Share

FOURTH CHAPTER

Jam sudah menunjuk pada pukul 20.15 dan hari sudah berganti malam, semua dokter yang bertugas untuk shift pagi dan siang sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun tidak dengan Arra, gadis berkacamata dan berambut panjang itu malah terlihat masih sibuk dengan semua dokumen dan berkas di depannya. Usai dengan drama nya mulai dari tadi pagi yang menguras banyak energinya. Arra tidak akan pernah sadar bahwa hari sudah menjelang larut sebelum  bunyi pintu yang terbuka mengalihkan perhatiannya.

"Belum pulang?" 

Arra menggeleng lalu kembali sibuk dengan berkas di tangannya. Sementara seseorang yang tadi memasuki ruangan itu menghela nafas."Masih bersedih karena lelaki itu queen?" Seru Reza sambil mengambil duduk di kursi yang tersedia di depan gadis itu. Arra kembali mengalihkan perhatiannya lalu menatap Reza kesal, selain kedatangannya yang selalu tidak terduga, satu hal lagi yang membuat Arra merasa kesal karena Reza selalu memanggilnya 'queen'. "Iya, aku tau kau sedang kesal sekarang. Tapi bisakah kau tidak memasang tatapan mengerikan itu? Rasanya aku sedang terlibat dalam kasus narkoba saja." Ujar Reza sambil mengambil snack dari dalam tas nya dan meletakkannya di depan Arra, beserta dengan minuman kesukaan gadis itu. 

"Aku sedang tidak lapar Za, kau bisa memakannya sendiri!" seru Arra namun sama-sekali tidak memalingkan wajah nya. Tangannya tetap sibuk dengan berkas-berkas di depannya, ia harus segera memberi laporan pada atasan mereka. Jadi, bagi Arra tidak ada waktu untuk merasa kecewa atau hanya untuk sekedar meratapi nasib nya. Bagi Arra, profesionalitas dalam bekerja adalah nomor satu di antara semua point lainnya. 

"Ayolah, makan sedikit. Ayah akan marah jika kau tidak makan dalam keadaan patah hati begini!" ujar Reza sambil menyodorkan makanan yang sudah ia buka ke depan mulut Arra. 

"Ck, jauhkan dari ku Za. Aku masih sibuk!" kesal Arra sambil menghindar dari roti yang tepat berada di depan mulutnya. Cukup lama roti itu terus berada di depan wajah nya membuat nya merasa kesal lalu menatap ke arah Reza yang tersenyum manis sambil memerintah untuk menggigit roti itu. Dengan perasaan kesal, Arra akhirnya melahap roti itu dan bersamaan dengan Reza yang sudah menjauhkan roti itu. Namun Arra kembali harus merasa kesal karena sedotan yang tepat menusuk-nusuk hidung nya, ia kembali menatap Reza yang memasang tampang wajah tak berdosa. 

Arra kembali meminum minuman itu "Aku tau kau tidak bisa menolak !" kekeh Reza tidak peduli dengan tatapan kesal dari Arra. Bagi Reza, kesehatan dan keselamatan Arra selama masih berada di bumi adalah tanggung jawab nya. Reza kembali menatap wajah gadis itu yang sudah kembali fokus dengan berkas-berkas yang berada di tangan nya. 

"Ulang tahun mu tinggal 2 hari lagi, bukan begitu queen?" seru Reza sambil menghitung jari nya

"hmmm!" seru Arra menjawab dengan deheman yang membuat Reza menghela nafas untuk yang kesekian kalinya dan itu tidak pernah luput dari tatapan Arra. 'Selesai' dokumen terakhir sudah Arra selesaikan lalu sekarang ia menatap Reza. "Aku menghitung kau sudah menghela nafas sebanyak 4 kali Za, ada yang salah dengan mu?" seru Arra sambil merapikan dokumen nya

"Tidak ada, hanya saja aku kepikiran kamu akan rindu dengan bumi ini!" ujar Reza membuat Arra menaikkan alis nya merasa ambigu dengan gumanan Reza yang terlihat sedang melamun dengan tangan yang berada di atas kepala. Persis seperti orang yang memiliki beban berat, kata yang lebih tepatnya adalah seperti pria yang ditinggal mati oleh sang kekasih. 

"Hey? Kau melamun? Reza?" Seru Arra sambil mengguncang bahu Reza yang memang sepertinya melamun dan Arra tidak perlu memikirkan perkataan nya tadi. Karena Reza memang sering berkata hal-hal yang benar-benar tidak masuk akal dan berada di luar logika manusia. 

"Sudah selesai? Aku antar pulang ya!" ujar Reza menatap Arra dengan tatapan dalam,tersirat akan rasa khawatir yang menyelimuti lelaki itu. "Tidak perlu Za, aku masih bisa membawa motor ku dengan selamat dan aku bisa meyakinkan mu jika aku tidak sedang patah hati!" ujar Arra menolak dengan halus. 

"Tidak ada penolakan Arra, kau tidak bisa berbohong. Aku bisa menebak bahwa kau masih bersedih karena lelaki sialan itu!" ujar Reza "Lagian dari awal kan aku sudah bilang kalau dia itu bukan jodoh mu!" kesal Reza 

"Ayolah, bisakah kita tidak usah membicarakannya sekarang? Kau lebih memahami ku sejak dulu Reza. Kita sudah saling mengenal semenjak kita masih kecil!" seru Arra mulai berjalan melangkah keluar dari dalam ruangannya bersama dengan Reza yang membawakan barang bawaan gadis itu. 

Kau hanya tidak peka saja Arra! ujar Reza dalam hati 

"Tidak peka? Apa maksudmu aku tidak peka? Aku rasa aku tidak pernah menyakiti perasaan orang lain!" ujar Arra setelah gadis itu selesai mengunci pintu ruangan nya lalu membalikkan badannya dan menatap Reza dengan alis terangkat. 

Reaksi yang diberikan Arra membuat Reza seketika sadar, bahwa Arra berubah. "Peka? Aku tidak berkata apa-apa sejak tadi!" seru Reza berusaha memasang wajah dengan ekspresi meyakinkan. 

"Apa kau yakin? lalu mengapa tadi aku merasa mendengar kau berkata bahwa 'aku tidak peka'? " Seru Arra yang bingung. Karena dengan jelas tadi ia mendengar bahwa Reza berkata hal itu. 

"Aku diam sejak tadi dan tidak berkata apa-apa!" seru Reza berusaha mengelak 

"Kau yakin? Apa aku sekarang bermasalah? Apa telingaku, oh bukan. Apa syaraf ku sedang bermasalah?" seru Arra mulai panik sambil meraba tubuh nya dengan ekspresi ketakutan.

"Hey,berhenti. Tenang dan lihat aku!" seru Reza dengan cepat memegang kedua bahu Arra lalu menatap gadis itu. "Kau sama-sekali tidak bermasalah dokter queen Arabella Switch, kau baik-baik saja. Mungkin karena kau hanya merasa lelah saja, kau mungkin sedang terbawa pikiran karena insiden tadi pagi!" ujar Reza berusaha meyakinkan Arra. 

Arra kelihatan lebih rileks lalu menatap Reza, lalu menganggukkan kepala nya membuat Reza tersenyum lalu melepas tangannya dari bahu Arra. "Ayo jalan, dan aku yang akan mengantarmu kali ini!" seru Reza sambil menarik tangan Arra yang seperti nya masih mencerna kejadian tadi. Beruntung Arra kali ini tidak banyak bertanya dan setuju dengan tawarannya. 

Arra sekarang sudah berjalan bersisian dengan Reza, setiap mereka melewati suster yang masih berlalu lalang dan beberapa pegawai shift malam, mereka selalu mendapati sapaan ramah dari mereka yang tentu saja dibalas dengan ramah oleh Arra dan Reza. 

Sementara Reza masih bergelut dalam pikirannya, Arra sudah bisa mendengar isi pikirannya. Padahal  seharusnya Arra harus menunggu setidaknya sampai umur nya yang ke-24 tahun atau sekitar 2 hari lagi baru lah Arra bisa merasakan hal itu. Reza tidak bisa berbohong bahwa aura Arra memang sudah mulai berubah. Bahkan dalam beberapa hari lalu, Reza merasakan bahwa ras iblis mulai mendekati area kos-an Arra. Beruntung ia terus berjaga saat itu, sehingga ia bisa dengan langsung membunuh ras iblis itu. 

"Apa yang kau minta di hari ulang tahun mu yang 24 ini Arra?" seru Reza saat mereka sudah berjalan di lobby parkiran rumah sakit. Arra memasuki pintu saat Reza membukakan pintu mobil untuknya. Lalu beberapa menit setelah itu, Reza masuk dan memasang seat belt nya. 

"Aku tidak tau Reza, sepertinya aku hanya ingin sebuah ketenangan saja. Beberapa malam ini aku selalu bermimpi buruk!" seru Arra sambil menghela nafas nya 

"Mimpi buruk? Apa mimpimu?" seru Reza sambil mulai melajukan mobil nya dan melaju meninggalkan lobby rumah sakit. 

"Sudah beberapa malam, aku selalu bermimpi ada lelaki aneh yang terus mengejar ku dalam mimpi ku. Tapi aku sama-sekali tidak ingat wajah nya saat aku sudah terbangun,namun yang paling aku ingat adalah lelaki itu juga memanggil-ku dengan sebutan 'queen', rasanya aneh sekali!" seru Arra sambil menghela nafas nya 

Kali ini Reza diam, ia juga tidak tau siapa sosok lelaki itu dan sama-sekali tidak pernah tau.Karena tugas nya hanya lah untuk memastikan bahwa sebelum harinya tiba. Ia harus menjaga dan melindungi Arra dari serangan yang sudah mulai berdatangan dan ingin mengincarnya. Sebelum hari itu tiba,Reza benar-benar harus mengerahkan segala tenaga yang ia punya untuk memastikan bahwa Arra baik-baik saja. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status