Share

Dalam Genggaman Sang Raja
Dalam Genggaman Sang Raja
Author: Sunny Zylven

Bab 1 Pertunagan

Author: Sunny Zylven
last update Last Updated: 2021-06-22 04:56:47

'Sulit dipercaya! Aku akan bertunangan dengan Pangeran Dafandra!' Seorang gadis berambut merah dengan aksesori rambut, anting-anting, dan kalung berbentuk kupu-kupu menatap cermin dengan cemas.

Bagi sebagian besar wanita, hari pertunagan adalah hari yang dinanti-nanti sebelum datangnya pernikahan. Sayangnya, hal itu tidak terjadi dengan putri Alisya.

"Tersenyumlah, Putri! Engkau akan menjadi wanita paling bersinar di negeri ini. Pangeran Dafandra pasti akan terpesona melihat kecantikanmu," ucap penata rambut riang seolah mengabaikan fakta sang putri hampir saja mengacaukan hubungan baik dua kerjaan.

Alisya berusah tersenyum seperti arahan penata rambut. Akan tetapi, kedua sudut bibir sang putri terlalu kaku untuk tersenyum menatap segala kekacauan, tuduhan, ancaman dan hinaan yang ditujukan kepadanya.

'Tenangkan dirimu, Alisya! Kamu pasti bisa melalui ini semua!' batin Alisya menenangkan diri.

Setelah selesai berdandan, tibalah saat Alisya berjalan menuju kemeriahan pesta di aula kerajaan. Sayup-sayup terdengar nyanyian dan musik mengalun merdu. Sayangnya, bagi Alisya musik itu lebih terdengar seperti bunyi pisau yang menyayat-nyayat hati.

'Oh Tuhan, aku tidak punya muka untuk bertemu Pangeran Dafandra! Dia bahkan tidak pernah bertegur sapa denganku sebelumnya! Apakah dia sudah gila hingga mau bertunagan denganku?'

Sesampainya di aula kerajaan, semua orang menatap putri berambut merah. Memang benar kecantikan Alisya membius para temu untuk menatapnya lebih lama tanpa berkedip. Meski bigitu, sesaat kemudian bisik-bisik para tamu hilir mudik singgah di telinga sang putri.

"Astaga, Putri Alisya memang sangat cantik! Aku rasa dia telah sadar dengan kecantikannya, sehingga memilih berselingkuh dengan budak ketimbang menyerahkan seluruh hidupnya pada pria cacat seperti Pangeran Mahkota Fasya!" ucap seorang wanita gendut  mulai bergosip sambil memandang Alisya yang berjalan membelah kerumunan. 

Para tamu di sekitar wanita gendut menyahut dan tersebarlah obrolan-obrolan negatif tentang sang putri di hari pertunangan yang seharusnya penuh hikmat.

'Jika tidak karena ada raja dan ratu di sini, sudah kusumpal mulut kalian semua dengan batu!' batin Alisya geram.

Dahulu saat berusia enam tahun, Alisya telah dijodohkan dengan saudara tiri pangeran Dafandra. Akan tetapi, sebelum Alisya dan pangeran mahkota Fasya menikah, hal yang tidak masuk akal terjadi. 

Secara mengejutkan, Alisya  menjalin hubungan terlarang dengan seorang budak pelukis. Ayah Alisya yang seorang raja sangat marah dan malu. Sehingga, dia membatalkan secara sepihak pertunagan Alisya dan Pangeran Mahkota Fasya. Selanjutnya sang putri dijatuhi vonis hukuman mati.

Namun, sebelum hukuman itu sempat terjadi, pangeran kedua Kosmimazh mendatangi ayah Alisya untuk untuk menawarkan pernikahan aliansi. Sesutu yang sangat raja harapkan dari memiliki seorang putri.

'Mereka semua tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi! Aku tidak pernah mengkhianati pertunanganku dengan Pangeran Mahkota Fasya! Tapi aku telah dijebak! Mereka ingin menghancurkanku!'

Raut wajah Alisya menjadi semakin gelap. Dia ingat wajah tampan Pangeran Mahkota Fasya. Pria itu memang cacat, separuh tubuhnya lumpuh sejak lahir. Tapi, Alisya telah mengenal Fasya sejak berusia enam tahun dan hubungan mereka tidak pernah buruk.

Bahkan, Alisya belajar keras dari kepala dokter istana sehingga mendapat sertifikat dokter istana di usia tujuh belas tahun. Demi cita-citanya untuk mengobati Pangeran Mahkota Fasya.

'Aku tidak berhianat! Aku tidak pernah berhianat!' tegas batin Alisya menampik segala tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Sesampainya di depan raja dan ratu, Alisya memberikan hormat dengan takzim. Selanjutnya, wajah Alisya tertuju pada pria berbadan tegap dengan degan rambut pirang yang bersinar. 

Tatapan mata biru pria itu seakan badai salju yang membekukan siapa pun yang menatapnya, tidak terkecuali Alisya. Dia adalah Pangeran Dafandra. Seorang pangeran yang juga dikenal sebagai wakil jenderal besar kerajaan Kosmimazh.

'Lihatlah pria itu! Apakah dia terlihat seperti pria yang tertarik kepadaku? Tatapannya tidak ramah sama sekali!' Alisya menggigit bibirnya sendiri.

Dalam ingatan Alisya, Dafandra memamg bukan pangeran yang ramah. Dia selalu terlihat angkuh dan tidak pernah terlihat bercakap-cakap dengan bangsawan lain pada acara-acara yang diadakan di kerajaan Crysozh.

Lantas, kenapa sekarang Dafandra melamar Alisya? Benarkah hanya karena tujuan politik atau karena ada kepentingan yang lain?

Hati Alisya semakin gelisah, dia mengendarkan mata ke sisi lain aula. Dengan bodohnya dia berharap melihat wajah mantan tunangannya.

"Putri Alisya, jaga sikapmu! Segera beri hormat pada pangeran kedua Kosmimazh!"

Sayangnya, Ratu segera menegur Alisya untuk memberi hormat pada calon suaminya. Dan memang, pria yang Alisya cari tidak tampak kehadirannya.

Setelah Alisya memberi hormat pada Dafandra, pemandu acara mempersilahkan Alisya dan Dafandra saling bertukar cincin. 

Pria bermata biru sedingin es kembali mantap Alisya. 

'Wajah oval dengan tubuh ramping dan dada yang tidak terlalu besar itu tidak terlalu buruk untuk sebuah pernikahan politik,' batin Dafandra saat menatap Alisya dari jarak dekat.

'Sulit dipercaya, wanita yang terlihat polos ini, ternaya menjalin hubungan gelap dengan seorang budak pelukis. Tapi, sejujurnya ini menarik, karena dia selalu merasa tidak bersalah dan dijebak. Kita lihat saja, sejauh mana dia mahir menyimpan kebohongannya!' lanjut Dafandra dengan tatapan puas.

Tangan dengan cincin batu jadeite berwarna hijau pekat di ibu jari kiri meraih tangan Alisya. Sang pangeran memasukan sebuah cincin dengan batu permata merah yang berkilau sebagai tanda ikatan pertunagan di antara mereka.

"Mengapa begitu tegang? Bukankah ini bukan pertama kalinya kamu disentuh seorang pria?" bisik Dafandra seolah mengingatkan fakta, jika tidak karena pertunagan ini, Alisya akan mendapatkan hukuman mati karena skandalnya.

Telinga Alisya memerah. Dia tidak bisa untuk tidak menatap mata biru sang pangeran yang menatapnya tajam.

Setelah Dafandra selesai memasukan cincin, Alisya meraih tangan sang pangeran untuk memasukkan cincin red beryl yang dikelilingi ukiran dedaunan di jari manis pangeran berambut pirang.

'Dia menghinaku! Dia tidak benar-benar mencintaiku! Mengapa dia melamarku jika begitu jijik kepadaku?'

Air mata Alisya menggenang di pelupuk mata. Dia tidak yakin akan menahannya lebih lama di hadapan banyak orang. Lagi pula, bagi seorang putri yang tidak dicintai, perasannya tidaklah penting bagi raja atau pun ratu.

"Mengapa kamu melamarku?" hanya itu kalimat singkat yang mampu Alisya utarakan ketika mereka begitu dekat. Tanpa sadar air mata Alisya meleleh juga di hadapan Dafandra dan semua orang.

"Karena tidak ada lagi lelaki yang menginginkanmu," jawab pangeran kedua Kosmimazh dengan nada merendahkan sambil menghapus air mata Alisya dan menatap dengan tatapan yang sulit dimengerti.

Gemuruh tepuk tangan tamu undangan mengejutkan Alisya. Dia tidak pernah menyangka akan menangis di hari pertunagan. Bukan karena tangis bahagia atau terharu, tetapi karena merasa dihina oleh calon suaminya sendiri.

Sunny Zylven

Hallo, Pembaca! Terima kasih telah membaca kisah Alisya. Pastikan kamu tetap mengikuti kisah selanjutnya hanya di Goodnovel. Jangan lupa masukan novel ini ke pustakamu, Ya!

| 6
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sunny Zylven
Thanks, Kak. Yuk dibaca sampai tamat ceritanya ...
goodnovel comment avatar
Nurafifah Herdien
Bagus bgt cerita nya menarik juga
goodnovel comment avatar
Nurafifah Herdien
Layak diikuti ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ❤️❤️❤️

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status