Langit malam membentang luas di atas hutan lebat tempat Saraswati dan Ki Jaya bersembunyi. Angin membawa aroma dedaunan basah, sementara kegelapan merambat perlahan di antara celah-celah pepohonan. Suara malam terdengar nyaring, tetapi di antara desiran angin dan nyanyian jangkrik, langkah kaki mendekat dengan perlahan, hampir tanpa suara.Saraswati, yang tengah duduk di dekat api unggun kecil, menoleh cepat. Tangannya refleks menggenggam gagang belati yang diberikan Ki Jaya padanya tadi siang. Jantungnya berdebar, bersiap menghadapi siapa pun yang mendekat. Dari balik pepohonan, sosok tegap muncul, wajahnya tersamar dalam bayangan. Namun, ketika cahaya api menyentuh fitur wajahnya, Saraswati menghirup napas tajam.“Raka?” suaranya nyaris berbisik, setengah tidak percaya.Prajurit muda itu berdiri tegap, wajahnya sedikit lebih tirus dari terakhir kali ia melihatnya. Jubahnya kotor oleh debu perjalanan, tetapi matanya tetap setajam yang ia ingat. Namun, di balik tatapan itu, ada sesuat
Terakhir Diperbarui : 2025-05-31 Baca selengkapnya