Share

bab 6

last update Last Updated: 2025-07-09 04:17:10

"Siapa yang sakit?" Tanya Kaisar. Dahlia tak sengaja bertemu dengan Kaisar di lorong rumah sakit sehabis menebus obat untuk Tari.

"Tari yang sakit, Bang." jawab Dahlia. Iya sudah dia hari putri sematang wayangnya deman tinggi. Membuat Dahlia panik dan membawanya ke rumah sakit.

"Sakit apa?" Raut khawatir terlihat dari wajah Kaisar

"Kata dokternya gejala typus dan harus di rawat." Jawab Dahla lagi

"Dirawat?" Dahlia mengangguk sebagai jawaban.

"Di ruangan mana?" Kaisar kembali bertanya. Dahlia lalu menyebutkan ruang tempat Tari di rawat. Mereka lalu berjalan bersama menuju ruang rawat Tari karena obat untuk Tari sudah Dahlia dapatkan.

"Abang ngapain ada disini?" tiba-tiba saja Dahlia mengatakan tujuan keberadaan Kaisar.

"Kamu lupa saya kerja disini?" kata Kaisar jengah, bagaimana adik iparnya itu tidak mengetahui kalau dirinya kerja di rumah sakit ini.

"Eh lupa, Abang kan dokter." Tari meringis malu. Jujur karena tidak terlalu dekat dengan kakak iparnya ini dia sampai lupa kalau kakak iparnya seorang dokter. Apalagi saat ini kakak iparnya itu tidak menggunakan jas dokternya.

Kaisar hanya geleng-geleng kepala saja. Kesal namun tetap saja ada senyuman kecil yang dibentuk oleh bibirnya

"Tari dengan siapa di ruang rawat?" Tanya Kaisar lagi.

"Oh itu ada teman aku yang nungguin Tari." Jawab Dahlia.

Dahlia tadi membawa Tari bersama Herfiza. Dahlia bingung meminta tolong siapa. Tante Nena yang paling dekat dengannya sedang pergi menemani suaminya keluar kota. Sedangkan keluarga dia kan jauh, suaminya juga sedang di luar kota. Untung ada Herfiza yang kebetulan memang mau ke rumahnya.

"Raja sudah kamu kasih tahu?" Tanya Kaisar lagi

"Sudah, tadi aku langsung kasih tahu dia." jawab Dahlia.

Mereka sampai di ruang rawat Tari, nampak Tari terkulai lemas di atas belangkar sedangkan disampingnya seorang wanita berdiri menunggui Tari. Herfiza wanita yang menunggui Tari tersebut langsung berbalik memandang Dahlia dan kaisar saat menyadari mereka masuk.

"Tadi Tari bangun tidak?" Tanya Dahlia karena di sadar kalau dia cukup lama di apotek karena mengantri.

"Enggak, dia belum bangun. Mungkin efek obat tadi." Jawab Herfiza

Kaisar lalu menyentuh kening Tari dengan punggung tangannya hanya untuk mengecek suhu tubuh keponakannya tersebut.

"Oh iya, Bang! Kenalkan ini Herfiza, teman aku. Fiza kenalin ini Bang Kaisar Kakaknya Raja!" Dahlia berinisiatif mengenalkan mereka.

Mereka berdua lalu saling berkenalan. lebih tepatnya Kaisar yang baru berkenalan karena dia pasti baru tahu. kalau Herfiza sendiri pasti dia sudah tau dan kenal akan Kaisar.

"Kalau begitu saya keluar dulu. Nanti saya kesini lagi. kalau ada apa-apa hubungi saya , Ya!" Kaisar lalu pamit dia tidak bisa lama-lama karena dia ada jadwal praktek di klinik.

"Masih aja kaku kakaknya Raja itu, Ya. Gue tegang tahu." Herfiza jujur tadi Herfiza merasa canggung saat berhadapan dengan kakaknya Raja tersebut. Padahal Kaisar sendiri tidak ngapa-ngapain.

"Tegang kenapa Lo? naksir ya?" Goda Dahlia.

"ckk, bukan itu. Gue tegang lihat aura dinginnya. Dia punya pacar gak sih?" Herfiza penasaran wanita mana yang bisa menaklukkan lelaki tampan namun dingin tersebut.

"Enggak tahu gue. Tapi kalau teman dekat cewek sih ada. Tapi itu juga kata Eca sih. Mau daftar lo jadi pacar Bang Kai?" Goda Dahlia lagi, temannya yang satu Ini memang masih jomblo.

"Enggak lah, sadar diri gue. Takut gue masuk ke lingkungan keluarganya. Lo aja sulit nembus pintu restu emaknya, apalagi gue." Kata Herfiza.

"Eh sorry, Ya!" Tari menjadi tidak enak karena menyinggung restu dari ibunya Raja.

"Tenang aja gue udah biasa." Jawab Dahlia santai. Dia sudah biasa kalau orang-orang dekatnya tahu jika ibunya Raja sampai saat ini belum menerima dia sebagai menantunya.

"Raja sudah Lo kasih tahu, Ya?" Kini Herfiza yang menanyakan tentang Raja.

"Sudah , cuman belum dibalas juga. Mungkin dia masih sibuk." Jawab Dahlia.

"Sibuk apa sibuk sih suami kamu itu!" Herfiza terlihat sangat kesal.

Sebenarnya bukan hanya Herfiza, Dahlia pun sangat kesal pada Raja. Dari tadi Raja Ditelpon tak diangkat padahal berdering. Dikirim chat juga gak dibalas padahal centang dua dan sudah hijau lagi. tandanya itu sudah dibaca. Maunya sih marah-marah, Tapi Dahlia sudah malas menghadapi Raja.

Cukup lama Herfiza menemani Dahlia di rumah sakit. Herfiza pamit pulang. Dia juga punya kewajiban untuk menjaga ibu di rumah. Dan Dahlia tidak akan memaksa dia untuk menemaninya di rumah sakit.

Sebenarnya Herfiza merasa khawatir meninggalkan Dahlia hanya berdua dengan Tari. Namun saat bilang kalau Tristan mau temanin, Herfiza merasa tenang.

Pintu ruang rawat Tari dibuka perlahan. Seseorang masuk sambil menjinjing sekantong papar bag. Dahlia hampir saja akan memarahi orang yang datang tersebut. Namun tak jadi karena yang datang bukan orang yang dia tunggu.

"Bagaimana Tari?" Tanya orang tersebut.

"Bang Kai? Kok kesini lagi?"" Kata Dahlia, ternyata yang datang adalah Kaisar, tadinya Dahlia berpikir yang datang itu Tristan.

"Menang gak boleh saya menjenguk keponakan saya?" Tanya Kaisar.

"Enggak, eh maksudnya boleh saja sih." Dahlia menjadi salah tingkah. Benar apa yang dikatakan Herfiza, aura Kaisar sangat kuat. Dahlia juga sampai takut, eh bukan takut tapi canggung.

"Raja akan pulang?" Tiba-tiba saja Kaisar menanyakan Raja. Dahlia bingung harus jawab apa karena sampai saat ini dia belum membalas pesannya.

"Gak akan pulang kayaknya sih. Atau dia gak ngangkat telpon dan gak balas pesan kamu, ya?" Tebakan Kaisar tepat sekali. Dahlia ingin menyangkal namun sepertinya Kaisar tak memberikan kesempatan padanya untuk menjawab

"Ini aku bawa makanan. Kamu pasti belum makan kan?" Kaisar menyerah papar bag tadi pada Dahlia. tertulis nama sebuah restoran langganan Dahlia. Bahkan makanan yang dibawanya juga merupakan makanan kesukaannya. Dahlia ingin menanyakan bagaimana Abang iparnya itu tahu makanan favoritnya. Namun Kaisar lagi-lagi membuat Dahlia tak bisa bersuara.

"Tadi Eca yang minta saya bawakan ini untuk kamu. Ini titipan dari Eca." Dahlia akhirnya mengangguk.

Dahlia berharap Kaisar cepat-cepat pergi dari sana. Namun rupanya Kaisar malah tenang duduk dikursi samping ranjang Tari. Bahkan dengan sayang dia mengusap surai Tari lembut. Dahlia berharap Tristan cepat-cepat datang. Setidaknya kalau ada Tristan dia tidak akan terlalu canggung meskipun satu ruangan dengan Kaisar.

[Sorry, Ya! Gue gak bisa temanin Lo di RS. Gue langsung harus ke Singapura malam ini juga. Lo tahan dulu saja Herfiza disana, Oke!]

Ingin rasanya Dahlia menjambak Tristan malam ini juga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 9

    " Kamu itu bagai mana sih jadi istri. Suami sakoai lebam seperti ini, mana anak masuk rumah sakit. Kamu memang gak becus jadi istri. Gak bisa mengurus suami juga mengurus anak. Bisanya cuman ongkang-ongkang kaki sambil menghabiskan uang suami." Perkataan ibu mertuanya yang sangat pedas menyambut pagi hari Dahlia Pagi-pagi, ibu mertuanya datang ke rumah sakit untuk menengok Tari katanya. Namun dia langsung memarahi Dahlia saat melihat wajah lebam Raja putra kesayangannya. Dahlia tak menjawab dia memilih untuk diam. Bukan karena dia membenarkan semua tuduhan ibu mertuanya tersebut. Namun karena Dahlia sudah malas menghadapinya. Percuma membela diri juga. Ibu mertuanya tak akan pernah percaya, karena baginya semua itu kesalahan dari Dahlia. "Ma, wajah Bang Raja lebam bukan karena Kak Lia, tapi karena kesalahannya sendiri. Kenapa harus disalahkan Kak Lia sih." Eca membela kakak iparnya tersebut. "Memang buka Lia langsung yang membuat Raja luka-luka. Tapi pasti karena Lia abang k

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 8

    "Aku sudah lelah, Bang. Aku tak mau dibohongi lagi. Mari kita berpisah!" Permintaan Dahlia yang langsung membuat Raja berlutut dan memeluk kakinya. "Tidak! Iya, Sayang. Aku tidak mau berpisah dengan kamu! Aku gak, sayang. Sungguh aku tidak mau!" Raja menangis sesenggukan sambil memohon pada Dahlia. Namum Dahlia tak bergeming, dia tetap pada pendirian. Dia bahkan mencoba melepaskan pelukan Raja di kakinya. "Lepas, Bang! Aku harus pulang. Tari sendiri di rumah sakit." Kata Dahlia berbohong. Mendengar kalau Tari sendirian di rumah sakit. Raja lalu melepaskan kaki Dahlia. Dia kemudian bangkit, dia sadar dia harus menemui Tari. Dahlia langsung pergi saat raja melepaskam belikan di kakinya. Meskipun Raja mencoba menahannya dia langsung menepis tenang Raja. Dia langsung menarik Tristan berjalan ke arah mobilnya. Raja lalu membuka gawainya yang ternyata sudah mati. Dia menghidupkan gawainya, betapa terkejutnya begitu banyak panggilan dan pesan yang dikirim oleh Dahlia. Bukan hanya

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 7

    Dahlia benar-benar kecewa pada Raja. bagaimana mungkin sudah dua hari Tari anak mereka di rawat Raja masih tidak datang. Jangankan datang justru Raja sulit untuk dihubungi. Berpuluh-puluh pesan juga telpon dari Dahlia tidak ada satupun yang di respon oleh Raja. Raja seperti hilang begitu saja. Genta sang manager sudah Dahlia hubungi, tapi kabar dari Genta justru membuat Dahlia marah. Genta mengabarkan kalau syuting sudah berakhir dari tiga hari yang lalu. Genta sendiri sudah pulang dan mengatakan kalau dia sudah memberikan waktu istirahat untuk Raja selama sepuluh hari. "Syuting sudah selesai, Lia. Dan kita semua menang sudah pada pulang. Raja malah sudah ambil cuti sepuluh hari. Katanya dia ingin liburan dengan kalian." Kata Genta, terdengar nadanya begitu menyesal. "Tapi dia tidak pulang, Mas. Apa kalian pulang bareng waktu itu?" Tanya Dahlia. "Iya, kita pulang bareng. Malah kita ke kantor dulu. Cuman waktu pulang Raja tidak mau diantar oleh Mas untuk pulang ke rumah. Dia pergi

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    bab 6

    "Siapa yang sakit?" Tanya Kaisar. Dahlia tak sengaja bertemu dengan Kaisar di lorong rumah sakit sehabis menebus obat untuk Tari. "Tari yang sakit, Bang." jawab Dahlia. Iya sudah dia hari putri sematang wayangnya deman tinggi. Membuat Dahlia panik dan membawanya ke rumah sakit. "Sakit apa?" Raut khawatir terlihat dari wajah Kaisar "Kata dokternya gejala typus dan harus di rawat." Jawab Dahla lagi "Dirawat?" Dahlia mengangguk sebagai jawaban. "Di ruangan mana?" Kaisar kembali bertanya. Dahlia lalu menyebutkan ruang tempat Tari di rawat. Mereka lalu berjalan bersama menuju ruang rawat Tari karena obat untuk Tari sudah Dahlia dapatkan. "Abang ngapain ada disini?" tiba-tiba saja Dahlia mengatakan tujuan keberadaan Kaisar. "Kamu lupa saya kerja disini?" kata Kaisar jengah, bagaimana adik iparnya itu tidak mengetahui kalau dirinya kerja di rumah sakit ini. "Eh lupa, Abang kan dokter." Tari meringis malu. Jujur karena tidak terlalu dekat dengan kakak iparnya ini dia sampai

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 5

    "Gue sudah dengar tentang kabar si Raja dan anak nenek lampir tersebut. Kabar itu benar?" Tanya Tristan, anak tunggal Tante Nena. Dahlia langsung mendengus kesal. Niat awal hanya ingin sebentar singgah ke rumah sang Tante untuk memberikan kue basah dan menjemput Tari putri kesayangannya. Namun jika Tristan sudah mengintrogasi seperti ini pasti akan lama. "Lu gak ngijinin gue napas dulu apa, Tan? datang-datang langsung ditanya saja. suguhi makanan kek atau enggak minum dulu." kata Dahlia kesal. Dia baru saja sampai di rumah sang Tante, baru saja duduk sudah langsung di tanya tentang kabar tak sedap. otomatis membuat Dahlia jadi badmood. Tristan lalu menyodorkan segelas air putih kepada Dahlia. "Air siapa nih?" tanya Dahlia "Air minum gue, itu belum sempat gue minum." kata Tristan. "cuman air minum saja? gak ada cemilan gitu?" Dahlia malah menjahili Tristan "Cemilan nya yang ko bawa saja." kata Tristan sambil menunjuk ke arah plastik yang dibawa oleh Dahlia tadi. "ckk

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 4

    Selepas bertemu dengan Herfiza, Dahlia berencana mencari beberapa kue basah untuk dibawa ke rumah tantenya. karena dia akan mampir dulu ke rumah sang Tante untuk menjemput anaknya. Iya, tadi Dahlia tidak membawa anak semata wayangnya yang bernama Mentari atau sering dipanggil Tari. Dia menitipkan anaknya di rumah sang Tante, adik bungsu dari ibunya itu tinggal tidak jauh dari rumahnya. Sehingga menjadi tempat paling aman jika menitipkan anaknya. Saat sedang memilih kue ada yang menyapa Dahlia. Rupanya dia adalah Queensa, atau sering dipanggil Eca. Eca adalah adik Raja. Raja sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang berprofesi sebagai dokter. "Hai, Kak Lia!" Eca menyapa Dahlia dengan ceria. Wanita yang masih kuliah di kedokteran tersebut tersenyum padanya. "Loh , Eca. Jajan juga?" Kata Dahlia lalu mereka bersalaman bahkan cipika cipiki. "Iya nih. Bang Kai tumben-tumbenan mau jajan kue basah katanya." Katanya sambil menunjuk se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status