Di kediaman Bakkas, Ayumi tampak mondar-mandir sambil memanggil nama putra semata wayangnya yang belum terlihat batang hidung sejak sejam lalu. Awalnya, dia pikir putranya tidur setelah menghabiskan semangkuk bakso buatannya. Namun, ketika dia masuk ke kamar, tak ada sosoknya yang tengah tertidur.
“Alex ... Alex ... di mana kamu, Nak!” teriak Ayumi sambil menuruni tangga. Tak berapa lama, Mariana yang tengah bersantai di ruang keluarga bersama Eyodor menoleh ke arah datangnya suara. Terlihat Ayumi yang begitu panik menghampiri mereka.
“Ada apa, Nak?” tanya Mariana penasaran.
“Alex tak ada di kamarnya, Ma!” jawab Ayumi cepat.
“Mungkin sedang belajar,” sahut Eyodor.
“Tidak, Opa. Ayu sudah ke sana, tapi tetap tak ada. Tadi setelah makan bakso, Alex langsung masuk kamar dan Ayu pikir dia ingin tidur siang, tapi nyatanya kamar itu kosong,” terang Ayumi yang tak bisa menutupi kecemasannya.
<Seminggu sudah berlalu dan seminggu lagi, Mike akan mengucapkan janji suci serta menjadikan Pupe sebagai istrinya. Semua persiapan sudah matang di mana proses ijab qobul akan berlangsung di kediaman sederhana Pupe di Bogor. Menjelang hari bahagia yang segera tiba, wajah sumringah Mike terlihat jelas dan membuat Jovan ikut tersenyum ketika mendapatinya sedang bersenandung di ruangannya.Not sure if you know thisBut when we first metI got so nervous I couldn't speakIn that very momentI found the one andMy life had found its missing pieceSo as long as I live I love youWill have and hold youYou look so beautiful in whiteAnd from now 'til my very last breathThis day I'll cherishYou look so beautiful in whiteTonight”&n
Di Bogor, Pupe sudah mulai menjalankan proses pingitan, di mana sang calon pengantin tak dibolehkan keluar rumah, apalagi bertemu calon suaminya selama waktu yang ditentukan. Adat tersebut biasanya dilakukan bagi pasangan pengantin yang menggunakan tradisi adat Jawa. Biasanya, keduanya tidak boleh bertemu sampai acara pernikahan tiba. Tradisi ini wajib dilakukan oleh pengantin yang menikah dengan adat Jawa. Tetapi, banyak juga pengantin yang melakukan pingitan meski tidak menggunakan adat tersebut saat menikah.Selain itu, saudara kembar dari almarhum ayah Pupe sudah datang berkunjung untuk memastikan segala urusan yang berkaitan dengan kelengkapan pernikahan telah rampung. Dia sangat bahagia karena anak satu-satunya saudara kembar dia segera menikah dan sempat terkejut karena calon suami berasal dari kalangan orang kaya yang terdengar tak wajar memilih Pupe dari kalangan orang biasa.“Pe, kamu jangan ada keluar rumah selama dipingit,” ujar Farhat yang seda
Viona melangkahkan kakinya menuruni anak tangga menuju ruang keluarga di mana Alice tengah menonton tv. Berjalan cepat Viona terus saja mengumpat tak jelas dan membuat seorang pembantu di rumahnya sembunyi guna menghindar karena tak ingin menjadi sasaran kemarahan Viona yang siap meledak. Alice yang melihat Viona berkata kasar mengerutkan kening karena bingung sekiranya berita apa yang dibawa Viona. Dia mendudukkan tubuhnya kasar ke sofa sambil meletakkan handphone miliknya ke meja. Alice menatap gerak-gerik Viona dan berujar."Kamu kenapa, sih, masih siang sudah marah-marah?" tanya Alice pada Viona yang kini menatapnya kesal."Aku kesal, Ma. Kesal banget malah!" sahutnya cepat, tapi tak jelas apa maksudnya dan membuat Alice semakin penasaran."Kesal kenapa lagi kamu, huh?" ucap Alice dengan suara terdengar tak tertarik."Barusan aku dapat kabar kalau Mike akan melangsungkan pernikahannya minggu depan!" jawab Viona geram dengan wajah teramat kesal."APAAA?" seru Alice
Haruna sedang duduk sambil menggerakkan jari-jari lentiknya di sebuah papan ketik laptop yang dia bawa ke teras belakang di kediamannya. Baru setengah jam yang lalu dia melakukan video call pada ayahnya, Reyhan. Saat ini dia berada di Jerman dan mengabarkan akan datang ke Jakarta pada hari kamis pagi bersama ibunya, Maureen, untuk menghadiri pernikahan Mike dan Pupe. Setelahnya, Haruna terpaksa melanjutkan pekerjaan kantor karena ada beberapa dokumen yang belum selesai dan harus dia kerjakan agar bisa diserahkan pada Aldy esok hari. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Haruna berencana akan ke grosir untuk membeli beberapa kebutuhan bulananya yang sudah habis seperti pembalut dan lotion. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 3 sore dan pekerjaan Haruna akhirnya selesai.“Akhirnyaaaaaa ... selesai juga!” gumamnya lega melihat pada layar sebuah lembar kerja yang sudah tersusun rapi hasil dari sepuluh jarinya yang menari-nari.Tangannya dengan cepat mematikan
Tenggorokkan Franda tercekat, Nafasnya memburu dengan degup jantung yang berdetak kencang dan susah dikendalikan olehnya. Sangat jelas, kepala Franda menggeleng pertanda dia mengerti dan menolak keras ucapan Wiwik barusan.“Kaubicara apa, huh?” kata Franda seolah tak paham dengan kalimat Wiwik barusan.“Kurasa semua sudah jelas, Mas. Tak usah dipaksakan. Aku tak akan menjadi duri dalam daging antara kau dan Via. Kalian saling mencintai dan sudah lama bersama. Aku hanya orang baru bagimu. Semua juga terjadi hanya karena perjodohan keluarga kita, bukan karena cinta,” tutur Wiwik panjang lebar dan tak ingin menutupi apa yang dia rasakan kini serta menjadi bebannya.“Tidak semudah itu kita membatalkannya, Wik!” sungut Franda.“Tentu mudah. Kita akan katakan pada keluarga jika tak saling cinta. Kalau perlu biar aku saja yang akan mengatakannya pada Ayah dan Ibu. Bagaimana?” ucap Wiwik yakin tanpa senyum terukir d
Haruna tersenyum menatap wajah Sopian yang dia yakini tengah berpura-pura tidur. Tangan Haruna mengelus kembali rahangnya sambil sesekali usil mencabut bulu di rahang tersebut. Nampak Sopian kaget karena merasakan sakit akibat bulu yang dicabut, tapi matanya enggan terbuka. Perlahan tangan Haruna bergerak menuju mata dan membukanya seketika dengan jempol dan telunjuknya.“Mimisan atau bau jengkol, kambing?” oceh Haruna ketika bola mata Sopian menatap matanya yang begitu dekat.Namun, bukannya merasa terciduk, tangan kanan Sopian dengan cepat menarik kepala Haruna semakin dekat, hingga bibir mereka bersentuhan satu sama lain. Hening sesaat, mata Haruna membulat ketika merasakan bibirnya berlabuh pada sesuatu yang empuk dan bergerak perlahan. Haruna sadar jika itu adalah bibir Sopian dan matanya justru terpejam menikmati sentuhan Sopian yang baru pertama kali dia rasakan.Perlahan tapi pasti, Sopian melumat bibir Haruna dan ketika mendapatkan balasan,
Seminggu kemudian.Hari yang ditunggu oleh semua akhirnya tiba. Tepat jam 9 pagi akan dilangsungkan proses ijab qobul yang akan dilakukan oleh Mike untuk mempersunting pujaan hatinya secara resmi di mata agama dan negara. Semua keluarga sudah berkumpul di rumah Pupe. Benar, acara akad nikah dilangsungkan di kediaman Pupe atas permintaan Lusi dan disepakati oleh Mike beserta keluarga. Semua terjadi karena teringat wasiat almarhum Ayah Pupe yang ingin melihat putrinya melakukan akad di rumah jika dewasa nanti. Mengenai resepsi, keluarga Pupe meyerahkan semuanya kepada Mike dan diputuskan di gedung yang sama saat Aldy dan Nisa menikah.Seluruh keluarga sudah berkumpul. Hanya kerabat dekat yang hadir beserta perangkat desa setempat yang menjadi saksi serta beberapa tetangga dekat. Di luar rumah, terdapat penjagaan yang ketat dan sengaja dilakukan oleh Mike demi keamanan. Tak lupa tenda biru khas pernikahan terpasang dan ditata cukup indah yang menunjukkan
Waktu bergulir begitu cepat. Waktu sudah menunjukkan jam 9 malam dan pesta telah usai. Setelah ijab qobul selesai, semua anggota keluarga dan tamu yang hadir menuju hotel di mana wedding party diselenggarkan di sebuah taman yang ada di belakang hotel di mana sebuah rumah peristirahatan keluarga Setiawan didirikan dengan halaman luas dan mengundang beberapa tamu penting serta kolega. Kedua orang tua Aldy dan Haruna turut hadir. Tak lupa pula orang tua Sopian juga turut serta yang sudah datang dari desa sejak kemarin dan berkumpul di kediaman Aldy. Tamu yang datang tak lebih dari 100 orang dan keamanan tentu dijaga ketat juga tertutup.Setelah acara selesai, semua tamu akan menginap di kamar hotel yang sudah disediakan, sedangkan pengantin sudah disipakan sebuah kamar bertipe President Suite yang terletak di lantai 12. Jenis kamar yang pernah Aldy dan Nisa gunakan dulu saat malam pertama bersama Aldo tentunya, hanya saja berbeda kamar. Semua anggota keluarga dan tamu s