Home / Romansa / Daniel & Calista / Bab 5 Bertemu Kembali II

Share

Bab 5 Bertemu Kembali II

last update Last Updated: 2020-09-13 01:59:10

Meeting berakhir, suara tepuk tangan memenuhi ruang meeting. Daniel turun dari podium dan melangkah keluar. Callista masih tidak bergeming dari tempatnya. Sedangkan para dokter lain sudah berdiri menyambut pria itu. Callista mendengus tak suka, kenapa para dokter muda bersikap terang-teramgan menyukai pria itu? Sebenarnya tanpa ditanya Callista sudah tahu alasannya. Tentu mereka menyukai pria yang memiliki kekuasaan.

“Aku rasa dunia begitu sempit hingga kita bertemu lagi, kau masih mengingatku, Dokter?” kata Pria itu dengan nada rendah, kemudian dia melirik name tag yang tetera nama Dr. Callista. “Well, aku tidak menyangka kau adalah seorang dokter?” lanjutnya dengan seringai di wajahnya.

Callista memberanikan diri mendongakan wajahnya, lalu menatap lekat pria yang berada di hadapannya itu. “Maaf, aku tidak tahu kalau kau adalah Tuan Daniel Renaldy pemegang saham di perusahaan ini.”

Daniel melangkah mendekat dan tersenyum miring. “Apa kau ingat perkataanku sebelumnya Dokter Callista?”

Callista mengangguk cepat. “Ya aku mengingatnya. Kau mengatakan aku harus membayar setalah kita bertemu. Sekarang kau bisa memberikan nomor rekeningmu, Tuan. Aku akan segera mentransfer uang yang telah kau bayarkan itu.”

“Sayangnya aku tidak membutuhkan uangmu,” jawab Daniel dengan santai.

“Tapi kau mengatakan padaku, aku harus membayarnya?” Callista mengernyitkan dahinya tidak mengerti dengan maksud dari pria yang berada di hadapannya ini.

“Right, kau benar Dokter Callista. Kau harus membayarnya tapi bukan dengan uang.” Daniel menjawab dengan senyuman tipis di wajahnya.

Callista menatap lekat Daniel. “Kau ingin aku membayarmu dengan apa?”

Kemudian Daniel mengeluarkan sesuatu dari jasnya, Callista menautkan alisnya saat Daniel memberikan kartu nama padanya. Callista mengambil kartu nama itu, dia melihat tertera nama Daniel Renaldy. Callista menarik napas dalam, dia semakin tidak mengerti dengan apa yang di maksud Daniel.

“Ini kartu namamu, lalu ini untuk apa?” tanya Callista yang masih tidak mengerti.

“Besok pagi jam sepuluh, kau datang ke perushaanku. Aku akan memberitahumu apa yang harus kau bayarkan,” tukas Daniel dingin.

“Kenapa tidak hari ini saja? Kenapa harus besok? Aku bisa membayarkannya detik ini juga.” seru Callista sedikit kesal. Namun, dia berusaha untuk tidak menunjukannya. Karena Callista tidak mungkin berani pada pria di hadapannya itu.

“Aku tidak membutuhkan uangmu Dokter Callista, kau cukup datang ke perusahaan ku besok pagi. Setelah itu aku akan memberitahumu,” balas Daniel tegas.

Daniel melirik arlojinya sebentar, lalu dia kembali menatap Callista. “Aku harus pergi dan besok pagi kau harus datang tepat waktu. Aku tidak suka jika ada yang terlambat ketika bertemu denganku.”

“Tapi-“ ucapan Callista terpotong,  Daniel sudah membalikan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Callista. Sedangkan Callista, tidak henti mengumpat karena sikap Daniel yang semena-mena padanya. Andai Daniel bukan pemegang saham di Queen Hospital, sudah pasti Callista menendang pria yang membuat dirinya sulit itu.

“Menyebalkan sekali pria itu!” ucap Callista dengan nada kesal.

“Callista.” Olivia berlari dengan begitu tergesa-gesa menghampiri Callista.

Callista mengalihkan pandanganya, melirik Olivia sekilas. “Ada apa, Olivia? Kau ini kenapa berlari seperti itu?” serunya dengan nada yang masih kesal.

Olivia berdecak pelan. “Aku ingin mengajakmu ke café. Kita masih ada waktu dua jam sebelum memeriksa pasien. Lebih baik bersantai sejenak. Kau mau tidak?”

“Ya,” jawab Callista datar.

Olivia mendengus. Kemudian, dia langsung mengajak Callista meninggalkan tempat itu menuju café terdekat dengan rumah sakit yang sering mereka datangi.

***

Setibanya di café, Olivia langsung memesan coklat panas dan cheesecake untuknya dan Callista. Seperti biasa, mereka akan memilih tempat duduk di dekat jendela. Tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan makanan yang telah dipesan Olivia.

“Callista, tadi kau dari mana? Kenapa kau keluar ruang meeting begitu terburu-buru?” tanya Olivia saat pelayan sudah menghidangkan makanan yang dia pesan ke atas meja.

“Aku menemui pria yang bernama Daniel Renaldy.” Callista mengambil coklat panas yang ada di atras meja, lalu menyesapnya perlahan.

“Kau tadi mengejar Daniel Renaldy? Untuk apa? Apa kau berterima kasih karena telah menyelamatkanmu tadi malam?” tanya Olivia dengan tatapan yang begitu serius dan tidak sabar.

“Sudahlah jangan membahasnya. Pria itu begitu angkuh,” jawab Callista yang memilih untuk tidak lagi membahas Daniel Renaldy. Ya, Callista sengaja tidak bercerita pada Oliviva tentang permintaan Daniel Renaldy. Bukan tidak ingin, tapi Callista tahu Olivia akan berpikir tidak-tidak. Itu kenapa Callista lebih memilih untuk diam.

“Daniel Renaldy, sosok pria yang tampan dan memiliki segalanya. Aku tidak terkejut jika dia angkuh.” Olivia mengambil menyendok cheesecake miliknya dan langsung melahapnya perlahan.

Suara dering ponsel terdengar. Callista dan Olivia mengalihkan pandangannya pada ponsel yang terus berdering itu. Callista membuang napas kasar kala ponselnya terus berdering. Tanpa berkata, dia mengambil ponsel dan menatap ke layar. Callista berdecak kesal kala melihat nomor yang muncul di layar ponselnya. Kini Callista langsung menggeser tombol merah untuk mengakhiri panggilan dan menonaktifkan ponselnya.

“Callista? Kau menonaktifkan ponselmu?” tanya Olivia sambil menatap serius Callista.

Callista mengangguk. Kemudian, dia mengambil menyendokan cheesecake ke dalam mulutnya. “Biarkan saja, itu ayahku yang menghubungiku. Dia memang sangat menyebalkan.”

Olivia menggeleng tak percaya. “Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang kau pikirkan, Callista. Kenapa kau tidak menjawab saja? Kau sungguh mencari masalah dengan ayahmu sendiri, Callista.”

Callista mengedikan bahunya acuh. “Bukan aku bermaksud mencari masalah. Tapi ayahku itu sangat menyebalkan. Dia selalu memaksakan kehendaknya. Jika aku menjawab telepon darinya, aku tahu dia hanya memintaku untuk segera pulang. Jadi percuma saja menjawab telepon ayahku itu. Aku tidak ingin mendengar dia hanya memarahi karena selalu membantahnya.”

Olivia terkekeh mendengar perkataan Callista. “Kau tahu? Kau sungguh beruntung memiliki ayah yang begitu mencintaimu. Ya, aku tahu ayahmu memaksakan kehendaknya. Dia menginginkan dirimu memimpin perusahaan. Tapi aku yakin, dia melakukan itu karena menganggap apa yang dia pilihkan untukmu adalah yang terbaik, Callista.”

Callista membuang napas kasar. “Terbaik menurutnya tapi tidak dengan apa yang menjadi impianku. Sejak aku kecil ayahku tahu apa yang menjadi impianku. Tapi dia tidak pernah mau mendengarnya. Ayahku hanya terus mendesak diriku menjadi apa yang dia mau. Sudahlah jangan lagi membahas tentang ayahku. Membahas tentangnya hanya membuatku kesal.”

“Ya, ya baiklah. Sekarang lebih baik kita kembali ke rumah sakit. Aku masih memiliki jadwal untuk memeriksa pasienku,” balas Olivia.

Callista menggangguk setuju. Kemudian, Callista mengularkan beberapa dollar dari dompetnya dan meletakannya ke atas meja. Kini Callista dan Olivia beranjak dari tempat duduk mereka dan berjalan meninggalkan café itu menuju rumah sakit. Beruntung, jarak café yang mereka datangi dekat dengan rumah sakit.

***

-To Be Continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Daniel & Calista   Bab 78 – Rencana Perjodohan

    “Ah, lelah sekali.” Callista melangkah keluar dari ruang operasi. Setelah hampir sepuluh jam dia melakukan tindakan, kini dirinya begitu kelelahan.“Callista, apa kau langsung pulang?” tanya Olivia yang juga kelelahan. Dia memijat pelan tekuk lehernya. Tubuhnya seolah benar-benar remuk.“Mungkin iya, tubuhku lelah sekali. Aku ingin berendam,” jawab Callista. “Yasudah, aku ingin ke ruang kerjaku dulu, ya?”Olivia mengangguk. “Ya, aku juga ingin langsung pulang ke rumah.”Callista tersenyum. Kemudian melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya. Meski lelah, tapi Callista selalu bahagia setiap kali operasi berhasil menyelamatkan pasiennya.Saat Callista baru saja tiba di ruang kerjanya—dia mendengar suara dering ponsel miliknya terus berdering. Callista mendekat, lalu mengambil ponselnya dan menatap ke layar. Seketika Callista mengembuskan napas kasar ketika melihat nomor Alice, ibunya tert

  • Daniel & Calista   Bab 77 – Kedatangan Megan Alister

    “Nyonya.” Seorang pelayan menghampiri Alin yang tengah menyirami bunga-bunga di tamannya.“Ada apa?” Alin bertanya pada pelayan yang kini berdiri di hadapannya.“Nyonya, maaf mengganggu anda. Tapi di depan ada tamu yang Bernama Nona Megan Alister ingin bertemu dengan anda. Beliau mengatakan anda sendiri yang mengundangnya,” ujar sang pelayan memberitahu.“Megan sudah datang?” Raut wajah Alin tampak begitu bahagia mendengar Megan Alister sudah datang. Ya, dia mengundang anak dari teman dekatnnya untuk berkunjung ke rumahnya.Sang pelayan menganggukan kepalanya. “Benar, Nyonya.”Alin tersenyum. “Kau siapkan minuman untuknya. Aku akan segera ke depan.”“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Alina.Alin terus mengembangkan senyumannya. Kini dia berjalan meninggalkan taman itu, menuju tempat di mana Megan Alist

  • Daniel & Calista   Bab 76 Memberikan Sedikit Informasi

    Berita tentang Daniel Renaldy menjalin hubungan dengan Callista Hutomo, putri keluarga keluarga Michael Hutumo telah tersebar. Banyak yang berkomentar mereka adalah pasangan yang sempurna. Selama ini publik tidak pernah tahu tentang Callista. Karena memang hanya Putri sulung Michael hutumo, Jessica yang kerap kali muncul di hadapan media. Banyak orang pikir Michael hanya memiliki satu putri saja. Namun kenyataanya Michael memiliki putri yang berprofesi sebagai Dokter di rumah sakit milik Daniel.Semua berita yang tampil pagi ini, membuat raut wajah Alin berubah dipenuhi dengan amarah. Iris matanya penuh dengan kebencian mendalam.“Sialan!” Alin membanting vas bunga yang ada di hadapannya, hingga pecahan belingnya memenuhi lantai. Sorot mata Alin menajam, berkali-kali Alin mengumpat kasar.“Aku tidak akan pernah membiarkan putraku menikah dengan putrimu, Casandra,” geram Alin penuh dengan kebencian.Kini Alin menyambar kunci mobilny

  • Daniel & Calista   Bab 75 Gio Vs Michael

    Michael membanting kasar guci yang ada di ruang kerjanya. Kini, keadaan ruang kerja Michael benar-benar tampak begitu kacau. Terlihat jelas kemarahan di wajahnya. Ya, Micahel tidak mampu lagi mengatasi amarahnya, kala melihat pemberitaan tentang putri bungsunya dan putra dari Gio Renaldy. Michael terus mengumpat kasar, merutuki kebodohannya sampai dia tidak tahu pemilik Queen Hospital, tempat di mana Callista bekerja adalah milik Daniel Renaldy. Jika saja, dia tahu sejak awal, maka ini tidak akan pernah terjadi.“Sialan kau, Gio. Aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan putramu!” geram Michael dengan tangan yang terkepal kuat. Rahangnya mengetat. Kilat kemarahan

  • Daniel & Calista   Bab 74 Mencari Tahu

    Daniel duduk di kursi kebesaraannya. Dia menyandarkan punggungnya di kursi seraya memejamkan matanya lelah. Pikirannya terus memikirkan perkataan kedua orang tuanya. Diawal hubungannya dengan Callista, kedua orang tuanya menyetujui hubungannya. Bahkan kedua orang tuanya begitu mendukung. Tapi, setelah mereka tahu Callista adalah putri Michael Hutomo, mereka langsung melarangnya menjalin hubungan dengan Callista. Daniel merasakan sesuatu hal antara keluarganya dan keluarga Callista.Tanpa ingin lagi berpikir, Daniel langsung menekan tombol interkom. Dia meminta Harry, assistantnya untuk segera datang menemuinya. Tidak lama kemudian, Harry melangkah masuk ke dalam

  • Daniel & Calista   Bab 73 Sikap Tidak Ramah Alin

    “Mereka baik,” jawab Daniel dengan nada datar dan tatapan begitu serius pada kekasihnya itu. “Callista, ada hal yang ingin aku tanyakan padamu,” lanjutnya yang membuat Callista bingung.“Ada apa, Daniel? Apa yang ingin kau tanyakan?” Alis Callista saling bertautan. Dia terus menatap Daniel. Sesaat, dia memperlihatkan tatapan Daniel yang terlihat ingin mengatakan sesuatu padanya. Sebuah tatapan yang sangat berbeda dari biasanya.“Apa kau mempercayaiku?” Daniel membawa t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status