Share

FIFTH CHAPTER

Arra berjalan dengan cepat, ia sama-sekali tidak peduli dengan teriakan Vino yang berada di belakangnya. "Arra,tunggu!" teriak Vino berusaha mengejar langkah Arra yang cukup jauh berada di depannya. Tak jauh dari mereka, Reza terus memperhatikan lelaki di belakang Arra yang terus mengejarnya. Vino. Lelaki yang tidak ia sukai.

"Arra tunggu!"Seru Vino setelah berhasil mengejar Arra dan mencekal tangan gadis itu. "lepaskan tangan mu sialan!" Seru Arra sambil berusaha untuk menarik tangannya yg masih di cekal oleh Vino.

"Secepat ini kau berubah Arra? Kau bahkan tidak mau mendengar ku sama-sekali, kau terus menghindar dari Ku dan kau menganggap seolah-olah aku tidak ada!" ujar Vino sambil menatap manik wajah Arra dengan nanar.

"Sekarang apa maumu hah?? Kau yang merusak kepercayaan ku pada mu Vino. Sekarang kau bertingkah seolah-olah tidak melakukan kesalahan apa-apa?" bentak Arra sambil menarik paksa tangannya dan segera berlari menjauh dari Vino berada.

Arra berlari cepat namun tidak memperhatikan mobil yang melaju dari arah belakangnya.

"Arra Awas!" Teriak Vino dari seberang jalan

brukkk... druammm

Terlambat sudah, Vino menatap nanar Arra yang tergeletak di jalan. Ia lalu membelalakkan matanya melihat bahwa yang menabrak Arra adalah Karin. Dengan cepat, Vino menarik Karin dari dalam mobil.

"Arra..., bangun. Arra!" Teriak Reza sambil mengguncang baju Arra yang tidak sadarkan diri. Para petugas segera berdatangan, Karin langsung dimasukkan ke dalam mobil polisi sementara Arra langsung dimasukkan ke dalam mobil ambulans yang sudah tiba. Mereka langsung menuju rumah sakit tempat Arra bekerja. Tim medis langsung menangani Arra dengan cepat.

Lain halnya dengan Vino yang tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menunggu di ruang tunggu dengan doa yang terucap dari mulut lelaki itu.

Dokter segera memasuki ruang ICU, namun tidak lama kemudian para dokter itu keluar. "Pasien tidak ada!" seru para dokter. Vino langsung bangkit dari duduknya dan segera masuk ke dalam ruangan. Dan benar saja, tubuh Arra sudah tidak berada di sana. Mereka langsung kelimpungan mencari Arra.

***

"Apa dia Baik-baik saja?" ujar Reza sambil menundukkan badannya

"Dia baik, tubuhnya merespon dengan sangat cepat. Dia hanya perlu waktu sekitar satu malam saja untuk istirahat dan setelah itu keadaannya akan lebih membaik!"

"Baik Tabib, aku akan memastikannya!"

"Jaga terus Queen, pastikan dia tidak mengalami gangguan!" ujar tabib itu lalu segera bangkit dari duduknya dan menghilang.

Reza menatap wajah Arra yang terlihat pucat, sebenarnya bisa saja ia menyelamatkannya tadi. Tapi karena ini adalah setting yang harus Arra jalani, Reza tidak bisa berkata apa-apa.Reza merasa ada orang yang mendekat, ia lalu memasang siap siaga. Pintu terbuka, sosok pria paruh baya datang dan segera menatap ke arahnya. "Salam yang mulia!" Seru Reza segera membungkuk

"Bangunlah!" serunya sambil berjalan mendekat ke arah ranjang Arra. Ia menatap wajah cucunya itu dengan wajah sendu. "Maaf nak, kakek terlambat menemukan mu saat itu. Tapi mulai saat ini, kakek berjanji akan menjaga dan merawatmu!" serunya sambil duduk di sebelah ranjang Arra.

"Bagaimana persiapan untuk ulang tahun Nya Reza?" seru lelaki paruh baya itu.

"Hamba sudah mempersiapkannya yang mulia, hamba sudah memastikan bahwa tidak ada penyerangan saat pergantian Queen!" ujar Reza hormat

"Pastikan semuanya beres, saya percaya pada mu!" serunya sambil beranjak dari duduknya kembali meninggalkan Arra dengan helaan nafas.

Yang mulia De Bond, Penguasa dari kaum penyihir putih. Beliau adalah kakek dari Arabella Switch yang terlambat di temukan. Ayah dan Ibu Arra sebenarnya tidak meninggal, tetapi tidak diketahui keberadaannya Sampai sekarang.

Reza kembali menatap wajah Arra yang masih terpejam. Ia menghela nafas "Bangunlah Queen!" ujar Reza sambil menghela nafas panjang.

Setelah beberapa lama, Arra mulai mengerjapkan matanya. Mulai menyesuaikan Cahaya yang masuk ke dalam netra mata nya.

"Kau sudah bangun??"

Arra mengalihkan perhatiannya, lalu ia menatap lelaki yang menatapnya khawatir "bukannya aku tadi..?" Ujar Arra dengan tatapan bingung.

"kau akan tau pada waktunya Queen, tapi tidak untuk sekarang!" seru Reza sambil membantu Arra untuk bersandar.

"mengapa semakin kesini aku semakin tidak mengerti?? Lalu, ini dimana ?" seru Arra sambil menatap ruangan yang terasa berbeda di pandangannya.

"Ini rumahmu Queen!" Ujar Reza sambil memberikan Arra segelas air putih

Arra sama-sekali tidak bisa berkata apa-apa. Ia lalu menghela nafas namun tatapannya teralih pada rambutnya. "Ada apa dengan rambut ku?? mengapa berubah warna??" seru Arra meraba rambut nya

"Tunggu lah untuk beberapa jam lagi Queen, kau akan tau alasannya setelah umur mu bertambah!" seru Reza

"Sebenarnya ada apa ini Za?? mengapa aku merasa semakin aneh? Rambut putih? Dan rambutmu juga putih, sebenarnya kau siapa?" ujar Arra menatap Reza dengan mata yang mulai menatap lelaki itu curiga

"Semua akan terjawab nanti Queen, dan mengenai rambut ku. Warna rambut ku memang warna putih, dan rambutmu juga akan berubah sepenuhnya menjadi putih setelah beberapa jam lagi. Tepatnya setelah umur mu bertambah!" ujar Reza menenangkan Arra

Arra akhirnya diam, menatap wajah Reza membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Rasanya ia sama-sekali tidak bisa mengerti apa yang terjadi saat ini. Arra lalu mulai melangkah, dan berjalan menuju jendela. Sekarang Arra benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Pemandangan di depannya sekarang ini benar-benar membungkam mulutnya. Hutan luas yang membentang sepanjang penglihatan Arra, lalu di sebelah nya terdapat danau yang membuat Arra semakin takjub. Namun Arra menaikkan alis nya ketika melihat ada salju yang turun dari sebelah Utara di sebelah hutan itu.

"Sebenarnya ini di mana Reza?? Mengapa rasanya ini bukan di bumi??" Ujar Arra kembali menatap lelaki yang berdiri di belakangnya.

"ini memang bukan di bumi Queen, ini adalah dunia tempat kita seharusnya berada. Tempat di mana semua orang mengira bahwa Fiksi itu adalah bualan semata!"

"Lalu, apa kau ingin berkata bahwa kita bukanlah manusia??" Ujar Arra

"Tepat sekali Queen, aku tau kau pasti bisa dengan mudah mengetahuinya dan mengenai kita. Kita adalah kaum penyihir putih, dan ini adalah wilayah kekuasaan kita!" ujar Reza

"Penyihir?? Mengapa kedengarannya seperti aneh sekali?" ujar Arra

"Jika kau tidak percaya, aku bisa memberikanmu sedikit pertunjukan mengenai sihir!"

Reza mundur beberapa langkah, lalu mulai mengangkat tangannya ke udara. Dengan perlahan, Reza mulai menggoyangkan tangannya. Api mulai muncul dari tangannya dan mulai memainkan apinya membuat Arra benar-benar tidak bisa berkata lain. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status