Share

Bab 8

last update Last Updated: 2025-07-15 22:57:03

"Aku sudah lelah, Bang. Aku tak mau dibohongi lagi. Mari kita berpisah!" Permintaan Dahlia yang langsung membuat Raja berlutut dan memeluk kakinya.

"Tidak! Iya, Sayang. Aku tidak mau berpisah dengan kamu! Aku gak, sayang. Sungguh aku tidak mau!" Raja menangis sesenggukan sambil memohon pada Dahlia.

Namum Dahlia tak bergeming, dia tetap pada pendirian. Dia bahkan mencoba melepaskan pelukan Raja di kakinya.

"Lepas, Bang! Aku harus pulang. Tari sendiri di rumah sakit." Kata Dahlia berbohong.

Mendengar kalau Tari sendirian di rumah sakit. Raja lalu melepaskan kaki Dahlia. Dia kemudian bangkit, dia sadar dia harus menemui Tari.

Dahlia langsung pergi saat raja melepaskam belikan di kakinya. Meskipun Raja mencoba menahannya dia langsung menepis tenang Raja. Dia langsung menarik Tristan berjalan ke arah mobilnya.

Raja lalu membuka gawainya yang ternyata sudah mati. Dia menghidupkan gawainya, betapa terkejutnya begitu banyak panggilan dan pesan yang dikirim oleh Dahlia. Bukan hanya dari Dahlia namun dari kakaknya dan adiknya juga.

Raja berbalik menatapnya tajam ke arah Jessika.

"Kenapa kamu tak mengatakan kalau Dahlia menghubungi aku? Kenapa pula kamu tak mengatakan kalau Dahlia mengirim pesan? kenapa, hah?" Raja terdengar sangat marah. Jessika merasa takut melihat Raja marah

"Aku tidak tahu kalau Dahlia mengirim pesan. Aku hanya mematikan gawai kamu. ini sudah kesepakatan kita kan?" Jawab Jessika berbohong, karena nyatakan Jessika tahu Dahlia mengirim pesan dan melakukan beberapa panggilan pada Raja. Namum oleh Jessika diabaikan.

"Akhhh!" Raja langsung menjambak rambutnya karena kesal dan marah.

Raja lalu berbalik arah menunjukkan mobilnya. Dia akan menyusul Dahlia, namun rupanya Jessika menahan raja.

"Kamu mau kemana, Raja? kita obati luka kamu dulu!" Jessika menahan raja untuk pergi. Namun Raja langsung menepis tangan Jessika yang menggenggam tangannya.

"Lepaskan! Aku akan menyusul istriku." kata Raja. Jessika tak menyerah dia masih kembali menahan Raja.

"kamu obati dulu lukamu. Biarkan saja Dahlia pergi!" kata Jessika lagi.

"Aku bukan hanya mau menyusul istriku tapi aku juga mau menemui anakku, Jes. aku harus menemui anakku!" Jessika masih menahan Raja, dia tidak mau raja pergi.

Raja kembali menepis tangannya. Dia lalu berlalu meninggalkan Jessika yang berusaha untuk menahannya. Dengan marah Raja langsung masuk ke dalam mobilnya dan melaju mobil tersebut tanpa peduli pada Jessika yang berusaha mengejar. Tujuan Raja tentu saja rumah sakit tempat anaknya di rawat.

Sesampainya di rumah sakit, Raja langsung dihadang oleh Queensa adik semata wayangnya.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Eca dengan wajah juteknya.

"Awas, Ca! Aku mau melihat Tari." Raja mendorong Eca yang berdiri di depan pintu ruang rawat Tari. Tapi rupanya Eca tidak mau memberikan jalan untuk Raja.

"Tari sedang tak bisa diganggu. Toh ngapain juga kamu kesini? Tari gak butuh kamu." Raja memandang tajam pada Eca.

"Ngapain marah?" Eca malah balik menantang. Raja kembali ingin mendorong Eca, tapi kaisar langsung menahan tahan Raja

"Jangan kasar kamu sama adik sendiri!" Raja langsung diam melihat sang kakak sudah bertindak.

"Kamu mau bertemu dengan Tari dengan wajah seperti ini?" Tunjuk Kaisar pada Raja.

"Obati dulu luka kamu. Baru bisa menemui Tari. Jangan buat dia sedih melihat keadaan kamu yang hancur begini." Kata Kaisar. Raja akhirnya tak memaksa untuk masuk ke ruang rawat Tari. dia memilih untuk mengikuti Eca yang sudah menarik tangannya menjauh dari ruang rawat.

"Pelan-pelan, Ca!" Kata Raja sambil meringis sakit.

"Manja! Ini cuman luka memar, dua atau tiga hari juga sudah baik lagi. Apa kabar dengan luka hati Kak Lia. Butuh waktu berapa lama untuk sembuh atau mungkin tak akan sembuh. " Kata Eca sambil menekan-nekan luka di wajah Raja.

"Kenapa mau menyangkal?" Eca melototi Raja yang akan menyangkal.

"Kali ini siapa yang ngasih kamu hadiah seperti ini?". Tanya Eca.

"Tristan." Jawab Raja pelan.

"Bagus, harus jangan sampai memar. kalau bisa sampai geger otak kamu, Bang. Agar gak menyakiti Kak Lia lagi." Ucapan Eca membuat Raja mendengus kesal. Adiknya ini memang sering sekali berdebat dengannya.

"Bang, kamu gak bosan nyakitin Kak Lia? Apa lebihnya sih Jessika itu? Lebih cantikan kak Lia, apalagi Kak Lia orangnya sabar banget menghadap kamu." Kata Eca.

Raja menatap Eca tak percaya bagaimana adiknya bisa mengetahui kalau dirinya punya hubungan dengan Jessika.

"Gak usah sok terkejut begitu, Bang. Kabar kedekatan kamu sama Jessika sudah menyebar kemana-mana. Kamu gak sadar? Jangan bilang ini hanya Gimik. Gimik kok bisa ciuman gitu di club malam." Mata Raja langsung melotot tak percaya. Apalagi saat Eca menunjukkan foto tersebut pada Raja. Dia sangat terkejut siapa yang memotret mereka. Karena di club itu tidak ada orang lain selain beberapa kru film dan para pemain juga managernya.

"Dapat dari mana kamu foto itu?" Tanya Raja.

"Gak perlu kamu tahu dari mana aku dapat. Tapi yang penting bagaimana kalau Kak Lia melihat foto ini? Kamu bisa bayangkan bagaimana perasaannya?" Raja langsung panik mendengar perkataan Eca. Dia tak bisa membayangkan seandainya Lia mengetahui foto tersebut bisa-bisa Lia benar-benar meminta pisah.

"Iya sudah tahu tentang foto ini?" Tanya Raja panik.

"Gak tahu. Tapi mudah-mudahan dia tak tahu, soalnya sampai saat ini Kak Lia tidak bicara apa-apa." Jawab Eca. Raja bisa bernafas lega sebentar.

"Tapi aku lebih berharap Kak Lia bisa membuka matanya, dan bisa lepas dari kamu. Kak Lia berhak bahagia loh, Bang." Eca lalu bangun dan pergi meninggalkan Raja sendirian disana.

Raja memasuki ruang rawat Tari. Nampak Dahlia sedang menyuapi Tari dengan telaten. Wajah Tari langsung terlihat berseri saat melihat sang ayah.

"Papa!" Teriak Tari, dia langsung merentangkan tangannya minta dipeluk oleh sang ayah.

Raja lalu berjalan mendekati sang anak langsung memeluk sang anak penuh sayang. Air matanya tak terasa menetes. Raja sangat menyesali perbuatannya, bukan hanya istrinya tetapi anaknya juga.

"Aku kangen papa. Papa kemana saja? Kenapa papa baru pulang? Papa sibuk banget ya kerjanya?" Tanya Tari bertubi-tubi.

"Maaf kan papa ya, sayang!" Bisik Raja pada sang putri.

"Papa jangan capek-capek kerjanya, ya? Aku gak mau papa kecapean sampai terluka begini. Nanti biar aku yang kerja saja. Papa di rumah temanin mama, oke!" kata Tari sambil mengusap luka lebab di wajah Raja.

Air mata Raja langsung mengalir deras. sungguh dia terenyuh dengan perkataan sang anak. Anaknya begitu perhatian, Namun dirinya justru begitu bajingan.

"Maafkan papa, Nak. Maaf!" kata Raja sekali lagi sambil memeluk sang anak kembali.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 38

    "Ada apa, Ya?" Herfiza masuk ke dalam ruangannya. "Mereka ingin bertemu dengan kamu!" kata Dahlia sambil menunjuk Jessika dan Ajeng dengan dagunya. Herfiza lalu duduk di samping Dahlia. Dia lalu memandang ke arah Jessika dan Ajeng yang masih terlihat manahan amarah. Mungkin marah pada Dahlia."Maaf ada perlu apa mbak Ajeng dan mbak Jessika menemui saya?" Tanya Herfiza pada mereka."Maaf sebelumnya Bu Fiza. Pegawai ibu ini sudah tidak sopan kepada tamu ibu. Bahkan pada ibu saja dia tidak sopan." Kata Ajeng."Pegawai saya? siapa?" Tanya Herfiza pura-pura bingung."Dia! Dia pegawai ibu kan?" Ajeng menunjuk Dahlia yang lebih anteng memainkan gawainya. Herfiza lalu melirik ke arah Dahlia yang dibalas oleh Dahlia dengan mengangkat alisnya. Herfiza lalu tersenyum ke arah Jessika dan Ajeng."Dia bukan karyawan saya." Kata Herfiza."Bukan karyawan ibu? Tapi tadi dia mengangguk bekerja di Liza Beauty." Kata Jessika kali ini."Wah ternyata kamu ngaku-ngaku ya kerja di sini. Bahkan kamu beran

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 37

    Jessika dan Ajeng sedang duduk di ruangan Herfiza. Mereka menunggu kedatangan CEO dari Liza Beauty. Tujuan mereka adalah untuk melobi Herfiza agar kembali mempekerjakan Jessika. Saat ini Jessika sedang mengalami krisis finansial semenjak kasusnya dengan Raja. Kemarin Ajeng mendengar kalau Liza Beauty sedang membutuhkan model untuk produk terbaru mereka. Ajeng ingin menawarkan Jessika untuk jadi modelnya. Mereka berharap kalau Herfiza akan memakai jasa Jessika kembali. Toh kasusnya dengan Raja sudah mulai reda. Pemberitaan di media pun sudah tak pernah membahas kasus itu lagi. Mereka juga berharap dengan bekerja kembali dengan Herfiza bisa mengembalikan citra baik Jessika. Toh selama ini tidak ada masalah dalam kerjasama mereka sebelumnya. Jessika bekerja dengan baik untuk Liza Beauty.Namun begitu terkejutnya Jessika dan Ajeng saat yang datang menemui mereka bukan Herfiza tetapi Dahlia. Wanita yang sudah menghancurkan karirnya. Dahlia masuk sendiri ke ruangan Herfiza dengan membawa

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 36

    Kehidupan Raja paska perpisahan dengan Dahlia tak berjalan dengan baik. Dia tidak bisa kembali membangun kariernya lagi di dunia entertainment. Ini semua karena citra diri sudah buruk. Banyak sekali project dia yang di batalkan. Dan diganti oleh orang lain. Hanya beberapa project saja yang masih berjalan itu pun hanya sekedar untuk menghabiskan masa kontraknya saja. Karena kerjaan sedikit Raja kini lebih sering menghabiskan waktunya di rumah atau pergi bersama putrinya Tari. Dulu saat dia bergelimang harta dia tidak memiliki banyak waktu untuk bersama dengan putrinya. Meskipun ada dia lebih memilih untuk bersenang-senang dengan teman atau selingkuhannya. Kini dia memiliki banyak waktu dengan putrinya namun sayang dia tidak memiliki banyak uang seperti dulu. Tapi setidaknya Raja dapat membayar kebersamaannya dengan sang putri yang pernah hilang. Seperti hari ini Raja bertugas untuk menjemput Tari dari sekolahnya. Waktu berangkat sekolah Tari diantar oleh Dahlia. Namun kini Dahlia su

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 35

    "Apa mama sudah benar-benar yakin dengan keputusan tersebut?" Tanya Reni. Malam ini Nina mengumpulkan ketiga anak dan menantunya di rumah anak tertuanya."Mama sudah yakin dengan keputusan mama." Jawab Nina "Kita hanya akan mendukung semua keputusan dari mama. Kita yakin apapun keputusan mama tersebut pasti sudah mama pertimbangkan dengan baik." Kata Reni lagi. "Walaupun aku sih tidak setuju. Aku maunya mama pisah saja sama dia. Aku sanggup kok menafkahi mama." Kata Lili geram. Dia tak menyangka kalau akhirnya ibunya membatalkan gugatan cerainya."Mama juga masih mampu untuk menafkahi diri mama sendiri, Li. Bukan masalah nafkah yang membuat mama bertahan. Mama hanya ingin memberikan dia kesempatan saja." Kata Bu Nina. Selama ini Bu Nina memiliki usaha katering. Meskipun tidak terlalu besar namun cukup untuk menafkahi dirinya sendiri."Ini ada hubungannya dengan harta warisan?" Tanya Dahlia. Semua langsung memandang ke arah Dahlia."Warisan?" Tanya Lili tidak mengerti."Iya warisan.

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 34

    Saat Raja dan Dahlia telah berpisah. Maka sidang perceraian ibu dan ayahnya belum selesai juga. Danang tetap menolak berpisah dengan Nina sang istri. Butuh waktu dua puluh enam tahun bagi Nina untuk mengajukan gugatan perceraian dengan sang suami."Kalau kamu takut tentang harta warisan dari bapak. Tenang saja saya tidak akan membawa sepeserpun harta tersebut. Saya hanya ingin berpisah saja." Kata Nina pada saat sidang mediasi."Apakah tidak ada kesempatan untuk aku memperbaiki semuanya, Nin?" Tanya Danang putus asa."Saya sudah memberikan kamu kesempatan selama dua puluh enam tahun ini. Tapi waktu begitu lama pun ternyata tidak cukup untuk kamu." Kata Nina,Tidak ada lagi Nina yang dulu. Nina yang patuh pada suami. Lemah lembut dalam berbicara. Kini yang ada adalah Nina yang tenang namun penuh ketegasan dalam bicara. Tak ada lagi tatapan penuh cinta yang ada tatapan penuh keberanian. Sudah tak ada lagi cinta Dimata Nina untuk Danang."Aku tahu aku salah. Mungkin sebanyak apapun kata

  • Dahlia, Ketika Istri Membalas    Bab 33

    Perpisahan Dahlia dan Raja terjadi juga. Setelah tiga bulan pulang pergi ke pengadilan agama, akhirnya sah juga perpisahan mereka. Raja yang awalnya ngotot ingin mempertahankan rumah tangganya tak bisa memaksa Dahlia untuk tetap menemaninya. Dia sadar kalau dia sudah terlalu banyak menyakiti Dahlia.Raja menyerah semua harta bersama untuk Dahlia juga tak memaksa gak asuh dari Tari. Melihat tari begitu bahagia bersama Dahlia membuat Raja sadar, dia tidak bisa memisahkan mereka. "Semoga kamu bahagia selepas dari aku, Ya. Maaf aku selama ini begitu banyak menyakiti kamu." Kata Raja tulus."Sama-sama, Bang. aku juga meminta maaf sama Abang, selama menjadi istri kamu aku tidak sempurna dan banyak kurangnya. Semoga Abang juga mendapatkan istri yang jauh lebih baik lagi dan berbahagia hidup dengan nya kelak." Kata Dahlia tak kalah lebih tulus lagi.Raja hanya mengangguk siapa pula yang mau menikah lagi. Untuk saat ini dia tidak memiliki niat untuk menjalin asmara dengan siapa pun, apalagi m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status