Share

Sebuah Tantangan

"Unboxing apaan? Jangan macam-macam kamu!" Uwuw, Om Bas gumushin kalau lagi panik. Takut yang dipegang bakalan lepas kalau nekat kuapa-apain.

Lelaki berambut setengah basah itu melipir nempel-nempel di dinding. Jalan ke samping selangkah demi selangkah saat aku berjalan mendekatinya sampai mentok ke meja rias. Langkahku makin dekat dan teramat dekat dengan mata tak beralih menatap area bawah.

"Dari luar aja udah lucu gitu bentuknya, apalagi dalamnya." Aku mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di bibir lalu menipiskan jarak dengan Om Bas.

"Sisy! Jangan kurang ajar sama suami."

Aku menyambar kotak kado merah muda dengan hiasan pita yang teronggok di meja rias, tepat di bawah pinggang Om Bas. Hadiah pernikahan yang telat dikirim salah satu teman yang kerja di luar kota.

"Wleee, ge'er!" Kujulurkan lidah pada pemilik wajah tegang-tegang menggemaskan itu saat berjalan melewatinya.

Sedikit menahan malu, Om Bas menyembunyikan wajah di balik pintu lemari. Pura-pura sibuk cari baju.

"Wah! Bajunya lucu banget, ya, Om. Pasti cocok dan pas di badan aku." Kutunjukkan isi kado pada pria berjenggot tipis yang sudah rapi pakai kaos oblong.

Satu kali menoleh, dia cuek. Pas noleh kedua kali, doi membelalak sampai bola matanya nyaris keluar.

"Baju model apa itu? Tipis kaya saringan tahu."

"Kata temenku ini mahal loh, Om. Namanya baju dinas di depan suami. Aku cobain, ya!"

"Eh, eh ... jangan coba-coba pakai itu di depan saya! Baru sembuh masuk angin sudah berani pecicilan."

Wastagaaah! Bukannya laki-laki normal itu malah suka dipancing-pancing begini. Kok ini kebalikannya, benar-benar ada yang gak beres.

"Kumat ngelamun, saru anak kecil membayangkan yang enggak-enggak. Mending kamu packing dari sekarang, besok pagi kita berangkat ke Surabaya."

Pasti kalian berpikir, kok ada suami yang betah membiarkan istrinya masih tersegel dengan rapat sampai sebulan lamanya? Ya ada, Om Bas orangnya. Terlepas dari cinta atau enggak, masa iya gak tergoda buat melepas keperjakaannya? Namun, sejauh ini memang banyak kendala.

Tepat di hari pernikahan, tamu bulananku datang. Otomatis absen semingguan. Minggu berikutnya Om Bas harus balik ke Surabaya karena banyak pekerjaan yang gak bisa diwakilkan. Selain itu mengurus rumah baru yang masih dalam proses finishing. Aku gak boleh ikut, nanti saja sekalian pindahan. Biar gak repot bolak balik sana sini. Terpaksa harus LDR dulu.

Barulah kemarin Om Bas datang lagi ke Malang sekaligus jemput aku. Mungkin karena masih malu tinggal bareng mertua. Jadi, ya, terpaksa anuan itu harus ditunda dulu. Padahal harusnya ada kangen-kangenan gitu, kan? Yang ada cuma bisa gigit jari setulang-tulangnya. Hiks, sakit.

Baiklah, Sisy akan bersabar. Masih bisa ditoleransi. Jangan memikirkan yang iya-iya dulu.

***

"Bapak dan Ibuk kelihatan seneng banget pisah sama aku."

Habis Subuh barang-barangku sudah masuk bagasi mobil semua. Tinggal pamitan, tapi heran aja sama pasangan paling uwuw dari era 90-an itu. Bukannya sedih melepas anak gadis semata wayang, ini malah semringah kaya Mak-emak yang baru gajian.

"Ooh jelas, dengan begini suasana rumah akan jauh lebih tenang. Tensi darah bapak dan ibumu akan menurun, dan tentunya bisa pacaran tanpa kamu isengin." Ibuk mengedipkan sebelah mata pada pujaan hatinya. Pantesan, bibit genitnya diwariskan sama aku.

Aku memang suka jail kalau lihat mereka mesra nonton TV berdua sambil suap-suapan kerupuk. Kan, itu gak adil buat anaknya yang jomlo. Ya, sudah, nyempil aja duduk di tengah-tengah mereka. Itu baru adil namanya.

"Pak, Buk ... saya dan Sisy pamit dulu." Suami siapa sih, itu? Dia mencium punggung tangan Bapak dan Ibuk bergantian. Sopan banget perilakunya di depan mertua. Sumpah! Jadi kepingin pukul-pukul dadanya, gumush.

"Iya, Nak Bas. Tolong jaga Sisy baik-baik, ya! Kalau bandel dan menyusahkan, gethok saja kepalanya!" Jiah. Pesan macam apa pula itu?

"Pak, Buk ... Sisy pasti bakalan kangen banget jailin kalian. Hiks!"

Pletak! Bukannya dielus-elus, kepalaku malah kena satu jitakan.

"Halah! Simpan saja air mata buaya betina kamu itu. Kaya Surabaya-Malang itu jauh saja. Kalau gak macet, dua jam juga sampai. Sudah berangkat sana! Gak usah banyak drama. Baik-baik di sana, jangan bikin susah suami."

Duh, ini yang anak kandung siapa sih, di sini? Kenapa diperlakukan berbeda? Pada tega.

***

Jalur utama non tol masih lengang, sisa-sisa gelap masih tampak di sepanjang jalan yang dilewati. Mau tidur lagi gak bisa, sudah terlanjur mandi dan dandan rapi. Apa pura-pura merem aja kali, ya! Siapa tahu diem-diem Om Bas apa-apain aku kaya di drama-drama gitu. Ah, otak-otak! Kenapa jadi gesrek gini sejak dimasukkan ke genk jaman SMA kemarin.

Jadi, aku punya tiga sahabat yang bisa dibilang satu frekuensi. Pokoknya habis lulus sekolah, resolusi kita gak cuma dapat ijazah, tapi ijab sah juga. Alasannya kaya yang kusebutkan kemarin. Males mikir, pinginnya dipikirin. Males kerja, pinginnya dikerjain.

Novi, Ratna dan Amel enak, dapat jodohnya hampir barengan. Paling telat ya, aku ini. Makanya sering jadi obat nyamuk atau bahan bully di grup W* teman se-genk. Paling ngenes kalau mereka pada bahas tema 21 plus, aku cuma bisa nyengir. Jangankan 21, umur aja baru genap 20 tahun. Cuma, ada untungnya juga, sih. Dari obrolan mereka itu ternyata bisa kuterapkan sekarang. Gak sia-sia pernah nimbrung.

"Kamu gak berubah, ya!" Om Bas membuka obrolan setelah satu jam kaya orang gak saling kenal.

"Dari kapan gak berubah?"

"Dari sepuluh tahun lalu."

"Pakai kaca pembesar dulu, Om. Sepuluh tahun lalu, Sisy masih kecil. Sekarang Om gak lihat, aku tumbuh dewasa dan cantik begini?" Kalau awet imut memang iya.

"Maksud saya tetap genit."

"Genit sama suami sendiri gak papa kali."

"Sebelum ini pernah pacaran?"

"Pernah lah, masa enggak."

"Pernah ngapain aja?"

"Maksud, Om?"

Wah-wah, ngelunjak ini Om-om. Apa coba maksudnya tanya-tanya kaya gitu? Pas ditanya balik malah gak bisa jawab.

"Oh, Sisy tau. Jadi Om meragukan kegadisanku?"

"Mmm---" Dia tetap gak bisa jawab.

"Oke, fix! Begitu sampai Surabaya, ayo kita buktiin!"

Bersambung

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Heylel Fosforus
Judulnya di ganti ya...???
goodnovel comment avatar
Elda Basri
huhui om bas pasti obrak-abrik sisy sampai disurabaya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status