Share

Bab.10

Aroma kopi menggelitik hidung dan membangunkan tidur Fhadil. Pagi tadi lelaki berambut ikal itu kembali jatuh tertidur di sofa begitu istri keduanya pamit mengajar setelah sarapan bersama. Sesaat direnggangkannya tangan dan menghidu aroma kesukaan lebih kuat.

“Siapa yang membuat kopi?” gumamnya.  

Memutar kepala, Fadhil memindai seluruh ruang kosong yang  terasa sangat luas ketika sendirian. Rumah Zubaidah memang selalu sepi. Tiada sesiapa tinggal kecuali mereka berdua dan akan kosong ketika Siang hari saat keduanya berkegiatan di luar. Tanpa sadar dirinya menghela napas menyadari betapa Zubaidah telah begitu sabar menjalani hidup sendirian dalam kesepian. Sebersit rasa kasihan melintas begitu saja.

“Kenapa melamun? Nanti kopinya keburu dingin.”

“Baidah. Bukannya kamu tadi …”

“Iya aku sudah pamit ngajar tadi tapi izin setelah selesaikan jam pertama pelajaran.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status