Share

Kill

Waktu berlalu, matahari mulai menampakkan dirinya. Burung berkicau dengan riang di luar jendela.

Seorang pemuda sedang berbaring di kasur dengan nyaman. Perlahan pemuda itu membuka mata. Tampak ada kebingungan di wajahnya.

“Ah, aku sekarang di dunia yang berbeda dan aku harus memulai semuanya dari awal,” kata Daniel, sambil menghela nafas.

Ia bangun merapikan tempat tidurnya. Setelah tempat tidur rapi, ia mengambil Deagle-nya di bawah bantal dan kembali menyelipkannya di celana.

Sebenarnya ini kebiasaan lama dia. Daniel yang dulu selalu menaruh Deagle di bawah bantalnya.

Ia berjalan keluar kamar menuju dapur. Di sana ada seorang wanita yang sedang menyiapkan makanan. Wanita itu merasakan ada orang yang menuju ke arahnya dan berbalik.

“Selamat pagi, Daniel,” ujar wanita itu.

“Selamat pagi, Ibu” jawab Daniel dengan sedikit tersenyum.

Daniel sudah menerima ibu barunya ini. Walaupun ia tidak dilahirkan olehnya, tetapi tetap saja Daniel akan menjaga wanita ini.

“Lebih baik kamu mandi dulu, makanan sebentar lagi siap.” Ellena berbicara sambil sibuk dengan pekerjaannya.

“Iya, Bu, aku akan mandi dulu,” jawab Daniel, sambil berjalan ke arah kamar mandi. Dia kembali meletakkan Deagle-nya di tumpukan baju, lalu mandi.

Sehabis mandi dan ganti baju, Daniel kembali berjalan ke dapur. Di sana Ellena sudah selesai menyiapkan makanan untuk mereka berdua.

“Ayo duduk, lalu makan,” ujar Ellena yang sudah duduk di kursi.

Menu kali ini hanya bubur dengan kaldu binatang seperti ayam.

Daniel duduk, lalu makan. Setelah makan Daniel kembali membantu membereskan meja.

“Ibu, aku akan pergi keluar, mungkin pulang saat sore,” kata Daniel, sambil mendekati ibunya yang sedang mencuci piring.

“Baiklah, Daniel, hati-hati. Jangan berurusan dengan berandalan itu lagi,” jawab Ellena, sambil berbalik badan.

Daniel mendekat dan mencium kening Ellena. Ellena sedikit terkejut, tetapi setelah itu ia tersenyum kecil.

Faktanya "Daniel” dari dunia ini selalu mencium ibunya ketika akan pergi, tetapi saat dia berumur 17 tahun anak itu tidak pernah melakukannya lagi. Saat itulah Ellena sedih karena merasa tidak dibutuhkan lagi.

Setelah mencium Ellena, Daniel berbalik pergi untuk mencari lima orang yang mengambil buku panduan senjata jiwa.

Daniel kembali melewati jalan yang kemarin. Menurut ingatan Daniel, kota Aretha dibagi beberapa district. Diantaranya district kumuh, district orang kaya dan district bangsawan.

District kumuh adalah tempat tinggal Daniel sekarang. Di district ini ada beberapa bagian. Jika kamu berjalan terus ke dalam akan menjadi lebih kumuh, seperti kotoran di mana-mana. Bahkan tidak ada penjaga yang mau ke sana, menjadikan tempat itu tanpa hukum. Sedangkan Daniel dan ibunya tinggal di bagian tengah, jadi rumah Daniel tidak terlalu kumuh.

District orang kaya biasanya ditinggali oleh pedagang kaya. Di sini banyak toko mewah, restoran mewah dan tempat tinggal mewah.

District bangsawan adalah tempat eksklusif bagi para bangsawan. Tempat ini dijaga dengan ketat, bahkan 70% penjaga kota ditempatkan di sini. Apalagi para bangsawan biasanya memiliki penjaga pribadinya sendiri.

Para bangsawan lokal ini yang memerintah kota Aretha. Walaupun kota ini termasuk dalam Kerajaan Avalon, tetapi kota dan wilayahnya dikendalikan oleh para bangsawan secara otonom.

Untuk kota Aretha dipimpin oleh bangsawan dengan gelar Viscount. Dan di daerah bangsawan ini Viscount tinggal bersama keluarga dan kesatrianya.

Selain Viscount yang memimpin kota, ada juga beberapa keluarga bangsawan bergelar baron dan kesatria yang tidak memiliki wilayah tinggal di sini.

Hanya sebagian kecil bangsawan yang mendapatkan daerah kekuasaannya sendiri. Biasanya bangsawan yang telah mengabdi kepada kerajaan.

Bangsawan yang tidak memiliki wilayah adalah bangsawan yang memiliki pendukung dan bangsawan yang gelarnya tidak turun temurun. Artinya, jika orang yang diberi gelar meninggal maka keturunannya tidak menjadi bangsawan lagi.

Namun memiliki atau tidak memiliki wilayah, bangsawan masih harus dihormati. Rakyat jelata bisa dihukum karena menghina mereka.

-

Daniel terus berjalan ke arah gang di mana “Daniel” terbunuh. Karena menurut ingatannya berandalan itu sering berkumpul di sekitar gang untuk memalak orang yang lewat.

Tak lama terlihat lima orang pemuda seusia Daniel sedang mengobrol sambil meminum minuman keras. Salah satu dari mereka yang berbadan kurus melihat Daniel.

“Hei, lihat! Itu bukankah itu si idiot Daniel?” Si kurus berkata sambil menunjuk ke arah Daniel.

Si Botak yang sebelah Si Kurus berkata, “Hehe, apakah dia ingin memberi kita uang lagi?”

“HEI, DANIEL, KEMARILAH!” Si Kurus berteriak memanggil Daniel.

Mendengar ada yang memanggil namanya, Daniel menoleh dan langsung berjalan ke arah mereka.

“Hahaha. Lihatlah, dia ketakutan hanya karena dipanggil namanya.” Si Botak berkata sambil ketawa.

Daniel berjalan dan sampai di depan mereka.

“Ayo, Daniel, kita ke sana saja. Di sini terlalu ramai, tidak nyaman untuk mengobrol.” Si Kurus berkata sambil menunjuk ke arah gang.

Daniel hanya mengangguk dan berjalan bersama mereka ke arah gang. Mereka berjalan terus ke ujung sehingga tidak ada suara lagi terdengar.

Sesampainya di ujung, Si Kurus berkata, “Oke, Daniel, mana uangku hari ini?”

Daniel malas berbasa-basi dan langsung berkata, “Aku tidak akan memberimu uang, tetapi sebaliknya aku akan mengambil uangmu!”

Di luar prediksi Si Kurus, yang datang bukan uang, tetapi kepalan tangan yang langsung mengenai wajahnya. Si Kurus jatuh tersungkur.

Sontak itu membuat keempat berandalan lainnya terkejut.

“BAJINGAN!” teriak Si Botak, sambil mencoba menonjok Daniel. Namun sayang tonjokan itu ditangkis.

Daniel membalas dengan menonjok Si Botak tepat di perutnya, lalu dengan cepat menonjoknya lagi di dagu dengan melakukan upper cut.

Melihat adegan itu, ketiga berandalan lainnya mencoba membantu melawan Daniel.

Si Gendut mengeluarkan pisau dan mencoba untuk menusuk Daniel. Namun karena gerakan Si Gendut lambat, Daniel dengan mudah menghindar dan berhasil mengambil pisau dengan tangan kanannya.

Daniel langsung menikam Si Gendut sebanyak tiga kali sehingga membuatnya terjatuh bersimbah darah. Tangan kanan Daniel penuh dengan darah.

Melihat ini, dua orang sisanya ketakutan dan mencoba kabur. Walaupun mereka banyak memukuli orang, tetapi mereka tidak pernah melihat adegan berdarah seperti ini.

Melihat dua orang mencoba kabur ,Daniel melemparkan pisaunya dan tepat menusuk di punggung salah satu dari mereka.

“Ah, tolong! Jangan bunuh aku!” Salah satu orang yang mencoba kabur tadi memohon untuk tidak dibunuh karena melihat dua orang temannya telah dibunuh.

Daniel mendekat untuk mengambil pisau dengan tangan kanannya. Setelah mendapat pisaunya kembali, Daniel berjalan perlahan kepada pemuda yang malang itu.

Pemuda itu terduduk lemas melihat Daniel datang ke arahnya. Daniel menjambak rambut pemuda itu, sehingga mata dia dan mata Daniel saling menatap.

“Kumohon jangan bunuh aku.” Pemuda itu berbicara dengan nada memohon.

Muka Daniel tetap datar, ia mengayunkan tangan kanannya dan langsung menggorok pemuda itu.

“KAU BAJINGAN!” Teriakan terdengar dari belakang Daniel.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status