Home / Historical / Darah dan Takdir / Bab 8: Pelarian Malam Hari

Share

Bab 8: Pelarian Malam Hari

Author: A. Rani
last update Huling Na-update: 2025-05-31 00:11:57

Langit malam menggantung di atas istana dengan kegelapan pekat, seakan alam semesta sendiri merestui upaya pelarian mereka. Bulan hanya tampak setengah, cahayanya lemah dan tertutup awan yang mengambang lamban di angkasa. Angin malam berembus pelan, membawa aroma tanah lembap dan dupa yang masih membara di sudut-sudut kuil kerajaan.

Saraswati berdiri di balik pilar batu besar di salah satu lorong istana, jantungnya berdebar kencang saat ia mengintip ke arah halaman yang dijaga ketat oleh para prajurit. Setiap langkah yang mereka ambil harus diperhitungkan dengan hati-hati. Sekali saja mereka salah langkah, maka seluruh pasukan istana akan dikerahkan untuk memburu mereka sebelum mereka sempat meninggalkan tembok suci ini.

Di sampingnya, Raka menekan punggungnya ke tembok batu, pedangnya terselip erat di sabuknya. Ia menatap sekeliling dengan penuh kewaspadaan, memastikan bahwa mereka masih belum terdeteksi.

Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Dari dalam bayangan, seorang pria t
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Darah dan Takdir   Bab 27 - Pilihan Terakhir Sang Pewaris

    Malam semakin pekat, tetapi tidak ada kantuk yang menghampiri Saraswati. Ia berdiri di luar pondok, menatap langit yang dipenuhi bintang, pikirannya masih berputar dengan kecepatan yang nyaris membuatnya pusing.Di kejauhan, suara burung malam dan serangga hutan terdengar, tetapi bagi Saraswati, dunia terasa begitu sunyi. Ia merasa seolah-olah seluruh hidupnya baru saja berubah dalam semalam, dan ia tidak tahu bagaimana cara untuk kembali.Ki Jaya melangkah keluar dari pondok, berdiri di sampingnya dengan tangan bersedekap. “Kau tidak harus memutuskan semuanya malam ini,” katanya lembut. “Tetapi kau harus mempersiapkan diri. Istana akan mencari cara untuk menangkapmu kembali, dan mereka tidak akan berbelas kasih jika mereka tahu kau telah mengetahui kebenaran ini.”Saraswati mengepalkan tangan

  • Darah dan Takdir   Bab 26 - Darah yang Mereka Takutkan

    Ki Jaya, yang sejak tadi hanya mengamati, mengangguk kecil sebelum mulai berbicara. “Klan Rakai adalah salah satu klan tertua di Tirta Mandala, bahkan lebih tua dari keluarga kerajaan yang sekarang berkuasa. Mereka bukan sekadar pemberontak seperti yang diceritakan oleh istana. Mereka adalah penjaga keseimbangan, orang-orang yang mengetahui rahasia yang ingin disembunyikan oleh kerajaan.”Saraswati menatapnya, mencari lebih banyak kepastian. “Rahasia apa?”Ki Jaya menghela napas panjang sebelum melanjutkan. “Tirta Mandala tidak seperti yang selama ini kau kira. Kerajaan ini dibangun di atas pengorbanan, dan bukan hanya p

  • Darah dan Takdir   Bab 30 - Jejak Darah di Hutan Terakhir

    Saraswati mengangguk, meski pikirannya masih penuh dengan segala yang terjadi dalam waktu singkat. Sejak ia mengetahui bahwa dirinya bukanlah putri sejati kerajaan, segala sesuatu dalam hidupnya terasa seperti ilusi yang dipaksakan kepadanya. Kini, bahkan tanah yang ia pijak terasa asing, seakan mengingatkannya bahwa ia bukan lagi bagian dari dunia yang dulu ia kenal.Ia melirik ke arah Raka, menyadari betapa berbeda pria itu dari para pengawal istana lainnya. Sejak awal, Raka tidak pernah memperlakukannya seperti Sang Cahaya yang harus disembah. Ada sesuatu dalam caranya berbicara dan menatap yang selalu membuatnya merasa bahwa ia adalah seseorang, bukan sekadar simbol yang dijadikan alat kerajaan.“Kenapa kau memilih untuk membantuku?” tanya

  • Darah dan Takdir   Bab 29 - Belati Darah Terakhir

    Langit mulai berubah warna saat Saraswati dan Raka berjalan menyusuri hutan, meninggalkan tempat persembunyian mereka di bawah bayangan pepohonan yang tinggi. Cahaya jingga fajar merayap perlahan melalui celah-celah daun, menciptakan siluet panjang di tanah yang masih lembab oleh embun. Tidak ada suara selain langkah kaki mereka yang tertahan, seakan alam ikut menahan napas menghadapi keputusan besar yang baru saja mereka buat.Saraswati melirik ke arah Raka, yang berjalan di sampingnya dengan ekspresi serius. Ia masih sulit mempercayai bahwa pemuda itu telah mengetahui lebih banyak tentang dirinya daripada yang pernah ia sadari. Kini, mereka tidak lagi berdiri di sisi yang berseberangan sebagai pengawal dan putri, melainkan sebagai dua pelarian yang mencoba mencari kebenaran yang telah lama dikubur.“Apa yang membuatmu yakin bahwa seseorang dari Klan Raka

  • Darah dan Takdir   Bab 25 - Api di Balik Cahaya

    Ki Jaya, yang sejak tadi hanya mengamati, mengangguk kecil sebelum mulai berbicara. “Klan Rakai adalah salah satu klan tertua di Tirta Mandala, bahkan lebih tua dari keluarga kerajaan yang sekarang berkuasa. Mereka bukan sekadar pemberontak seperti yang diceritakan oleh istana. Mereka adalah penjaga keseimbangan, orang-orang yang mengetahui rahasia yang ingin disembunyikan oleh kerajaan.”Saraswati menatapnya, mencari lebih banyak kepastian. “Rahasia apa?”Ki Jaya menghela napas panjang sebelum melanjutkan. “Tirta Mandala tidak seperti yang selama ini kau kira. Kerajaan ini dibangun di atas pengorbanan, dan bukan hanya p

  • Darah dan Takdir   Bab 24 - Kebenaran di Balik Darah Kerajaan

    Gelap dan lembap, lorong bawah tanah yang dilewati Saraswati seakan menelannya dalam kesunyian yang mencekam. Ia bisa mendengar tetesan air dari langit-langit batu yang kasar, menciptakan suara berulang yang menggema di sepanjang terowongan sempit. Dinding di sekelilingnya terasa dingin dan licin, seolah-olah telah menyimpan rahasia yang tak terhitung jumlahnya selama berabad-abad.Ia tidak tahu sudah berapa lama ia berjalan. Kakinya terasa semakin berat, dan udara di dalam lorong semakin tipis, membuatnya sulit bernapas. Namun, ia tidak bisa berhenti. Setiap langkah yang ia ambil menjauhkannya dari istana, dari cengkeraman mereka yang telah menipunya seumur hidupnya. Lalu, di ujung lorong, samar-samar terlihat cahaya redup.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status