Share

Percaya Diri

last update Last Updated: 2024-07-26 08:53:07

POV EZZA

🏵️🏵️🏵️

Namaku Ezza Saputra, anak tunggal Papa Satia Perdana dan Mama Susi Maharani. Aku memiliki istri yang sangat cantik dan menggemaskan, Bunga Cantika. Usia kami terpaut enam tahun. Aku mulai tertarik kepadanya saat dia baru duduk di bangku SMP kelas sembilan. Saat itu, kami belum saling mengenal, aku mengaguminya dari jarak jauh atau pengagum rahasia.

Papaku dan papanya sudah berteman sejak lama hingga keduanya membangun usaha di bidang yang sama juga. Ketika awal merintis, mereka sangat yakin kalau perusahaan yang mereka bangun pasti akan sukses dan berkembang. Apa yang mereka harapkan akhirnya menjadi kenyataan, usaha itu sangat berkembang pesat dan meningkatkan keuangan keluargaku dan keluarga Bunga.

Aku masih sangat ingat saat pertama kali melihat Bunga, kala itu dia mendatangi kantor papanya bersama mamanya. Secara kebetulan, aku dan Papa juga harus berkunjung ke sana karena ada sesuatu hal serius yang harus dibicarakan.

"Apa kabar, Sat?" Papanya Bunga menyalami papaku lalu merangkulnya.

"Alhamdulillah baik, Bar," balas Papa.

"Silakan duduk." Aku dan Papa pun duduk di sofa ruangan papanya. Sementara mamanya juga sudah duduk sejak tadi.

"Ezza udah segede ini, yah, Pah." Mamanya membuka obrolan.

"Iya, Mah. Padahal kemarin baru juga SMP seperti Bunga, tapi sekarang udah gagah bener," sambung papanya.

"Ezza udah tingkat berapa, nih, kuliahnya?" tanya mamanya.

"Tingkat tiga, Tante," jawabku dengan senyuman yang sudah aku persiapkan dari awal kami masuk ke ruangan Om Akbar, papa Bunga.

"Ternyata udah tingkat tiga, toh. Cepat banget, sebentar lagi lulus, yah," lanjut Tante Bella, mama Bunga.

"Enak kalau cepat lulus, Bar, bisa bantu papanya ngurus perusahaan." Papa membalas obrolan.

"Iya, Sat. Kalau Bunga masih panjang perjalanannya, sekarang aja baru kelas sembilan," ucap Om Akbar.

Saat itu, aku melihat Bunga sangat sibuk dengan ponselnya. Dia tidak memperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Ketampanan yang kumiliki tidak mampu menembus pandangannya agar melihat ke arahku.

Dia tidak tahu bahwa wanita di kampus, tidak sedikit yang mendekatiku, tetapi aku tidak pernah menghiraukan mereka. Ternyata sekarang aku menyaksikan sendiri, seorang gadis cantik yang masih belia, tidak ingin sedikit pun melirik ke arahku. Aku makin penasaran ingin lebih mengenalnya.

"Bunga ... kok, asyik banget sendiri? Beri salam untuk Om Satia dan Mas Ezza," lanjut Om Akbar kepada Bunga.

"Halo, Om," ucap Bunga lalu mencium punggung tangan Papa disertai dengan senyumannya yang membuat jantungku berdegup begitu kencang.

Omg! Dia sama sekali tidak melihat ke arahku. Setelah menyapa Papa, dia kembali duduk dan sibuk dengan ponselnya.

Oh, Bunga ... mengapa kamu begitu santuy? Tidak bisakah kamu melihat ke arahku walau hanya sedetik saja? Aku ingin memandang wajah cantikmu.

Mungkin kecantikan Bunga adalah warisan. Aku mengatakan seperti itu karena menyaksikan paras cantik Tante Bella. Bunga gadis cantik, manis, dan imut yang berhasil membangkitkan rasa penasaranku.

Apa yang terjadi dengan hati dan perasaanku? Mengapa aku sangat mengagumi Bunga? Apakah yang kurasakan ini disebut dengan benih-benih asmara? Secepat itukah aku merasakan getaran terhadap Bunga? Inikah rasanya cinta pada pandangan pertama?

🏵️🏵️🏵️

Sejak pertemuan pertama dengan Bunga, aku tidak mampu mengeluarkan bayangannya dari pikiran. Senyum manisnya selalu mengikutiku dan wajah cantik itu selalu menghantui perasaanku. Aku tidak sanggup dan tidak mampu untuk tidak memikirkannya. Mungkin itu yang disebut dengan getaran cinta yang sebenarnya.

"Mah, akhir-akhir ini Ezza sering mikirin seseorang," ungkapku malam itu kepada Mama, saat kami sedang asyik menikmati acara televisi.

"Paling juga mikirin Bunga," sahut Papa tiba-tiba.

"Kok, Papa bisa tahu, yah?" tanyaku heran.

"Tau, dong. Papa juga pernah muda. Semenjak kamu ketemu Bunga, kamu nggak tahu kalau Papa sering perhatiin sikap kamu. Senyum-senyum sendiri, tapi tiba-tiba murung. Apa lagi namanya kalau bukan mikirin perempuan?" Aku merasa kalau Papa telah berhasil menelusuri hatiku.

"Papa, mah, bisa aja," jawabku.

"Bunga anaknya Mas Akbar, yah, Pah?" tanya Mama tiba-tiba.

"Iya, Mah," balas Papa sambil memainkan alisnya.

"Anaknya cantik dan manis, Mah. Imut juga. Ezza senang banget lihat senyumnya." Aku tidak merasa canggung sedikit pun untuk memuji Bunga di depan orang tuaku.

"Wah! Anak kita benar-benar jatuh cinta nih, Pah. Kita lamar aja, yuk, untuk jadiin mantu di rumah ini." Mama sepertinya berusaha untuk menggodaku.

"Beneran, Mah? Ezza mau banget," ucapku tanpa pikir panjang.

"Maunya, yah, nih anak ... langsung nyosor aja." Mama mengejek tingkahku.

"Mama, mah, gitu. Dukung anaknya, dong, untuk mendapatkan pujaan hatinya," balasku dengan senyuman.

"Kelamaan sendiri, sih ... yah, jadinya gini. Bisanya cuma jadi pengagum rahasia, he-he!" Mama seolah-olah memberikan tantangan kepadaku.

"Ezza berani, kok, bilang sama Om Akbar kalau Ezza menyukai anaknya." Aku membalas tantangan Mama.

"Mama dan Papa butuh bukti, bukan cuma omongan aja. Iya, nggak, Pah?" lanjut Mama.

"Papa setuju dengan Mama kamu." Papa juga mendukung Mama.

"Okeh ... siapa takut. Minggu depan, Ezza jumpain Om Akbar ke kantornya," jawabku dengan optimis.

Papa dan Mama saling berpandangan dan melemparkan senyum. Mereka juga mengernyitkan alis lalu menatapku. Aku tidak mengerti apa yang mereka pikirkan.

=======

Nova Irene Saputra

Terima kasih udah mampir. 💛

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Terungkap

    🏵️🏵️🏵️“Aku sudah mengetahui semuanya tentang rencana Cindy dan kakaknya yang telah menjebak Pak Ezza. Mereka yang melukai Pak Ezza hingga membuatnya tidak mengingatmu.” Dika tidak tahu kalau Mas Ezza hanya berpura-pura hilang ingatan.“Maksudnya apa, Dika?” Aku tidak mengerti arah pembicaraannya.“Cindy sudah menceritakan semuanya padaku. Tapi sayang, saat itu aku lupa merekam semua pengakuannya. Sekarang, coba kami pancing kakaknya agar memberitahukan semuanya, tapi kamu harus rekam untuk dijadikan bukti. Aku tahu kalau dia sering ke rumah mertuamu menemui Pak Ezza.” Aku pun menerima saran Dika supaya Dara segera mengakui perbuatannya hingga Mas Ezza tidak perlu berpura-pura hilang ingatan lagi.“Okeh, Dika. Terima kasih atas bantuanmu.”“Iya, Bunga. Aku senang dapat membantumu.”Kami pun mengakhiri pembicaraan lalu aku menutup telepon. Aku sudah yakin untuk menjalankan apa yang Dika sarankan. Aku sangat terharu karena dia bersedia membantuku.Aku menunggu kedatangan wanita yang t

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Pura-Pura

    🏵️🏵️🏵️Hari ini, usia kehamilanku memasuki tujuh bulan. Aku sangat sedih karena acara syukuran diadakan di rumah orang tuaku. Tujuannya agar Mas Ezza tidak mendengar siapa ayah bayi yang ada dalam kandunganku.Aku tidak ingin Mas Ezza bingung saat mendengar namanya disebut. Ini demi kesehatannya. Kedua mertuaku tetap memberikan semangat kepadaku. Aku sangat mengerti apa yang mereka pikirkan.“Kamu yang sabar, ya, Nak. Semoga semuanya kembali seperti dulu lagi.” Mama mertua mengusap-usap perutku.“Iya, Mah. Bunga akan tetap kuat dan sabar demi kebaikan Mas Ezza.” Aku berusaha tersenyum kepadanya.Acara pun segera dimulai. Seorang ustaz yang telah Papa minta memimpin doa akan menyebutkan nama ayah bayi yang ada dalam kandunganku. Namun, tiba-tiba ustaz tersebut bertanya tentang Mas Ezza.Papa mertua memberikan penjelasan tentang keberadaan Mas Ezza. Beliau terpaksa berkata kalau Mas Ezza sedang berada di luar kota. Akhirnya, ustaz pun mengerti.“Baiklah, acara akan segera kita mulai.

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Status Menyakitkan

    🏵️🏵️🏵️Setelah beberapa hari kemudian, Mas Ezza kembali ke rumah orang tuanya. Aku tidak terima ketika Dara juga turut mendampinginya, tetapi aku hanya bisa diam demi kesehatannya. Mama mertua selalu menenangkan aku agar tetap kuat dan tegar.“Kamu tinggal di sini juga?” tanya Mas Ezza kepadaku. Dada ini terasa sesak mendengar pertanyaan itu.“Iya, Mas.” Aku berusaha tersenyum.Sebelum Mas Ezza tiba di rumah, mama mertua meminta Bi Imah memindahkan barang-barangku dari kamarnya ke kamar lain demi kebaikannya. Kami tidak ingin melihat Mas Ezza kesakitan saat ingin mencoba mengingat sesuatu.“Bunga itu adik sepupu kamu, Nak. Dia sudah Mama anggap seperti anak sendiri.” Mama mertua turut menimpali pertanyaan Mas Ezza.“Suami Bunga ke mana, Mah? Sepertinya Bunga lagi hamil, ya.” Aku hampir pingsan mendengar pertanyaan itu.“Suaminya nggak bertanggung jawab, Sayang.” Tiba-tiba Dara membuka suara. Wanita itu menyandarkan kepalanya ke bahu Mas Ezza.“Itu nggak benar, Nak. Suaminya orang ba

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Lupa Ingatan

    POV DARA 🏵️🏵️🏵️“Kamu di rumah sakit.”“Kamu siapa?” Pertanyaan itu yang kuharapkan.“Aku Dara, tunanganmu, Sayang.” Aku pun mulai menjalankan rencana.“Tunanganku? Aku siapa?”“Kamu Ezza.”Aku pun meraih tangan Ezza lalu menggenggamnya. Aku benar-benar merasakan kehangatan yang luar biasa. Aku sudah lama menantikan saat-saat ini tiba. Ternyata harapan itu kini menjadi kenyataan. Cindy tersenyum melihat ke arah kami.Tiba-tiba terdengar suara seorang ibu memanggil nama Ezza. Aku pun menoleh, ternyata dia bersama Bunga. Kedua wanita itu langsung menghampiri laki-laki yang sangat aku cintai lalu memintaku menjauh.“Sayang, kamu nggak apa-apa?” tanya ibu tersebut kepada Ezza.“Maaf, Ibu siapa?” Ezza sama sekali tidak mengenali mamanya.“Ini Mama, Sayang, dan ini istri kamu.” Wanita paruh baya itu meraih tangan istri Ezza.“Istri? Aku sudah memiliki istri? Tapi wanita itu tadi mengaku sebagai tunanganku.” Ezza menunjuk ke arahku.“Dia wanita yang selalu mengusik rumah tangga kita, Mas.

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Kejahatan

    POV DARA🏵️🏵️🏵️Waktu terus berlalu, akhirnya apa yang kusembunyikan dari banyak orang tentang status pernikahanku dengan Arif, terbongkar juga. Istri pertamanya mengetahui penikahan kami.Akhirnya, terjadi pertengkakaran antara diriku dan istri pertama Arif. Beberapa orang tahu tentang statusku. Mereka tidak tahu kalau rasa putus asa yang menyelimuti hati kala itu, membuatku menerima pinangan lelaki beristri.Saat itu, aku bingung harus berbuat apa, apalagi laki-laki yang ada dalam hatiku sejak dulu, selalu menolak perasaan yang kumiliki. Oleh karena itu, aku menjadikan Arif sebagai pelarian, walaupun pernikahan itu akhirnya kandas.Kini, aku benar-benar sendiri dan memiliki kesempatan besar mencari perhatian Ezza. Aku merasa kalau takdir telah berpihak kepadaku untuk tetap kembali mendekati laki-laki tampan itu. Harapan itu sudah ada di depan mata. Ezza akan menjadi milikku.Aku akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Ezza. Aku tidak terima dengan sikapnya yang selalu dingi

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Pantang Mundur

    POV DARA🏵️🏵️🏵️“Kakak nggak apa-apa, kok, Dek.” Aku menutupi kekesalanku karena menurutku Cindy masih terlalu kecil untuk mengetahui masalah yang kuhadapi.“Pasti Kakak mau bilang kalau Cindy masih kecil. Iya, ‘kan?” Anak itu selalu saja mampu membuatku tertawa.“Nanti kalau kamu udah SMP, Kakak pasti cerita, deh.” Aku memberikan pengertian kepadanya.“Janji, ya. Kakak nggak boleh bohong.” Cindy terlihat serius.“Iya, Kakak janji.” Aku pun meyakinkan dirinya.Saat duduk di bangku SMA kelas dua, aku kembali mengungkapkan cinta yang tetap bersemayam dalam hati ini kepada Ezza. Seperti jawaban sebelumnya, hanya penolakan yang dia berikan kepadaku. Aku makin tidak mampu menghapus dirinya dari dalam pikiran.Cinta yang kumiliki untuk Ezza kian besar. Aku merasa telah terhipnotis oleh pesona yang dia pancarkan. Banyak teman yang memintaku untuk mundur saja, tetapi hati ini tetap ingin mendapatkan balasan perasaan darinya.“Apa, sih, yang kamu harapin, Dar? Ezza itu nggak cinta sama kamu.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status