Share

Bab 18 Pura-pura

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu hamil? Sudah berapa bulan?"

"Satu bulan."

"Jadi benar kamu hamil? Aku akan jadi seorang ayah. Ya ampun! Alhamdulillah," serunya senang sampai matanya berkaca-kaca.

Tangannya hampir saja memelukku. Akan tetapi, ia ingat kalau aku tidak akan mengizinkan.

"Kenapa aku harus hamil di saat seperti ini?" Kujatuhkan air mata palsu.

"Kalau aku tahu, aku tak akan pergi meninggalkanmu."

"Enak saja! Aku tak sudi satu atap denganmu lagi."

"Sal, sebenci apa pun kamu kepadaku, aku mohon izinkan aku merawatmu, menjagamu, demi anak kita. Aku mohon. Aku janji akan memperlakukanmu sebaik mungkin. Apa pun keinginanmu, akan aku turuti," tuturnya sungguh-sungguh.

Hands terus bersimpuh di kedua kakiku sampai kukabulkan.

Sejak itu, dia rajin sekali berkunjung. Dia tak ubahnya pembantu yang selalu bereskan rumah. Kadang dia juga datang membawa makanan yang aku inginkan. Dalam sehari dia bisa bolak-balik ke rumah berkali-kali. Dia juga membelikannya dengan uang hasil jari
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status