Dahlia benar-benar kecewa pada Raja. bagaimana mungkin sudah dua hari Tari anak mereka di rawat Raja masih tidak datang. Jangankan datang justru Raja sulit untuk dihubungi. Berpuluh-puluh pesan juga telpon dari Dahlia tidak ada satupun yang di respon oleh Raja. Raja seperti hilang begitu saja.
Genta sang manager sudah Dahlia hubungi, tapi kabar dari Genta justru membuat Dahlia marah. Genta mengabarkan kalau syuting sudah berakhir dari tiga hari yang lalu. Genta sendiri sudah pulang dan mengatakan kalau dia sudah memberikan waktu istirahat untuk Raja selama sepuluh hari. "Syuting sudah selesai, Lia. Dan kita semua menang sudah pada pulang. Raja malah sudah ambil cuti sepuluh hari. Katanya dia ingin liburan dengan kalian." Kata Genta, terdengar nadanya begitu menyesal. "Tapi dia tidak pulang, Mas. Apa kalian pulang bareng waktu itu?" Tanya Dahlia. "Iya, kita pulang bareng. Malah kita ke kantor dulu. Cuman waktu pulang Raja tidak mau diantar oleh Mas untuk pulang ke rumah. Dia pergi naik mobil bersama Rendy." Rendy salah satu artis di manajemen Genta. "Aku khawatir, Mas. Aku takut ada apa-apa dengan Bang Raja. ini seharian ini dia tidak bisa dihubungi. Mana Tari sedang sakit lagi." Dahlia merasakam cemas pada sang suami. "Mas juga ikut cemas , Lia. Mas menyesal kenapa tidak Mas sendiri yang nganter dia langsung ke rumah. Si Rendy juga bilang sudah mengantarkan Raja sampai rumah dengan selamat. Malah Raja sendiri langsung menelepon jangan ganggu dia. Dia mau istirahat katanya."Suara Genta terdengar cemas juga penuh penyesalan. Sebagai manager wajar sih dia cemas kalau artis mendadak hilang begitu saja. "Tolong ya, Mas. bantu aku cari Bang Raja." Kata Dahlia. lalu dia menutup panggilan telpon dengan Genta. "Ada apa dengan Bang Raja? Dia sudah bisa dihubungi?" Eca sang adik meskipun sering dikecewakan depan kakaknya, mendengar kalau kakaknya mendadak hilang kontak jelas dia juga merasa khawatir. "Kata Mas Genta, sehari setelah pulang masih bisa menghubungi Mas Genta. Bahkan kemarin juga gawainya masih aktifitas meskipun tak membalas pesannya. Sedangkan hari ini mendadak tidak aktif. Aku khawatir, Ca!" Adu Dahlia pada Eca. istri mana yang tidak khawatir mengetahui suaminya tidak ada kabar. "sudah coba menghubungi yang lain? Siapa tahu yang lain tahu." Kata Eca. "Aku akan coba menghubungi Rendy. Karena kata Mas Genta, Raja pulang diantar Rendy." Jawab Dahlia. Namun saat Dahlia menghubunginya nomor Rendy ternyata sibuk. Mungkin dia sedang mendapatkan panggilan telpon dari yang lain. Dahlia jadi teringat Arlan. Terakhir beberapa hari yang lalu Arlan mengirimkan foto Raja yang sedang berciuman dengan Jessika di club. Dengan sigap Dahlia langsung mengirim pesan pada Arlan. Tak lama Arlan membalas pesannya. Dia langsung mengirimkan alamat sebuah apartemen dan juga mengirimkan foto Raja yang sedang di baseman sebuah apartemen. [Suami lu lagi disini, Ya. Gue lupa ngirim foto ini kemarin malam. Ini gedung apartemen tempat Jessika tinggal.] Nyes, hati Dahlia langsung sakit. Dia bukan sakit karena cemburu namun lebih ke marah dan kecewa. Seandainya Tari tidak sakit dan tidak dirawat di rumah sakit Dahlia tidak akan sesakit ini melihat Raja ada disebuah apartemen tempat tinggal teman affair nya. Namun ini saat Tari sakit, Raja malah memilih untuk tinggal di sana bahkan seperti tidak peduli dengan Tari. "Kenapa kak Lia?" Eca yang melihat wajah Dahlia berubah seperti marah langsung bertanya. "Eca, kakak bisa tolong titip Tari. Aku ada kepentingan sebentar." Kata Dahlia pada Eca. "Boleh, Kak Lia pergi saja. Biar Eca yang jaga Tari." Dengan tergesa Dahlia lalu pergi dari sana. Tujuannya jelas menyusul Raja di apartemen Jessika. "Kamu yakin Raja ada disini?" Tristan yang mengantar Dahlia kesan. Tadi dia berencana meminta Herfiza untuk mengantarnya, namun di luar rumah sakit dia tak sengaja bertemu Tristan. "Arlan yang memberi tahu. Aku yakin Arlan tidak mungkin berbohong." Tristan kali ini setuju. "Tapi kamu tahu dimana unit milik anak lampir itu?" Dahlia mendesah kecewa dia lupa tidak bertanya dimana unit Jessika. Tapi saat itu, matanya tak sengaja melihat Raja keluar dari mobil bersama Jessica sambil bergandengan tangan. Tristan yang sama - sama melihat langsung keluar dari mobil. Dengan langkah yang panjang Tristan langsung menarik Raja saat baru berjalan. "Sialan Lo bajingan!" satu pukulan langsung dilayangkan oleh Tristan pada Raja. Raja yang diserang mendadak tentu tak dapat melawan. Jessika berteriak histeris melihat Raja tersungkur. Tristan kembali menarik kaos Raja agar Raja bangun dan kembali memukul nya. Dahlia tidak langsung melerai dia diam dulu dari jauh. namun setelah melihat Raja beberapa kali dipukul oleh Tristan dia langsung menghambur ke arah mereka. Dahlia lalu menahan Tristan agar tak memukul kembali Raja. "Tan, sudah Tan!" Tristan berhenti memukul Raja dengan napasnya yang masih ngos-ngosan dia menatap Raja tajam. Sedangkan Raja langsung dibantu bangun oleh Jessika. Mata Raja langsung terbelalak kaget saat menyadari yang memukulnya adalah Tristan dan di depannya kini ada sang istri Dahlia. Dia lalu berusaha melepaskan diri dari Jessika. "Ya? Lia sayang aku bisa jelaskan!" Raja kini sadar kenapa dia dipukul oleh Tristan karena Dahlia melihat dia bersama wanita lain. "Aku menghubungi kamu beberapa kali loh, Bang. Tari anak kita sakit dan di rawat di rumah sakit. Aku cemas mencari kamu saat tahu kalau kamu sudah beberapa hari pulang. Aku khawatir sama kamu tapi nyatanya kamu disini bersama wanita lain. Jahat kamu, Bang!" Air mata Dahlia menetes, dia sangat sakit mengingat anaknya yang terus mencari Raja saat sakit. "Tari terus menanyakan kamu, Bang. Dia kangen sama kamu. Tapi kamu malah tinggal dengan wanita ini! Kamu jahat Bang, Jahat!" Tari menunjuk-nunjuk Raja dengan marah, dia bahkan menampar Raja beberapa kali. "Kali ini kamu tidak hanya menyakiti aku saja tapi kamu juga menyakiti Tari, Bang! Kamu tega dengan Tari." teriak Dahlia pada Raja. Hati Raja langsung sakit saat mendengar Tari juga tersakiti. Dia tidak berniat menyakiti Dahlia- istrinya apalagi meyakinkan sang putri Tari. Namun godaan itu tak bisa dia tahan. Dia kembali tergoda dengan wanita lain lagi "Maaf kan aku, Ya. Maaf! Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dia, Ya. Tadi kami cuman tak sengaja bertemu. Aku juga lagi ada kerjaan disini. Percaya sama aku ,Ya" Kata Raja sambil memohon pada Dahlia. "Aku sudah lelah, Bang. Aku tak mau dibohongi lagi. Mari kita berpisah!" Dahlia berujar lirih." Kamu itu bagai mana sih jadi istri. Suami sakoai lebam seperti ini, mana anak masuk rumah sakit. Kamu memang gak becus jadi istri. Gak bisa mengurus suami juga mengurus anak. Bisanya cuman ongkang-ongkang kaki sambil menghabiskan uang suami." Perkataan ibu mertuanya yang sangat pedas menyambut pagi hari Dahlia Pagi-pagi, ibu mertuanya datang ke rumah sakit untuk menengok Tari katanya. Namun dia langsung memarahi Dahlia saat melihat wajah lebam Raja putra kesayangannya. Dahlia tak menjawab dia memilih untuk diam. Bukan karena dia membenarkan semua tuduhan ibu mertuanya tersebut. Namun karena Dahlia sudah malas menghadapinya. Percuma membela diri juga. Ibu mertuanya tak akan pernah percaya, karena baginya semua itu kesalahan dari Dahlia. "Ma, wajah Bang Raja lebam bukan karena Kak Lia, tapi karena kesalahannya sendiri. Kenapa harus disalahkan Kak Lia sih." Eca membela kakak iparnya tersebut. "Memang buka Lia langsung yang membuat Raja luka-luka. Tapi pasti karena Lia abang k
"Aku sudah lelah, Bang. Aku tak mau dibohongi lagi. Mari kita berpisah!" Permintaan Dahlia yang langsung membuat Raja berlutut dan memeluk kakinya. "Tidak! Iya, Sayang. Aku tidak mau berpisah dengan kamu! Aku gak, sayang. Sungguh aku tidak mau!" Raja menangis sesenggukan sambil memohon pada Dahlia. Namum Dahlia tak bergeming, dia tetap pada pendirian. Dia bahkan mencoba melepaskan pelukan Raja di kakinya. "Lepas, Bang! Aku harus pulang. Tari sendiri di rumah sakit." Kata Dahlia berbohong. Mendengar kalau Tari sendirian di rumah sakit. Raja lalu melepaskan kaki Dahlia. Dia kemudian bangkit, dia sadar dia harus menemui Tari. Dahlia langsung pergi saat raja melepaskam belikan di kakinya. Meskipun Raja mencoba menahannya dia langsung menepis tenang Raja. Dia langsung menarik Tristan berjalan ke arah mobilnya. Raja lalu membuka gawainya yang ternyata sudah mati. Dia menghidupkan gawainya, betapa terkejutnya begitu banyak panggilan dan pesan yang dikirim oleh Dahlia. Bukan hanya
Dahlia benar-benar kecewa pada Raja. bagaimana mungkin sudah dua hari Tari anak mereka di rawat Raja masih tidak datang. Jangankan datang justru Raja sulit untuk dihubungi. Berpuluh-puluh pesan juga telpon dari Dahlia tidak ada satupun yang di respon oleh Raja. Raja seperti hilang begitu saja. Genta sang manager sudah Dahlia hubungi, tapi kabar dari Genta justru membuat Dahlia marah. Genta mengabarkan kalau syuting sudah berakhir dari tiga hari yang lalu. Genta sendiri sudah pulang dan mengatakan kalau dia sudah memberikan waktu istirahat untuk Raja selama sepuluh hari. "Syuting sudah selesai, Lia. Dan kita semua menang sudah pada pulang. Raja malah sudah ambil cuti sepuluh hari. Katanya dia ingin liburan dengan kalian." Kata Genta, terdengar nadanya begitu menyesal. "Tapi dia tidak pulang, Mas. Apa kalian pulang bareng waktu itu?" Tanya Dahlia. "Iya, kita pulang bareng. Malah kita ke kantor dulu. Cuman waktu pulang Raja tidak mau diantar oleh Mas untuk pulang ke rumah. Dia pergi
"Siapa yang sakit?" Tanya Kaisar. Dahlia tak sengaja bertemu dengan Kaisar di lorong rumah sakit sehabis menebus obat untuk Tari. "Tari yang sakit, Bang." jawab Dahlia. Iya sudah dia hari putri sematang wayangnya deman tinggi. Membuat Dahlia panik dan membawanya ke rumah sakit. "Sakit apa?" Raut khawatir terlihat dari wajah Kaisar "Kata dokternya gejala typus dan harus di rawat." Jawab Dahla lagi "Dirawat?" Dahlia mengangguk sebagai jawaban. "Di ruangan mana?" Kaisar kembali bertanya. Dahlia lalu menyebutkan ruang tempat Tari di rawat. Mereka lalu berjalan bersama menuju ruang rawat Tari karena obat untuk Tari sudah Dahlia dapatkan. "Abang ngapain ada disini?" tiba-tiba saja Dahlia mengatakan tujuan keberadaan Kaisar. "Kamu lupa saya kerja disini?" kata Kaisar jengah, bagaimana adik iparnya itu tidak mengetahui kalau dirinya kerja di rumah sakit ini. "Eh lupa, Abang kan dokter." Tari meringis malu. Jujur karena tidak terlalu dekat dengan kakak iparnya ini dia sampai
"Gue sudah dengar tentang kabar si Raja dan anak nenek lampir tersebut. Kabar itu benar?" Tanya Tristan, anak tunggal Tante Nena. Dahlia langsung mendengus kesal. Niat awal hanya ingin sebentar singgah ke rumah sang Tante untuk memberikan kue basah dan menjemput Tari putri kesayangannya. Namun jika Tristan sudah mengintrogasi seperti ini pasti akan lama. "Lu gak ngijinin gue napas dulu apa, Tan? datang-datang langsung ditanya saja. suguhi makanan kek atau enggak minum dulu." kata Dahlia kesal. Dia baru saja sampai di rumah sang Tante, baru saja duduk sudah langsung di tanya tentang kabar tak sedap. otomatis membuat Dahlia jadi badmood. Tristan lalu menyodorkan segelas air putih kepada Dahlia. "Air siapa nih?" tanya Dahlia "Air minum gue, itu belum sempat gue minum." kata Tristan. "cuman air minum saja? gak ada cemilan gitu?" Dahlia malah menjahili Tristan "Cemilan nya yang ko bawa saja." kata Tristan sambil menunjuk ke arah plastik yang dibawa oleh Dahlia tadi. "ckk
Selepas bertemu dengan Herfiza, Dahlia berencana mencari beberapa kue basah untuk dibawa ke rumah tantenya. karena dia akan mampir dulu ke rumah sang Tante untuk menjemput anaknya. Iya, tadi Dahlia tidak membawa anak semata wayangnya yang bernama Mentari atau sering dipanggil Tari. Dia menitipkan anaknya di rumah sang Tante, adik bungsu dari ibunya itu tinggal tidak jauh dari rumahnya. Sehingga menjadi tempat paling aman jika menitipkan anaknya. Saat sedang memilih kue ada yang menyapa Dahlia. Rupanya dia adalah Queensa, atau sering dipanggil Eca. Eca adalah adik Raja. Raja sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang berprofesi sebagai dokter. "Hai, Kak Lia!" Eca menyapa Dahlia dengan ceria. Wanita yang masih kuliah di kedokteran tersebut tersenyum padanya. "Loh , Eca. Jajan juga?" Kata Dahlia lalu mereka bersalaman bahkan cipika cipiki. "Iya nih. Bang Kai tumben-tumbenan mau jajan kue basah katanya." Katanya sambil menunjuk se