Negeri kincir angin dan bunga tulip adalah fashion show terakhir di Eropa.
Batik tulis Indonesia sangat diminati masyarakat dunia, khususnya Eropa. Belanda adalah negara yang tak asing untuk telinga orang Indonesia bahkan negara ini pernah menjajah negeri tercinta hampir 350 tahun. Empat generasi, menurut sejarah yang menaikkan kota amsterdam ke permukaan laut adalah emas dari Indonesia. Negeri zamrud katulistiwa bahkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Savanna beruntung hidup dinegeri dua musim ini dan bangga setiap kali memperagakan busana batik tulis warisan budaya leluhurnya."New Age of Yogyakarta", by Rio Stefan akan menyajikan karyanya yang terinspirasi dari traveller yang modis. Batik tulis dari Yogyakarta ini siap dalam ajang pameran budaya Indonesische Culturele Maand yang berlangsung di kota Best, Belanda . Sebanyak 40 kain dan 50 busana akan dipamerkan di ajang pameran budaya Indonesia tersebut. Selain memamerkan kain dan sejarah motifnya, di ajang pameran budaya Indonesische Culturele Maand juga digelar peragaan busana.
Menampilkan batik berbagai motif untuk casual dan summer outfit, bukan hanya para model yang naik catwalk tetapi juga diramaikan oleh noni-noni Belanda, mereka begitu percaya diri memeragakan busana karya budaya negeri katulistiwa dengan diiringi instrumen perkusi hidup berupa kendang menggantikan musik deep house dengan beat menghentak dan chorus efect. Suasana kota budaya Yogyakarta hadir ke catwalk menghipnotis para hadirin. Kilatan lampu kamera dan aplaus pun menyambut meriah.Ponsel Savanna bergetar, dilihatnya layar, Thoriq! Bingung, mondar-mandir didalam kamar hotel. Sudah sebulan ia tak mau mengangkat panggilan telepon Thoriq, ingin melupakan dan memulai kehidupan barunya tanpa memikirkan pemuda itu.
Diangkat
Tidak
Diangkat.....
Sudah sebulan di Eropa, berpindah dari satu negara kenegara lainnya. Sejam yang lalu Mama telepon dan menceritakan kedatangan Muhammad Thoriq kerumahnya, perasaannya berbaur antara senang dan sedih. Sekalipun senang ia tak layak merayakannya, ada seorang gadis yang berderai air mata karenanya, Kanaya! Entahlah, seandainyapun hubungannya kembali terjalin dengan Thoriq apalah gunanya. Orang tua Thoriq tak menyukainya, sebaiknya ia terima kontrak kerja sama dengan Hanny Hananto saja untuk tinggal di Milan tapi Mama keberatan. Savanna bingung, memegangi pelipisnya dengan rupa amburadul.
"Assalamualaikum Humairah..." suara Thoriq yang berat menggema.
"Waalaikumsalam..." mendengar suara itu terasa semua beban dipundaknya luruh, damai dan menggetarkan. Kemanapun berada ia tak bisa melupakan pemilik suara itu, sejauh apapun berlari ia selalu ingin kembali.
"Alhamdulillah diangkat, semoga anda tidak marah lagi..." suara Thoriq sarat dengan beban.
"Telfonku tak pernah diangkat, bahkan dalam sehari aku pernah tiga kali kerumahmu tapi kau tak pernah ada disana sampai Mama bingung melihatku..." Thoriq tersenyum tipis.
"Tak usah mencariku, aku tak pantas untukmu..." Savanna menghembuskan nafas berat, mulai galau.
"Humairah, please..."
"Itu benar, nyatanya kita punya masalah yang tak pernah terselesaikan..."
"Sabarlah sedikit lagi, Umi tak mungkin membiarkanku menderita tanpa pasangan hidup selamanya..."
"Selamanya......?" Savanna mengernyitkan dahinya.
"Ya, aku tak punya calon lain selain dirimu.." Thoriq membayangkan wajah gadisnya dengan pipi kemerahan.
"Pasti Umi punya calon lain selain Kanaya..." bantah Savanna.
"Anda mau begitu, nanti ngambek lagi...?" goda Thoriq.
"Anda tak pernah jelasin apapun tentang persiapan pernikahanmu dengan Kanaya."
"Aku tak mempersiapkan apapun, entahlah bagaimana harus kujelaskan..? Anda juga sudah memiliki bule tampan tanpa penjelasan..." protes Thoriq.
"Edward adalah teman baik dari London..." Savanna mengalihkan tatapannya.
"O ya, hanya teman baik...?" kening Thoriq bertaut.
"Ada yang aneh...?" Savanna menyipitkan sebelah matanya.
"Meragukan..." kalimat Thoriq menggantung.
"Setidaknya aku tidak mempersiapkan pernikahan tanpa penjelasan.." balas Savanna.
"Sudahlah, maafkan salahku..." Thoriq serba salah.
"Tapi hubungan kita akan berjalan ditempat, Umi tidak menyukaiku.." air mata menggantung disudut mata Savanna.
"Sabarlah, aku tengah berjuang mendapatkan restu Umi. Rumah yang tengah dibangun disebelah kanan pesantren adalah rumah kita nantinya, aku mau memiliki banyak anak agar tak kesepian. Kita selama ini sama-sama menjadi anak tunggal, rasanya seru jika punya kakak atau adik..." Thoriq mulai berkhayal.
Savanna tersipu, pipinya merona. Ia akan menikah dengan Thoriq dan memiliki banyak anak, rasanya tak ada kebahagiaan melebihi itu. Tapi kapan....? Thoriq tak mungkin menikah tanpa restu Umi, hatinya kembali galau!
"Kita akan tinggal disini...?" Savanna melihat bangunan setengah jadi disebelah kanan pesantren yang dikirim Thoriq lewat watsapp. Tidak semewah rumah tinggalnya di Jakarta namun Savanna menyukainya, asal bersama Thoriq dimanapun akan bahagia.
"Tentu saja, mendirikan pesantren ini adalah cita-citaku dari kecil. Aku ingin mendidik anak-anak generasi bangsa yang bukan hanya pintar tetapi juga berahlak baik.." Thoriq tersenyum optimis.
"Sungguh mulia cita-citamu."
"Dan aku perlu pendamping sepertimu."
"Seorang model?" Savanna menggoda.
"Seorang yang baik dan pemurah sepertimu.."
"Lalu....bagaimana profesiku?"
"Tinggal pilih, tetap jadi model apa menjadi istri Mohammad Thoriq..?"
"Menjadi istri Muhammad Thoriq dan menjadi model.." goda Savanna.
"Alhamdulillah, aku ingin segera menikahimu Humairah agar tidak berkalwat seperti ini..."
"Aku bersedia..."
"Humairah...."
"Ya...."
"Aku kangen panti dan bangku dibawah pohon kamboja. Apakah anda masih lama di Belanda...?"
"Besok kami sudah pulang."
"Baiklah, apakah Mr.bule-mu itu akan menjemput di bandara...?"
"Tidak, Edward lagi pulang ke negerinya...."
"Jadi....dia juga pamit padamu jika pulang ke negerinya...?"
"Kakak.....please..."
"Anda memanggilku Kakak...?" dada Thoriq berdebar.
"Aku sering cemburu mendengar Kanaya memanggilmu Kakak, sekarang panggilan itu untuk-ku..."
"Aku senang panggilan itu dan terima kasih sudah mencemburuiku.."
"Genit..."
"Sebetulnya aku kangen sama seorang gadis yang duduk dibawah pohon flamboyan, bukan pada bangkunya...he..." Thoriq tertawa.
"Dasar jaim...."
"Semalam aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu, apakah kamu juga...?" kalimat Thoriq menggantung.
"Semalam....sehabis pameran budaya aku sholat isya lalu tidur pulas sampai pagi...." Savanna terkekeh.
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik aku menunggumu. Sampai jumpa Humairah, assalamualaikum..."
"Waalaikumssalam...." tiba-tiba semua masalah dan beban lenyap begitu saja, menguap seperti asap yang tertiup angin. Savanna tersenyum bahagia, semua yang dilihat terasa begitu indah.
Diciumnya bunga tulip segar empat warna dalam vas sepenuh perasaan, ternyata bahagia itu sederhana dan kesederhanaan itu ada pada kekasihnya, Muhammad Thoriq Al-Farisi. Dia bukan seorang pengusaha kaya tapi hatinya sangat kaya dan cita-citanya sangat mulia. Bersamanya Savanna siap mengarungi apapun tanpa rasa takut!
*****
Bandara Soekarno Hatta ramai wartawan, berdesakan untuk mengabadikan kedatangan Rio Stefan and team yang keliling Eropa dalam pameran budaya Indonesia. Beberapa sibuk mengejar Savanna Halina Putri begitu dilihatnya seseorang menjemput gadis itu, Edward. Savanna terkejut, bukankah Edward kemaren pamit pulang ke London sekarang malah berada di Bandara Soekarno-hatta menjemputnya. Belum sempat ia menyapa Edward wartawan sudah mengerubutinya dengan berbagai pertanyaan....
"Apakah ini kekasih Anda..." tanya wartawan sambil menjajari jalan keduanya. Para kuli tinta itu merasa mendapatkan berita tak biasa. Selama ini model profesional ini jauh dari gosip, apalagi yang menyangkut kekasih. Savanna dikenal sebagai selebrities yang dermawan dan baik hati, kali ini wartawan seakan mendapatkan berita baru.
Savanna dan Edward hanya tersenyum menyambut wartawan, tiba-tiba sebelah tangan Edward begitu saja memeluk pinggangnya dan itu tak luput dari jepretan kamera wartawan. Tak mungkin tangan Edward dihempasnya didepan orang banyak, karena diam saja kini Edward semakin berani dikecupnya pipi Savanna kanan dan kiri tepat saat seseorang juga datang menjemputnya, Muhammad Toriq! Pemuda itu langsung melengos dan membalikkan badan, pergi dari bandara dengan emosi tak tertahan! Dadanya bergejolak. "Umi benar, aku tak akan sanggup ber-istrikan seorang model. Kehidupanku berbeda dengannya, seharusnya aku mendengarkan Umi. Orang tua tak pernah salah, khususnya ibu. Maafkan anakmu ini Umi..." Thoriq menghidupkan mesin mobilnya, kepesantren!
Foto Savanna dan Edward menghiasi media dengan berbagai posisi dan komentar, seakan-akan Edward adalah kekasih yang selama ini disembunyikan oleh gadis itu. Televisi khususnya berita infotainment dan majalah gosip tak kalah gencar memberitakan hubungan keduanya.
Savanna Halina Putri, model profesional Indonesia berhubungan dekat dengan seorang bangsawan Inggris. Mr.Edward Ferguson pemilik saham terbesar Golden Semesta, PT. Bahkan Savanna pernah diundang ke rumah Mr.Edward di London untuk berkenalan dengan keluarga besarnya dalam rangka membicarakan keseriusan hubungan keduanya.
Foto-foto Savana waktu di Paris dan London bersama Edward beredar di media, hanya berdua padahal mereka selalu pergi ber-lima. Foto Alin, Lucy, Amira dan Luna dipotong habis oleh paparazi. Kejamnya dunia media sosial, berita tersebar seringkali tanpa klarifikasi.
Oh My God, Savanna membanting ponselnya di kasur, tamatlah sudah hubungannya dengan Muhammad Thoriq! Umi pasti tambah tak menyukainya, model yang pernah memakai busana setengah telanjang sekarang berciuman dan berpelukan bebas dengan seorang bule di bandara internasional Soekarno-Hatta! Air mata Savanna berderai membasahi pipinya, ia tak mungkin klarifikasi hubungannya dengan Edward. Buat orang bule cipika-cipiki dan memeluk pinggang teman sudah biasa tapi menjadi luar biasa buat Muhammad Thoriq dan keluarganya! "Aku harus bagaimana...?"
Ya Allah seandainya hati ini bisa dikendalikan sesuai kemauan ingin rasanya Savanna mencintai Edward saja, dia baik dan lembut hati. Edward tak pernah menuntut apapun bahkan cenderung mengikuti kemauannya. Kenapa hatinya tertambat begitu dalam kepada seseorang yang selalu memberinya air mata, bahkan hampir membuatnya ingin mati saja saat tahu Thoriq akan menikahi Kanaya. Hubungannya baru saja membaik dengan Muhammad Thoriq kini kembali memanas, tiga kali teleponnya tidak diangkat membuktikan pemuda itu sudah mengetahui beritanya di media. Hatinya terasa hancur, pengorbanan Kanaya seperti tak ada gunanya.
Tadinya Savanna berharap bisa menikmati saat-saat manis duduk dibangku dibawah pohon flamboyan sambil berbincang usai tugasnya di Panti Asuhan Kasih Bunda, kini harapan itu pupus, musnah dan terbakar jadi abu. Thoriq tak mungkin memaafkannya, segala bukti sangat jelas didepan mata. Sekali lagi dipanggilnya nomor ponsel Muhammad Thoriq, aktiv tapi tidak diangkat. Terakhir mesin penjawab mengatakan nomor tersebut sedang dialihkan!
Hubungan Thoriq dengan Umi rusak, bertambah parah dengan adanya berita di media yang menyangkut Savanna dan Edward. Umi tak bicara apa-apa namun sebuah tabloid yang menjadikan foto Savanna dan Edward sebagai cover utama menjelaskan semuanya. Tabloid itu kini tergeletak diatas meja ruang keluarganya. Seseorang sengaja menaruhnya disana, entah siapa. Pastinya Umi, Abi dan seluruh keluarganya sudah mengetahuinya. "Melepas Kanaya dan memburu gadis yang tak jelas!" gumam Umi saat Thoriq lewat, Abi hanya menggelengkan kepalanya. Entah sampai kapan sikap Umi seperti itu, Abi belum punya cara untuk mendamaikan keduanya. Umi lebih banyak diam dan menghindarinya. Umi selalu punya alasan untuk menolak jika Thoriq mengajaknya bicara, Umi juga bilang sedang tak ingin diganggu jika didatangi ke kamarnya bahkan Umi pura-pura tertidur. Pusing menghadapi perempuan, tidak Umi tidak Savanna keduanya membuat kepalanya pusing. Kini waktunya dihabiskannya untuk fokus pembangunan pesantren
Pukul 12.40 (GMT +2) pesawat landing di Bandara Internasional Malpensa-Milan-Italy. Savanna mempersiapkan barang bawaannya, dari kaca jendela pesawat Savanna melihat awan putih berarak dan hamparan pegunungan yang menghijau, indahnya hari ini. Dihembusnya nafas panjang. Hari baru, semangat baru semoga semuanya berjalan lancar, doanya. Diruang tunggu managemen Hanny Hananto sudah menunggunya, seorang wanita memperkenalkan diri sebagai managernya. "Verga..." wanita cantik itu mengulurkan tangannya dengan sepotong senyum manis. Orang Italia cenderung berbicara dengan gerakan tangan dan ekspresi muka yang menonjol sehingga terlihat sangat ekspresif. "Savanna..." Savanna menyambut uluran tangan Verga dan memeluknya hangat. " Nama yang cantik, serasi dengan-ku." "Serasi..?" kening Savanna berkerut, tak mengerti apa yang dimaksud Verga. "Savanna artinya padang rumput luas tak berpohon sedang arti namaku dalam bahasa Italy adalah tongkat gemba
Trending Topic hari ini, sepuluh pemuda seluruh dunia yang masuk seleksi untuk di didik menjadi asisten Imam Masjidil Haram salah satunya dari Indonesia yaitu Muhammad Thoriq Al-Farisi! Mereka berdiri berjajar dengan baju gamis putih dengan keffiyeh (sorban Arab) ala model Omar Borkan Al-Gala. Terlihat trendi, Kakak sangat tampan dengan wajah bersih terbasuh air wudhu. Laki-laki yang dikaguminya adalah pemuda sepuluh besar dunia yang masuk seleksi pemerintah Arab Saudi. Pemuda tampan dari keluarga baik-baik yang sangat menjaga diri. “Semua bintang pudar cahayanya dihadapanmu, termasuk diriku. Aku hangus terbakar dan menjadi abu. Jika saja aku memiliki satu kesempatan, akan kuperbaiki semua yang telah kuhancurkan....” pandangan Savanna menerawang, bahagia dan pedih bergantian dihatinya melihat wajah itu di layar kaca. Jarak akhirnya membuat dirinya dan Thoriq berjauhan tapi hati keduanya lebih jauh dari itu. Savanna tidak marah ketika Umi tidak menyetujui
Abi masuk rumah sakit, jantungnya anfal. Segala peralatan medis dipasang ditubuh Abi termasuk alat pacu jantung tetapi jantungnya semakin lemah. Umi memegang tangan Abi, dingin. Seluruh keluarga berkumpul diluar, hanya Umi yang di ijinkan menunggu, jika yang lain bezuk mereka masuk bergantian. Thoriq baru malam ini pulang dari Arab Saudi, saat ini Umi sangat membutuhkan kehadiran anak laki-lakinya. Tempatnya bersandar selain Abi, anak lelaki yang ia sayangi. Dua hari sebelum Abi anfal ia berwasiat pada Umi, agar tak lagi menghalangi cinta Thoriq dan Savana. Agar Umi merestui pernikahan Thoriq dan Savana. Air mata Umi meleleh, beratnya menjalankan amanah Abi. Ditatapnya laki-laki yang terbaring pucat dan lemah, laki-laki yang bersamanya selama 30 tahun. Semuanya seperti baru kemaren, betapa singkatnya waktu merenggut semuanya. Abi yang penuh kasih sayang, sabar dan selalu mengalah pada Umi. Abi tempatnya bersandar kini terbaring lemah tak berdaya, betapa rapuhny
Los Angeles "Siapa yang tidak pernah mendengar nama kota ini...? Los Angeles adalah pusat hiburan dunia barat. Kota yang dijuluki city of stars ini memiliki banyak studio produksi besar, agen, Hollywood Walk of Fame, Casino. Cuaca yang indah hampir sepanjang tahun dan mansion mewah yang tersembunyi di perbukitan membuat kota ini menjadi impian bagi yang mengejar kemewahan, kesenangan dan kebebasan. Kota Los Angeles mengidentifikasi akhir pekan ketiga bulan Maret dan Oktober sebagai awal Pekan Mode dan hebatnya melarang bulu hewan sebagai busana. Alexandria Ballroom meriah oleh peragaan busana batik tulis Hanny Hananto. Batik dengan warna klasik menempel mewah di tubuh seorang model Savana Halina Putri, wajahnya yang eksotik timur membuatnya berbeda. Di runway Savana berpasangan dengan Omero Garcia, model pria Itali yang digilai para wanita. Postur proporsional dengan sepasang bola mata coklat bersinar. Omero sangat percaya diri sehingga auranya menular pada Savana. Keduanya
Di pesta pernikahan Kanaya Azzahra dan Ilham Azhari, Thoriq datang berdua Umi. Tadinya Ilham meminta Thoriq menjadi pengiring pengantin pria namun karena Umi tak ada temannya jadilah Thoriq menjadi tamu undangan biasa. Setelah memberikan selamat kepada Ilham dan Kanaya Thoriq mengambil tempat duduk bersama Umi di meja bulat yang dikhususkan untuk keluarga. Thoriq sibuk mengambilkan makanan tapi Umi hanya menginginkan buah potong dan sepotong kue kecil. “Sudah banyak yang tidak bisa Umi makan Nak, makanan pesta banyak mengandung lemak. Enak dimulut tapi tidak sehat di perut...” Umi selalu terharu melihat pelayanan anak lelakinya pada dirinya, apalagi usai Abi meninggal Thoriq sangat memperhatikannya. “Assalamualaikum Thoriq, apa kabar. Pulang dari Saudi gak bilang-bilang. Sibuk ya...?” Ridwan dan Aris menghampiri, keduanya mengangguk hormat pada Umi. “Alhamdulillah baik, gimana kabar kalian.. “ “Alhamdulillah baik dan masih jomblo, kalah cepat sa
Sahabat adalah orang yang selalu ada untukmu disaat orang lain meninggalkanmu, menyanyikan lagu lama yang kau lupa syairnya dan mengingatkanmu akan pentingnya kebahagiaan untuk dirimu sendiri. A best friend is the person who knows all about your badness, but still likes you."(Teman terbaik adalah seseorang yang mengetahui semua keburukanmu, tapi tetap menyukaimu.) "Alin, bisa datang kerumah hari ini jam 16.00 WIB..?” undang Savanna kepada mantan manager sekaligus sahabat terbaiknya. “Sepertinya penting sekali?” Alin mengerutksn keningnya. “Thoriq melamarku hari ini" Savanna mengabarkannya dengan riang. “Aku senang mendengarnya tapi Sav, kau yakin menerima lamaran Muhammad Thoriq sore ini...?” Alin tak bisa menyembunyikan rasa kawatirnya. “Ya Alin.” “Bukankah kalian sudah pisah satu tahun dan baru ketemu di pesta Kanaya..?” Alin mengerutkan dahinya, jika yang menyangkut Thoriq dan cintanya Savanna dipastikan hanya memakai pe
Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb