Tokyo, Japan
Pesawat yang membawa Daniel dan Callista telah mendarat di Bandara Internasional Haneda, Tokyo. Setelah menempuh perjalanan dua belas jam, akhirnya Daniel dan Callista tiba di Tokyo. Kini Daniel dan Callista melangkah keluar dari pesawat. Sebelumnya, Daniel sudah meminta pelayan untuk membawakan barang-barang miliknyanya dan Callista ke dalam mobil. Tampak Callista yang sejak tadi terus memeluk lengan Daniel, begitu kelelahan.Ya, tentu Callista kelelahan akibat ulah Daniel yang tidak bisa membuatnya tidur. Kekasihnya itu menginginkannya lagi dan lagi.
Suara dering alarm terdengar, Callista yang tengah tertidur pulas, langsung terbangun. Perlahan dia mulai membuka matanya, mengerjap beberapa kali. Dia melihat ke jam dinding, kini sudah pukul delapan pagi. Kemudian, Callista mengalihkan pandangannya ke samping, dia melihat Daniel masih tertidur pulas.“Daniel,” Callista menyentuh bahu kekasihnya itu, lalu menggoyang pelan. “Apa kau tidak ada meeting hari ini?” ucapnya yang berusaha membangunkan kekasihnya itu. “Aku meeting siang, seka
Bab 60 – Saling Mengenal“Dokter?” Edward menatap kagum. “Kau sungguh mengagumkan. Cantik, Tangguh dan cerdas. Aku rasa kekasihmu begitu beruntung memilikimu.” “Jangan berlebihan, Edward,” Callista tersenyum, lalu dia meletakan cangkir yang masih berisikan setengah teh hijau ke tempat semula. “Aku hanya seor
“Daniel, kenapa kau lama sekali?” Callista mendengus kesal kala melihat Danial yang menghampirinya. Ya, kekasihnya itu mengatakan meeting hanya satu jam, tapi nyatanya di harus menunggu hingga hampir tiga jam. Bahkan Callista sudah berkali-kali memesan makanan, hanya karena menunggu Daniel terlalu lama.“Maaf, sayang. Tadi banyak yang harus di bahas..” Daniel mengecup kening Callista. “Apa kau sudah makan?” tanyanya sambil menarik kursi dan duduk di samping kekasihnya itu. Callis
Callista mematut cermin, kini tubuhnya telah terbalut oleh gaun berwarna navy, dengan model tali spaghetti. Dia memoles wajahnya dengan riasan sedikit tebal, namun tidak berlebihan. Kali ini, Callista menggelung rambutnya ke atas, memperlihatkan leher jenjangnya yang indah. Ya, malam ini, Callisat harus menemani Daniel ke undangan makan malam rekan bisnisnya. “Daniel memilih gaun yang sangat bagus,” gumam Callista seraya mentap cermin. Kemarin, saat Callista bingung memilih gaun, Daniel yang akhirnya memilihkan gaun untuknya. Dan Callista sangat senang dengan gaun yang dipilih kekasihnya itu. Sangat indah dan berkelas.
Sudah lebih dari satu minggu Callista menemani Daniel di Tokyo. Selama satu minggu ini, Callista selalu menemani Daniel disetiap meetingnya atau undangan makan malam dari rekan bisnisnya. Begitupun dengan Daniel, yang selalu menemani Callista kala kekasihnya itu ingin berbelanja. Ya, mereka begitu menikmati liburan mereka. Meski awalnya, Callista menemani Daniel di setiap meeting, tapi itu tidak pernah berlangsung lama.Kini Callista tengah mengemasi barang-barang pribadi miliknya dan milik Daniel. Sesaat dia melihat banyak koper yang berada dipinggir jendela. Tas, sepatu, dress, dan lainnya yang Daniel telah belikan untuk oleh-oleh keluarga Callista. Sedangkan Callista hanya bisa m
Los Angeles, California – USA Pesawat yang membawa Daniel dan Callista telah mendarat di Bandar Udara Internasional, LAX, Los Angeles. Daniel dan Callista langsung turun dari pesawat, mereka langsung menuju sopir yang telah menjemput di lobby. Malam semakin larut, Callista ingin segera beristirahat, Terlihat Callista tampak begitu lelah. Saat tiba di
Kini Callista tengah duduk di sofa, dirinya masih berada di penthouse milik Daniel. Sudah satu minggu, dia tinggal bersama dengan kekasihnya. Menjelang pertunangan Jessica, Callista disibukan harus beberapa kali kembali pulang ke rumahnya.Tentu karena permintaan orang tua, Callista terpaksa harus kembali pulang ke rumah. Dia pun membantu Jessica untuk mengurus segara yang diperlukan dipertungan kakaknya itu. Jujur saja, Callista sangat bahagia, akhirnya Jessica dan Adam bisa segera bertunangan. Pasalnya, sebelumnya mereka menunda pertungan mereka, karena kesibukan mereka masing-masing dan yang terakhir karena penculikan yang dialami Jessica, membuat kakaknya itu memilih menunda pertungan. Callista bersyukur semua masalah telah selesai.
Kini Callista baru saja selesai berias. Tubuhnya telah terbalut oleh gaun one shoulder yang membuat penampilannya tampak begitu sempurna. Ya, hari ini adalah hari pertunangan Jessica dan Adam. Sesaat Callista mengatur napasnya, tepat hari ini, dia akan memperkenalkan Daniel sebagai kekasihnya di hadapan kedua orang tuanya. Ada sedikit kegugupan, mengingat ini pertama kali bagi Callista mengenalkan seorang pria ke hadapan kedua orang tuanya. “Sayang, apa kau bisa membantuku memilih arloji?” Daniel melangkah masuk ke dalam walk-in closet milik Callista. Seketika keningnya berkerut, melihat Callista yang tengah melamum. Kemudian, dia melangkah mendekat