-nepuk pundak Ken perlahan. Ken manggut-manggut. Dia cukup lega setelah mendengar penjelasan dokter tentang keadaan istrinya. Tadi dia sempat panik karena Hanum tampak pucat dan lemas. Tak biasanya dia seperti itu. "Syukurlah kalau cuma kecapekan, Dok. Yang penting nggak ada masalah serius

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 318

    Detik ini, suasana Jogja kembali dinikmati Hanum. Tak hanya makanan khas di kota itu, tapi juga lingkungan yang cukup nyaman dan tenteram. Semilir angin yang berbeda dia rasakan jua. Hanum memejamkan mata sesaat, menikmati hembusan angin pagi setelah sampai di rumah mertuanya. Rumah berlantai dua yang terlihat megah dan gagah. Dua satpam menyapanya ramah. Sopir pribadi mertuanya pun tersenyum tipis seraya mengangguk pelan. Asisten rumah tangga di sana juga menyambutnya dengan senyum dan keramahan yang sama. Tak terkecuali kakak iparnya, Raka dan Meira. Bahkan Aldo dan Dee anak mereka pun menghambur ke pelukan Hanum. "Eh, hati-hati, Sayang. Tante Hanum juga hamil kaya bunda. Ada adek bayi di perutnya." Sundari menasehati kedua cucunya. Meski Aldo anak Meira dengan suami pertamanya, tapi bagi Sundari dan Wicaksono, Aldo tetaplah cucu mereka. Keduanya pun sangat menyayangi jagoan kecil itu. Tak ada yang membedakan. Aldo mendapatkan cinta dan kasih sayang dari ayah sambung dan kakek ne

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 317

    Hari ini, Sundari dan Wicaksono akan berkunjung ke rumah orang tua kandung Meira. Selain besan, Adrian juga sahabat dekat Wicaksono sejak mereka sama-sama di bangku kuliah. Mereka menjalankan bisnis bersama sampai akhirnya sama-sama sukses.Beberapa oleh-oleh sudah dimasukkan ke bagasi. Wicaksono sudah menunggu di teras, sementara Sundari masih merapikan hijabnya. Tak selang lama sepasang suami istri itu sudah siap. Mereka berangkat ke rumah besan diantar oleh Pak Slamet. "Kita jadi jenguk Mbak Rena, Mas?" tanya Hanum sembari merapikan lemari pakaiannya yang sedikit berantakan. "Terserah kamu, Sayang. Kalau nggak juga nggak apa-apa. Ngamuk pula nanti kalau dia lihat kita ke sana. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa," balas Ken masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Tapi aku baca status WhatsAppnya tadi katanya dia diperbolehkan pulang hari ini. Masa kita nggak jenguk, Mas?" Hanum mendongak lalu menyiapkan baju ganti untuk suaminya. "Nggak jenguk juga nggak masalah, Sayang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 316

    "Assalamualaikum." Salam terdengar dan semua yang duduk di ruang tamu itu pun membalas salamnya. Tak hanya Rudy yang kaget melihat tamu itu, tapi juga Ken dan Hanum. Mereka saling tatap lalu Rudy meminta Hanum duduk kembali saat menantunya itu akan menyambut tamunya. "Biar bapak saja. Kamu ajak ngobrol mama dan papa dulu, Num," pinta Rudy sembari beranjak dari sofa. Laki-laki itu menatap tajam ke arah tamunya lalu menarik pergelangan tangan perempuan itu untuk menjauh. Di bawah pohon mangga halaman rumah, Rudy menghempaskan tangan perempuan itu. "Aku sudah cukup sabar selama ini, War. Bahkan setelah kujatuhkan talak pun, aku masih mengurusi tempat tinggal dan jatah iddahmu. Jangan bikin aku semakin muak dan menjadi mantan suami yang tega. Mau apalagi datang ke sini?" sentak Rudy tak terima kedatangan mantan istrinya itu. Rudy yakin Mawar sengaja datang tepat di saat kedua orang tua Ken berkunjung. Entah apa rencananya, tapi Rudy yakin jika itu rencana yang buruk. "Kamu apa-apaan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 315

    "Kenapa, Ken?!" pekik Sundari yang spontan memeluk menantunya lebih erat. "Hati-hati, Mas. Ada apa?" Hanum ikut bertanya. "Astaghfirullah. Ada kucing nyebrang tiba-tiba. Maaf, Ma, Pa, Sayang. Itu kucingnya sudah diseberang," tunjuk Ken ke seberang jalan. Seperti yang lain, Ken pun berdebar tak karuan. Dia nyaris menabrak kucing itu kalau nggak mengerem mendadak tadi. Jantungnya berdegup kencang. Ken memilih menepikan mobilnya lebih dulu untuk menetralkan debar dadanya. "Atau papa yang gantiin nyetir?" Wicaksono menawarkan. "Nggak, Pa. Tadi memang aku agak kurang fokus, makanya sedikit oleng saat ada kucing." Ken kembali melajukan mobilnya perlahan. "Kenapa kurang fokus? Ada masalah di kantor?" tanya Wicaksono lagi. Sundari mengusap punggung Hanum beberapa kali untuk menenangkan. Tak lupa mengusap perut menantunya yang makin membuncit itu. "Sudah nggak apa-apa," ujar Sundari pada Hanum. Kedua perempuan itu pun saling tatap lalu sama-sama tersenyum. "Nggak ada masalah, Pa. Cuma

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status