Share

Bab 5

Penulis: Mentari Aluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-09 04:16:57

"Gue sudah dengar tentang kabar si Raja dan anak nenek lampir tersebut. Kabar itu benar?" Tanya Tristan, anak tunggal Tante Nena.

Dahlia langsung mendengus kesal. Niat awal hanya ingin sebentar singgah ke rumah sang Tante untuk memberikan kue basah dan menjemput Tari putri kesayangannya. Namun jika Tristan sudah mengintrogasi seperti ini pasti akan lama.

"Lu gak ngijinin gue napas dulu apa, Tan? datang-datang langsung ditanya saja. suguhi makanan kek atau enggak minum dulu." kata Dahlia kesal. Dia baru saja sampai di rumah sang Tante, baru saja duduk sudah langsung di tanya tentang kabar tak sedap. otomatis membuat Dahlia jadi badmood.

Tristan lalu menyodorkan segelas air putih kepada Dahlia.

"Air siapa nih?" tanya Dahlia

"Air minum gue, itu belum sempat gue minum." kata Tristan.

"cuman air minum saja? gak ada cemilan gitu?" Dahlia malah menjahili Tristan

"Cemilan nya yang ko bawa saja." kata Tristan sambil menunjuk ke arah plastik yang dibawa oleh Dahlia tadi.

"ckk, punya Tante ini." kata Dahlia kesal. Lalu Dahlia bangkit menuju dapur untuk menyimpan kue basah tersebut.

Dahlia kemudian duduk kembali disisi Tristan.

"Jadi benar kabar tersebut?" Tristan kembali bertanya.

"Maunya gue nyangkal sih. tapi buktinya terlalu banyak dan kuat. Bagaimana dong?" kata Dahlia.

Meskipun terlihat seperti santai namun Dahlia tak setenang itu hatinya. Dia Tristan sangat tahu itu.

"Jadi lu sudah tahu dan sudah menyelidiki nya?" tanya Tristan. Dahlia mengangguk membenarkan.

"lalu kenapa Lu Diam saja?" Tristan gemas juga kesal.

"gue gak diam, cuman senang mengumpulkan bukti saja " jawab Dahlia tenang.

Tristan mendengus kesal menahan amarahnya. Rasanya tristan ingin sekali mengajar Raja. Menjadikan Raja samsak hidupnya yang bisa dihajar tiap saat.

Tristan pasti marah adalah salah satu keluarganya yang menentang keputusan Dahlia untuk menikah dengan Raja. Namun Tristan melihat ketulusan dan perjuangan Raja untuk mendapatkan Dahlia. akhirnya Tristan luluh juga.

Dan kini untuk kesekian kalinya Raja kembali menyakiti Dahlia. Rasanya tangan Tristan sudah tak kuat untuk mengajar Raja lagi. Bukan nya sudah bisa Tristan lah yang akan turun tangan menghajar raja.

"Dia cepet banget ya, lupa dengan rasa pukulan gue." Kata Tristan

"Udah sembuh lama lu kasih kenang-kenangan ke dia. Lukanya juga sudah sembuh . Jadi wajar sih kalau di lupa." Dahlia malah menanggapi dengan candaan.

"Gue serius, Ya. Apa perlu gue hajar dia lagi?" Tanya Tristan penuh dengan amarah.

"jangan dulu kali , Tan. Gue belum ada bukti yang akurat. Foto-foto itu belum bisa dijadikan bukti yang kuat." Kata Dahlia

"Dan kalau sudah ada bukti lu mau apa? mau kita hajar tapi setelah itu tetap rukun lagi?" Tristan menjadi kesal sendiri, karena beberapa kali memperingatkan Dahlia agar tak perlu balikkan lagi dengan Raja tapi Dahlia tetap saja balik lagi dengan Raja padahal sudah beberapa kali disakiti.

Dahlia terkekeh melihat kekesalan Tristan. Dia tahu Tristan sangat menyayanginya bahkan mungkin hanya Tristan yang paling depan membela dia dari dulu juga.

"Untuk saat ini sih belum kepikiran. Tapi tenang saja gue sudah punya rencana. Bukan hanya Raja yang jera tapi perempuan itu pun akan menerima akibat paling patal." Kata Dahlia sambil tersenyum licik.

"Apa rencananya?" Tanya Tristan. Dia yakin diamnya Dahlia pasti tidak hanya sekedar diam tapi pasti memiliki rencana. Nampak Dahlia berpikir sejenak.

"Nanti dulu, kalau sudah seratus persen kita eksekusi. Saat ini pantau saja." kata Dahlia

"Boleh minta bantuan Lu gak?" Tanya Dahlia kemudian.

"Apapun akan gue bantu. Karena bagaimana pun Lu kakak gue." Kata Tristan

"Lu tahu gue kakak Lu, tapi gak sopan lu sama gue. Manggil gue pakai nama saja gak ada embel-embel kakaknya ,Lu!" kata Dahlia pura-pura marah.

"Kan kita seumuran, Ya. Geli gue manggil Lu kakak." kata Tristan Dahlia terkekeh saja melihat wajah jijik Tristan.

"Jadi apa rencana lu?" Tristan kembali ke topik

Dahlia lalu membisikkan sesuatu pada Tristan rencana dadakan yang tak terlintas begitu saja di otaknya saat pulang dari toko kue tadi. Tristan beberapa kali mengerutkan keningnya lalu dia mengangguk paham. Setelan itu senyum licik terbit dari bibirnya.

***

Sedang jauh di kota yang lain, Raja terbangun dengan tubuh lengket. ini sudah sore hari, Raja baru bangun. Disampingnya Jessika terlelap tidur. Iya, hari ini saat mereka diberi break siang sampai sore justru dipakai untuk cek in siang hari .

"Sudah bangun?" Tanya Jessika dengan suara serak.

"Aku harus siap-siap kemana ke lokasi. aku harus ambil gambar nanti malam." kata Raja.

"Kamu kalau masih ngantuk istirahat dulu saja. Kamu gak ada pengambilan gambar kan malam ini?" Jessika menggeleng.

"Enggak. Tapi kamu nanti pulang ke sini lagi kan?" tanya Jessika manja.

"pastinya, kalau gak molor dan selesai cepat aku kembali ke sini. aku masih belum puas. Tadi terlalu sebentar buat aku." Kata Raja sambil lalu memberikan beberapa kecupan di wajah Jessika.

"Iiiih! sudah sana. Kalau telat nanti dimarahi sama pak sutradara loh!" kata Jessika.

"iya sayangnya aku. aku mandi dulu." Raja lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah bau pecinta mereka. sedang Jessika kembali memilih untuk menekan matanya kembali.

Sepanjang jalan dari hotel ke lokasi syuting Raja harus kuat menahan panas telinganya karena dimarahi oleh mas Genta karena berkeliaran tanpa pamit dulu pada Genta dan yang lainnya.

"Kamu tuh kebiasaan Raja, kalau bikin saya panik. Menghilang begitu saja. Kalau mau pergi-pergian bilang dulu sama saya. jadi saya gak kesusahan mencari kamu. " omel mas Genta pada raja.

Raja cuman bisa meminta maaf pada Genta.

"Dan tolong kamu jaga jarak dengan Jessika. selain di lokasi syuting usaha kan kamu tidak terlalu dekat dengan Jessika diluar sana. Gosip kamu sama Jessika sudah menyebar di media sosial. Bahkan acara-acara gosip sudah mulai membicarakan kalian." kata Genta lagi

"Lah bukannya bagus ya? jadi bisa promosi film di awal dong. " Kata Raja santai

"ckk. iya gak masalah tapi kamu gak pikiran perasaan istri dan anak kamu? bagaimana perasaannya mereka?"Genat mengingatkan raja.

"Dahlia itu sudah paham dengan dunia intertaimen gosib murah mah gak akan dia anggap" kata Raja percaya diri sekali.

"Kalau cuma sekedar gosip. tapi kamu bukan gosip kan? kamu selalu membuat nyata. gak Kasih sama Dahlia?" raja terdiam mendengar perkataan terakhir dari Genta.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 40

    "Kamu jangan pergi, Ja. Mama gak mau kamu pergi!" Tangisan Karina pecah saat Raja menyetujui keputusan dari sang ayah.Beberapa waktu yang lalu setelah kasus Raja dan Jessica juga perceraian dengan Dahlia. Sang ayah pernah menawarkan Raja untuk melanjutkan sekolahnya di laur negeri sekaligus untuk berkarir disana. Ayahnya yang meminta Raja untuk berkarir di luar negeri. Kebetulan dia memiliki saudara yang mempunyai perusahaan disana dan Raja akan disuruh bekerja di perusahaan tersebut. Toh disini pun , Karir Raja sudah hancur. Meskipun masih ada pekerjaan namun itu tidak banyak. Dan dia juga tidak mendapatkan kontrak lagi setelah semua kontrak selesai. "Raja tidak apa-apa, Ma. Raja memang harus pergi, Ma. disini juga Raja merasa tidak ada masa depan saat ini. Raja harus mengejar masa depan Raja." Kata Raja. Dia sangat tahu bagaimana kondisi dirinya sendiri disini."Tapi kenapa harus jauh sekali sih, Ja. Kan di Indonesia juga banyak. Papa kamu juga punya perusahaan. Kenapa tidak menem

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 39

    "Sudah tidur, ya?" Tanya Dahlia pada Raja. Kepalanya hanya nonggol di balik pintu kamar Tari sang anak. Dia tidak berani masuk karena takut menganggu tidur putrinya. "Baru saja." Raja lalu bangkit dan berjalan mendekati Dahlia. Mereka lalu pergi meninggalkan kamar sang putri setelah Raja mematikan lampu kamar putrinya dan menyalakan lampu tidur. Tidak lupa dia juga menutup pintu kamar putrinya kembali. Raja baru tahu ternyata putrinya itu harus mendengar dongeng dulu sebelum tidur. Selama ini dia tidak pernah menemani Tari tidur. Dia pulang saat Tari sudah tidur jadi dia tidak tahu kebiasaan sang putri tersebut. Ternyata selama ini dia memang sudah sering mengabaikan sang putri. "Sorry telat pulang. Tadi mendadak Fiza membawa aku mengunjungi pabrik." kata Dahlia tak bohong. Menang benar setelah Jessika dan Ajeng pergi , Dahlia dan Fiza pergi ke pabrik mereka. Karena ada beberapa hal yang harus diselesaikan disana. "Gak apa-apa santai saja." Jawab Raja. Dia jadi teringat

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 38

    "Ada apa, Ya?" Herfiza masuk ke dalam ruangannya. "Mereka ingin bertemu dengan kamu!" kata Dahlia sambil menunjuk Jessika dan Ajeng dengan dagunya. Herfiza lalu duduk di samping Dahlia. Dia lalu memandang ke arah Jessika dan Ajeng yang masih terlihat manahan amarah. Mungkin marah pada Dahlia."Maaf ada perlu apa mbak Ajeng dan mbak Jessika menemui saya?" Tanya Herfiza pada mereka."Maaf sebelumnya Bu Fiza. Pegawai ibu ini sudah tidak sopan kepada tamu ibu. Bahkan pada ibu saja dia tidak sopan." Kata Ajeng."Pegawai saya? siapa?" Tanya Herfiza pura-pura bingung."Dia! Dia pegawai ibu kan?" Ajeng menunjuk Dahlia yang lebih anteng memainkan gawainya. Herfiza lalu melirik ke arah Dahlia yang dibalas oleh Dahlia dengan mengangkat alisnya. Herfiza lalu tersenyum ke arah Jessika dan Ajeng."Dia bukan karyawan saya." Kata Herfiza."Bukan karyawan ibu? Tapi tadi dia mengangguk bekerja di Liza Beauty." Kata Jessika kali ini."Wah ternyata kamu ngaku-ngaku ya kerja di sini. Bahkan kamu beran

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 37

    Jessika dan Ajeng sedang duduk di ruangan Herfiza. Mereka menunggu kedatangan CEO dari Liza Beauty. Tujuan mereka adalah untuk melobi Herfiza agar kembali mempekerjakan Jessika. Saat ini Jessika sedang mengalami krisis finansial semenjak kasusnya dengan Raja. Kemarin Ajeng mendengar kalau Liza Beauty sedang membutuhkan model untuk produk terbaru mereka. Ajeng ingin menawarkan Jessika untuk jadi modelnya. Mereka berharap kalau Herfiza akan memakai jasa Jessika kembali. Toh kasusnya dengan Raja sudah mulai reda. Pemberitaan di media pun sudah tak pernah membahas kasus itu lagi. Mereka juga berharap dengan bekerja kembali dengan Herfiza bisa mengembalikan citra baik Jessika. Toh selama ini tidak ada masalah dalam kerjasama mereka sebelumnya. Jessika bekerja dengan baik untuk Liza Beauty.Namun begitu terkejutnya Jessika dan Ajeng saat yang datang menemui mereka bukan Herfiza tetapi Dahlia. Wanita yang sudah menghancurkan karirnya. Dahlia masuk sendiri ke ruangan Herfiza dengan membawa

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 36

    Kehidupan Raja paska perpisahan dengan Dahlia tak berjalan dengan baik. Dia tidak bisa kembali membangun kariernya lagi di dunia entertainment. Ini semua karena citra diri sudah buruk. Banyak sekali project dia yang di batalkan. Dan diganti oleh orang lain. Hanya beberapa project saja yang masih berjalan itu pun hanya sekedar untuk menghabiskan masa kontraknya saja. Karena kerjaan sedikit Raja kini lebih sering menghabiskan waktunya di rumah atau pergi bersama putrinya Tari. Dulu saat dia bergelimang harta dia tidak memiliki banyak waktu untuk bersama dengan putrinya. Meskipun ada dia lebih memilih untuk bersenang-senang dengan teman atau selingkuhannya. Kini dia memiliki banyak waktu dengan putrinya namun sayang dia tidak memiliki banyak uang seperti dulu. Tapi setidaknya Raja dapat membayar kebersamaannya dengan sang putri yang pernah hilang. Seperti hari ini Raja bertugas untuk menjemput Tari dari sekolahnya. Waktu berangkat sekolah Tari diantar oleh Dahlia. Namun kini Dahlia su

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 35

    "Apa mama sudah benar-benar yakin dengan keputusan tersebut?" Tanya Reni. Malam ini Nina mengumpulkan ketiga anak dan menantunya di rumah anak tertuanya."Mama sudah yakin dengan keputusan mama." Jawab Nina "Kita hanya akan mendukung semua keputusan dari mama. Kita yakin apapun keputusan mama tersebut pasti sudah mama pertimbangkan dengan baik." Kata Reni lagi. "Walaupun aku sih tidak setuju. Aku maunya mama pisah saja sama dia. Aku sanggup kok menafkahi mama." Kata Lili geram. Dia tak menyangka kalau akhirnya ibunya membatalkan gugatan cerainya."Mama juga masih mampu untuk menafkahi diri mama sendiri, Li. Bukan masalah nafkah yang membuat mama bertahan. Mama hanya ingin memberikan dia kesempatan saja." Kata Bu Nina. Selama ini Bu Nina memiliki usaha katering. Meskipun tidak terlalu besar namun cukup untuk menafkahi dirinya sendiri."Ini ada hubungannya dengan harta warisan?" Tanya Dahlia. Semua langsung memandang ke arah Dahlia."Warisan?" Tanya Lili tidak mengerti."Iya warisan.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status