Share

THIRD CHAPTER

[Another World]

Shutt--- Lelaki itu menatap darah yang terciprat ke bajunya, lalu menatap lelaki yang tergeletak di depannya.Dengan mata sosok itu yang membulat,seolah tidak menerima takdir yang harus menghentikannya untuk bernafas. Dengan sekali gerakan, lelaki yang masih berdiri dengan gagah menjulang tinggi itu langsung menebas kepala di depannya. Membuat kepala dan tubuh itu terpisah dan jatuh menggelinding. 

Ia lalu mengedarkan pandangannya, semua penghianat yang ingin menghancurkan kerajaannya sudah terkapar di atas tanah. Dengan perlahan, ia mengangkat tangannya ke atas. Petir langsung menyambar dengan angin yang langsung berhembus kencang membuat para kaumnya yang masih bertahan itu langsung  mencari perlindungan diri dengan segera. Hujan langsung datang, bersamaan dengan bunyi guntur yang langsung menyambut dan angin yang bertiup kencang. Sosok pemuda langsung berdiri di belakang lelaki itu sambil menundukkan badannya "Maaf My Lord... tidak ada lagi yang tersisa, mereka semua sudah musnah!" serunya dengan suara yang tersirat akan rasa hormat bercampur takut. 

"Kau sudah yakin?" serunya tetapi sama-sekali tidak membalikkan badannya

"Yakin My Lord!" 

Lelaki itu menganggukkan kepalanya, lalu dengan perlahan mulai menurunkan lagi tangannya. Angin badai dan hujan serta petir yang tadinya terdengar saling bersahutan di atas awan sudah mulai mereda. Semua orang yang tadinya bersembunyi sudah mulai  keluar dari tempat persembunyian mereka lalu saling menatap. Perang besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu sudah kembali mereda.Tidak ada lagi suara yang terdengar memilukan dan bunyi pedang yang terdengar saling bersentuhan. Semua sudah kembali pada keadaan semula, meski kehancuran akibat perang sama-sekali tidak bisa terelakkan. Kaumnya yang masih selamat segera berkumpul dan langsung duduk dengan kepala yang tidak berani menatap ke arah lelaki itu.

"Hidup Yang mulia, hidup kerajaan Cronika!" Sorak mereka dengan semangat yang menggebu-gebu. Sementara lelaki yang berdiri itu tidak menampilkan raut wajah apapun. Meski mereka menang dalam peperangan kali ini, ia tidak bisa menutupi rasa kekecewaanya atas adanya klan yang ingin melengserkannya selaku pemimpin dari semua klan itu. Mereka bahkan dengan terang-terangan ingin menghancurkan kerajaannya. 

"Segera kembali ke istana!" serunya segera menghilang dengan awan hitam yang bertiup saat lelaki itu menghilang. Lelaki yang tertunduk di belakang sosok agung tadi langsung menaikkan kepalanya dan menatap prajurit  yang masih bertahan dalam peperangan. 

"segera kembali dengan selamat, aku akan mengawasi kalian!" seru nya sambil bangkit berdiri dan mulai melangkah menuju jalan pulang ke kerajaan mereka

Semua warga langsung segera berjalan dengan rasa legah, karena tepat beberapa jam yang lalu. Mereka masih berada dalam situasi yang menegangkan. Suara jeritan akibat sayatan, darah yang harus keluar terhunus pedang dan kepala yang terpenggal. Mereka berjalan sambil membagi canda-tawa, berbagi keadaan mereka saat berada di medan pertempuran. Tidak ada yang bisa menghentikan perang itu, satu-satunya jalan hanyalah dengan memenangkkannya.

Pilihannya hanya dua, membunuh dan menang atau dibunuh sebagai pecundang. 

***

"Mereka sudah tiba?" 

"Sudah yang mulia, saya juga sudah memberitahu mereka bahwa siapa yang terluka agar segera datang ke tabib kerajaan dan siapa yang kehilangan suami agar segera melapor untuk mendapatkan subsidi bulanan!" seru Damian  hormat. Lelaki setengah ras demon dan setengah ras Vampire sekaligus tangan kanan dari sang Raja dari segala raja kaum di dunia itu. Tidak ada seorang pun yang tau seperti apa kepribadian dari sosok Lord mereka, kecuali ia. Damian sudah lama mengabdi pada sosok di depannya, dan tak pernah terbersit niat untuk menghianati Lord nya. Karena Damian sadar, sekali ia melakukan hal itu. Maka kematian akan datang padanya detik itu juga. 

"Kita sudah kehilangan tabib kerajaan, aku menemukannya tewas terbunuh dalam perang tadi!'' seru Sang raja sambil menghela nafasnya lelah. Setiap perang terjadi, mereka pasti akan kehilangan tabib lagi. Dan sejauh ini, mereka sudah kehilangan sebanyak 10 tabib dalam 4 kali peperangan. 

"Tabib kerajaan masih mampu menangani prajurit dan warga yang terluka yang mulia!" seru Damian untuk menenangkan keresahan hati sang Raja. 

Keano Alexander, raja dari segala raja di dunia mereka, pemimpin kaum dari masing-masing klan di dunia Cronika. Sebuah dunia tempat para kaum mitologi yang hanya dianggap sebagai mitos belakang saja. Mereka berada di dunia yang tidak pernah tersentuh oleh kaum manusia. Dalam dunia itu, semua klan memiliki pemimpin yang mereka pilih sendiri dan juga ada Raja dari para Raja klan itu. Lelaki yang menjadi pemegang gelar King of king itu adalah mereka yang mampu bersaing dengan raja dari klan lainnya. 

Dan saat ini, gelar itu berada di tangan Keano Alexander. Sebenarnya jika Ken bisa memilih, ia lebih memilih untuk tidak menjadi Pemimpin dari semua Klan itu. Ia lebih senang untuk hidup sendiri bersama dengan orang yang ingin ia lindungi. Namun sama-seperti garis takdir yang tidak akan bisa diubah, seperti itu juga dengan Keano, ia tidak bisa menolak untuk tidak ikut dalam kompetisi itu beberapa tahun yang lalu. Jika ia tidak ikut, maka semua ras Demon akan hancur di tangan para musuh yang ingin menyerang mereka. 

Ken adalah seorang Demon, kaum yang berbahaya namun juga sangat setia. Banyak klan lain yang ingin memusnahkan kaum mereka dulu. Karena ras Demon cenderung tidak ingin bergaul dengan klan lain, dan juga dengan kerajaan. Namun, Ken tidak bisa membiarkan klan nya musnah. Sehingga ia harus merelakan hobby berburunya demi melindungi klannya. 

Banyak perang yang selalu mereka hadapi dari Klan yang jelas-jelas tidak setuju bahwa pemimpin dari mereka adalah seorang laki-laki yang di kutuk. Karena bukan rahasia lagi, kalau Keanoo adalah raja yang dikutuk oleh seorang penyihir hitam yang ia musnahkan dengan tangannya sendiri. Ken dikutuk untuk tidak pernah jatuh cinta pada lawan jenis nya hingga kapan pun. Dan kutukan itu benar-benar terjadi, sampai di usia nya yang sekarang. Keano sama-sekali tidak pernah tertarik dengan seorang gadis, malahan ia terlanjur membenci kaum perempuan. 

Semua pegawai di kerajaannya adalah laki-laki, hanya beberapa perempuan saja  yang ia perbolehkan untuk menjadi pegawai di kerajaannya. Karena bagi Keano, perempuan itu adalah makhluk yang sukar untuk di mengerti dan terlalu berbelat-belit dan banyak tipu muslihat. Di dunia mereka, hanya ada satu wanita yang tidak pernah ia benci, itu adalah ibunya sendiri. 

"Satu lagi Yang mulia!" seru Damian membuat perhatian Ken teralih padanya 

"Ada beberapa ras werewolf yang ternyata melarikan diri, apakah kita akan tetap mengejar mereka?" 

"Tidak perlu, biarkan mereka bebas dan aku akan melihat apa yang akan mereka rencanakan dalam waktu dekat ini. Aku rasa mereka pasti sedang merencanakan acara balas dendam melihat aku membantai semua kaum dan kerajaan mereka!" ujar Ken tidak sabar akan acara balas dendam mereka. 

"Siap yang mulia!"

"Dan pastikan bahwa prajurit dan sekutu kita tetap berada di pihak kita, berikan perintah bahwa siapa saja yang berniat untuk melawan ku mereka bisa datang sendiri tanpa harus melihatkan kaum mereka!" seru Ken bersamaan dengan kabut hitam yang datang pertanda bahwa ia sudah pergi dari ruangan itu dan menuju ke sel bawah tanah. 

"Baik my lord!" Damian tetap menjawab meski ia sudah tau bahwa Lord nya itu sudah tak lagi berada di depannya. Damian terlalu ingat kebiasaan Lord nya itu yang seirng menghilang tanpa aba-aba. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status