Home / Rumah Tangga / DONATUR ASI JADI CINTA CEO / RENCANA LICIK ELIZAVETA

Share

RENCANA LICIK ELIZAVETA

last update Last Updated: 2025-10-05 20:46:33

Keheningan menggantung di udara. Alexei yang berdiri di belakang tampak gelisah, menatap kedua wanita dengan tatapan campur aduk. Ia tahu Elizaveta kejam, tetapi ekspresi Nadine saat mengucapkan kata “ya” barusan begitu nyata, begitu manusiawi.

Dan itu—melemahkan kewaspadaannya.

Sementara itu, di ruang kendali jarak jauh, Mikhail menatap layar dengan cepat. “Koneksi Elizaveta terbuka. Dia tidak sadar sistem komunikasinya auto-sync dengan jaringan rumah sakit.”

Ia menekan beberapa tombol di keyboard, jemarinya menari cepat. “Masuk …! 60% ... 85 ... Got it!”

Semua layar di fasilitas Elizaveta bergetar. Firewall utama terbuka dan sistem pusat data diambil alih.

Pada saat bersamaan di rumah sakit, monitor di ruang pasien tiba-tiba berkedip—menampilkan logo sistem lama milik ZW Corp, simbol yang dulu dimiliki Zavier Wibawa. Seketika Elizaveta menatap layar itu dengan wajah tegang.

“Apa yang terjadi?” Ia membentak.

Alexei menoleh ke arah teknisi, tetapi semua jaringan terputus. “Koneksi dia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    YAROS CEMBURU

    Malamnya, di ruang istirahat yang temaram, Nadine duduk diam sambil menatap tangan kirinya yang kini berpendar samar di bawah cahaya lampu.Ia bisa merasakan denyut yang bukan miliknya. Di saat yang sama, dari ruangan sebelah, Leon mengangkat tangannya. Ia merasakan hal yang sama.Keduanya tidak tahu apakah ini anugerah atau kutukan. Yang jelas, Kairos telah menjadikan mereka dua bagian dari satu sistem yang tak bisa dipisahkan.Dan jauh di dalam darah mereka, percikan cahaya ungu itu terus berdenyut, tumbuh—seolah menunggu sesuatu yang lebih besar untuk terbangun.*-*Hari-hari berikutnya, sistem Kairos menunjukkan gerakan yang semakin tidak terduga. Setiap kali Nadine mengalami perubahan emosi, Leon merasakannya juga—dan sebaliknya. Rasa cemas, sakit kepala, bahkan rasa lelah di tubuh mereka seolah saling berpindah.“Ini tidak mungkin kebetulan,” kata Celeste suatu pagi sambil menatap grafik di layar yang memperlihatkan dua gelombang biometrik bergerak selaras sempurna. “Sinyal sara

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    SOLUSI TAK TERDUGA

    Cahaya biru dari tubuh mereka saling berpantulan di permukaan logam, membentuk pola yang samar menyerupai simbol tak terpecahkan: ∞Nadine menatap simbol itu lama, lalu berbisik, “Apa ini hukuman atau takdir?”Yaros menatapnya, dan untuk pertama kalinya ia tak punya jawaban.Namun dalam keheningan itu, ia hanya tahu satu hal bahwa apa pun yang terjadi, jika salah satu dari mereka mati, dunia yang lain ikut berakhir.*-*Tiga hari berlalu sejak keterikatan Kairos disadari.Di ruang bawah tanah fasilitas persembunyian—bekas bunker medis Soviet yang kini menjadi laboratorium darurat—Yaros belum tidur.Kabel optik bersinar redup di sepanjang dinding logam, menyalurkan data biometrik yang terus berfluktuasi.Nadine terbaring lemah di ranjang medis. Tubuhnya gemetar setiap kali arus bio-listrik melonjak di dalam sistem sarafnya.“Stabilisasi masih gagal,” gumam Yaros dengan suara serak. “Kairos bereaksi seperti organisme tanpa pusat kendali.”Celeste berdiri di sisi lain meja kerja, mata

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    RESONANSI

    Tiba-tiba, sistem pengunci pintu otomatis terbuka. Celeste yang memantau jarak jauh mendeteksi lonjakan bioenergi ekstrem.“Tenang, Nadine. Aku melihat data tubuhmu. Jangan melawan alirannya! Biarkan kadar hormon menurun perlahan,” suara Celeste terdengar dari interkom.Akan tetapi Nadine sudah kehilangan sebagian kendali.Ia menggenggam tepi meja, matanya berkaca-kaca menahan sensasi yang seperti badai.“Dia … harus di sini,” katanya putus asa.Cahaya di ruangan redup.Satu tetes air hujan jatuh dari atap ke lantai, bersamaan dengan tubuh Nadine yang akhirnya terjatuh, kehilangan kesadaran.Beberapa jam kemudian, Yaros tiba dan menemukan ruangan dipenuhi aroma ozon samar. Itu pertanda sisa pelepasan energi bioelektrik.Ia berlari mendekat, memeluk tubuh Nadine yang terkulai di lantai.Monitor di samping ranjang menampilkan data baru: Resonansi Stabil — Sinkronisasi Diperlukan.Yaros menatap layar itu, napasnya tercekat. Kairos bukan hanya mengubah biologi mereka.Ia telah menciptakan

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    NADINE TERPACU

    Yaros langsung menyentuh bagian sensitif Nadine, hingga membuat gairah wanita itu terpancing. Yaros mulai mencerup bagian sensitif tersebut secara bergantian dan sedikit bermain di sana, hingga Nadine mendesah lirih, “Ah, Sayang. Habiskan semua! Biar kamu semakin perkasa.” Cairan kental berwarna putih dari ujung aset Nadine semakin deras mengalir dan Yaros begitu menikmati minuman favoritnya.“Sayang, aku tidak kuat lagi,” ujar Yaros. Ia sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Ia langsung meloloskan bagian bawah pakaian Nadine lalu membuka kedua kakinya.“Ahh,” lenguh Yaros memulai penyatuan.“Emmmh, ahhh. Yaros ...,” desah Nadine dengan sengaja menyebut nama suaminya, membuat darah Yaros semakin bergejolak. “Emhhh, iya, Sayang. Sebut namaku.” Yaros terus memompa tubuh Nadine semakin kuat.Ia mempercepat hentakannya, hingga Nadine semakin menjerit.Keduanya memejamkan matanya dan .... “Akhhh ..., “ Erangan panjang mulai terdengar dari mulut keduanya, akhirnya sama-sama lungl

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    KABUR

    Ivan menyiapkan suntikan berisi cairan transparan yang berpendar samar.“Kau seharusnya berterima kasih,” lanjut Ivan, matanya berkilat fanatik. “Dengan tubuhmu, aku akan menulis ulang genetika manusia. Tak ada lagi alergi, tak ada lagi kelemahan. Dunia baru akan lahir.”Nadine mencoba melawan, suaranya serak, “Kau bukan ilmuwan. Kau monster!”Ivan tersenyum tipis. “Mungkin. Tapi monster yang akan diingat sejarah.”Di balik kaca satu arah, Celeste dan Yaros menyaksikan dengan ngeri dari ruang pengawasan yang berhasil mereka retas.“Dia akan membunuhnya,” bisik Yaros dengan rahang menegang. Celeste menatap layar sambil menyiapkan pengendali pintu. “Tidak, kalau kita lebih cepat.”Sistem keamanan berderit. Lampu di ruang Ivan padam sesaat.Dalam kegelapan itu, Nadine mendengar langkah tergesa, lalu suara keras logam terhantam.Yaros menerobos masuk, tubuhnya penuh luka, tetapi matanya menyala dengan amarah.“Ivan!” teriaknya. “Lepaskan dia!”Cahaya berkedip. Dua pria itu saling berhada

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    TIPUAN IVAN

    Ivan berjalan keluar, tetapi sebelum pintu tertutup, ia berkata pelan, hampir seperti bisikan, “Kau mengingat ibumu, bukan? Jangan ulangi kesalahannya.”Pintu menutup otomatis dengan bunyi klik. Celeste berdiri terpaku, tubuhnya gemetar halus. Di dada kirinya, detak jantung berdebar cepat, bukan karena takut, tetapi karena tahu satu hal, bahwa Ivan sudah mulai tahu.Malamnya, di ruang karantina, Nadine memperhatikan Celeste yang tampak gelisah.“Ada apa?” tanyanya perlahan.Celeste menggeleng, tetapi matanya kosong. “Ivan tahu sesuatu. Aku hanya tak tahu seberapa banyak.”Yaros mendekat, berdiri di sisi tempat tidur. “Berapa lama kita punya waktu sebelum dia bertindak?”Celeste menatap mereka bergantian. “Mungkin dua puluh empat jam. Setelah itu, aku akan dipindahkan ke sektor bawah. Dan kalian akan punya pengawas baru. Seseorang yang tak akan ragu membunuh.”Nadine menelan ludah. “Lalu apa yang akan kita lakukan?”Celeste menatap jam digital di dinding; jarum jam menunjukkan 21:32.M

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status