Share

EIGHTH CHAPTER

Arabella mulai merasakan silau dari luar kelopak matanya, gadis itu berusaha untuk membuka matanya yang terasa sangat berat dan sulit untuk dibuka. Namun ia tetap berusaha, hingga matanya benar-benar terbuka sempurna. Ia berada di kamar ketika pertama kali membuka matanya saat ia tiba di dunia ini. Namun saat ini ia sama-sekali tidak melihat adanya Reza di depannya, dengan perlahan ia mulai bangkit berdiri. Aneh.Tubuh nya terasa lebih ringan daripada sebelumnya, dan dengan perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menuju cermin besar yang tidak jauh darinya. 

Semakin dekat ke cermin itu, Arra semakin tidak bisa mengenali wajah yang lama. Rambut nya yang sepenuhnya memutih, persis seperti rambut Reza, kakek nya dan semua orang yang ia lihat sebelumnya. Ahh, tiba-tiba Arra tersadar dengan lelaki tua itu. Ia tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Arra kembali menatap pantulan dirinya yang keihatan lebih tinggi, dan warna matanya yang putih, seputih salju ketika pertama kali turun. Sekarang, Arra bahkan tidak bisa mengenali mata coklat nya yang dulu. 

Perhatian Arra teralih dan melihat sosok lelaki yang ia cari beberapa menit yang lalu memasuki kamar nya dengan wajah cemas bercampur sedikit raut wajah senang. "Kau sudah bangun Queen?" Ujar Reza segera mendekat ke arah Arra hendak memeluk nya, namun badan Reza tiba-tiba terhempas membentur dinding. Arra membelalak matanya, terkejut. Ia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, Arra langsung berlari mendekat ke arah Reza dan kali ini tidak terjadi apa-apa lagi. 

"K-kau tidak apa-apa Za?" ujar Arra menyentuh ujung bibir Reza yang berdarah. Arra segera menarik tangannya, sekarang ia terkejut untuk yang kedua kalinya. Sudut bibir Reza langsung sembuh begitu saja ketika ia menyentuh nya. "S-sebenarnya apa yang terjadi?" ujar Arra menjauhkan dirinya dari Reza

"Itu adalah kekuatan mu Queen, dan ini semua diluar prediksi dari yang mulia. Aku rasa kita harus mencari orang yang lebih kuat dari mu untuk membantumu mengontrol kekuatan mu!" seru Reza sambil bangkit berdiri. Sejujurnya, Reza sendiri begitu kaget saat tubuh nya yang tiba-tiba terhempas ketika hendak memeluk Arra dan sudut bibir nya yang tiba-tiba sembuh saat Arra menyentuhnya. Dan Reza baru menyadari bahwa ramalan itu memang benar adanya. Sekarang ia tidak bisa lagi mendekati Arra tanpa persetujuan gadis itu. Jika itu terjadi, maka kemungkinan terbesarnya adalah dia akan terus terlempar jauh. 

"Aku belum mengerti mengapa aku bisa sampai ke dunia ini dan tentang kekuatan ini Za, mengapa aku merasa bahwa aku sedang bermimpi."Seru Arra dengan air mata yang keluar dari pelupuk mata gadis itu. "Lalu dimana kakek?" ujar Arra dengan pelan, takut bahwa apa yang ada di pikirannya menjadi sebuah kenyataan. 

"Maaf Queen, Yang mulia sudah tiada!" seru Reza

"Bilang bahwa kau tidak sedang bercanda Reza!" Ujar Arra yang terlihat begitu terpuruk. Angin kencang tiba-tiba bertiup kencang dan hujan langsung turun. 

"Queen, tolong! Jangan menangis, karena angin dan hujan akan ikut turun ketika anda menangis seperti ini!" ujar Reza berusaha mendekat ke arah Arra. Dengan perlahan, sangat perlahan Reza mendekat dan mengulurkan tangan nya. Ia tidak terlempar. Dengan segera, Reza langsung memeluk Arra erat membiarkan gadis itu menangis di dadanya. Bersamaan dengan angin yang bertambah kencang dan hujan yang bertambah deras serta petir yang terlihat saling menyambar di langit. "Arra, dengarkan aku. Kematian yang mulia bukan lah karena dirimu. Tapi karena itu sudah menjadi sebuah tradisi, umurnya sudah ribuan tahun dan kakek mu memang sudah tau bahwa itu adalah waktunya. Dan kami beruntung, semua kaum penyihir putih beruntung bahwa kakek menemukanmu tepat pada waktunya!" seru Reza berusaha menenangkan. 

Cukup lama bagi Arra untuk menghentikan tangis nya, Reza tau bahwa Arra bukan lah gadis cengeng yang mudah menangis. Tapi sekali gadis itu menangis, ia tahu  bahwa perasaannya sedang terpuruk dan butuh pelampiasan. Arra akhirnya terdiam namun masih terisak sesekali, ia lalu menatap Reza dengan wajah sembab nya itu. Hati Reza langsung meletus begitu melihat wajah Arra yang begitu memilukan. 

"Arra, kau lihat? Angin sudah berhenti bertiup kencang dan hujan juga sudah reda!" seru Reza untuk mengalihkan perhatian Arra dari nya. Gadis itu memalingkan wajah nya lalu ikut menatap jendela yang sudah berhenti bergerak dan hujan juga sudah tidak terdengar lagi. 

"Mengapa bisa begini? Ceritakan pada ku semuanya!" seru Arra sambil kembali menatap wajah Reza

"Baiklah Queen, tapi sebelumnya. Maaf. Aku lancang memelukmu!" ujar Reza sambil membungkuk 

"Terimakasih!" ujar Arra pelan membuat Reza mengangkat kembali wajah nya yang menunduk. Ia lalu menatap wajah Arra, gadis yang berbeda kasta dengan nya. Gadis yang mampu menggetarkan hati,jiwa dan raga nya. Namun Reza sadar bahwa ia seharusnya tidak bisa merasakan hal ini. 

"Baiklah, aku akan menceritakannya. Kau adalah putri dari penguasa kaum penyihir dulunya Arra, orang tua mu menitipkan ku di bumi. Dan orang tua mu di bumi itu adalah sebatas pengasuh mu saja, dan mereka juga adalah sesama penyihir. Saat kau sudah beranjak 5 tahun, mereka dibunuh dan tewas di tangan para iblis yang ingin membunuhmu juga. Saat itu, ayah ku selalu melindungi mu dan menyuruhku untuk selalu menjaga dan menjadi temanmu. Sebenarnya kedua orang tuamu masih hidup, namun tak satupun tau dimana mereka berada setelah perang hebat itu yang membuat mereka harus menitipkan mu di bumi saat itu. Mereka juga menghapus sebagian ingatan mu Arra. Dan kekuatan yang kau dapat adalah kekuatan dari para leluhur penyihir putih yang berada pada yang mulai sebelumnya. Namun, karena kau adalah penguasa di kaum penyihir sejak usiamu bertambah. Maka secara jelas, semua kekuatan itu akan dialihkan pada mu. Namun, aku harus mengakui bahwa kekuatan yang berada di tubuh mu melebihi kekuatan dari yang mulia De Bond dan juga kedua orang tua mu. Rasanya ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuh mu juga!" ujar Reza

Arra masih diam, rasanya sulit untuk menerima semua kenyataan ini. Entah mengapa, tapi yang jelas nya semua nya terlihat seperti imajinasi dalam mimpinya. 

"Kau bisa tidak percaya, tapi kau harus bisa menerima kenyataan bahwa kau, aku bukan lah manusia Arra. Dan kami membutuhkan perlindungan mu! Kami butuh penguasa kami kembali dan melindungi bangsa ini!" seru Reza

"Aku tidak tau Reza, aku tidak yakin bisa memenuhi apa yang sudah kau katakan. Rasanya begitu mustahil!" seru Arra mengalihkan perhatiannya. Sekarang ia berjalan menuju ke arah jendela yang tiba-tiba terbuka saat ia hendak membuka jendela itu. Arra kembali terkejut, rasanya seperti sihir. Lalu, perhatian Arra tertuju pada pemandangan di depannya, kondisi di luar begitu berantakan. Lalu ada beberapa mayat yang sedang di angkut dan mereka sedang berjalan ke arah menuju hutan. Arra segera membalikkan badannya lalu menatap Reza dengan tatapan menuntut penjelasan. 

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status