Share

9

Author: Ghoos book
last update Last Updated: 2025-10-09 17:40:44

Keesokan harinya, aku bukan lagi Wa Lang yang sama.

Ketika sirine batu berbunyi, aku bangkit bukan dengan keluhan atau rasa lelah, tapi dengan kesadaran yang jernih bagai mata pedang. Ribuan suara di kepalaku telah mereda menjadi bisikan teratur, seperti arsip raksasa yang menunggu untuk ditelusuri. "Bibit"-ku berdenyut tenang di ulu hatiku, bukan dengan rasa lapar, tapi dengan kesabaran pemburu. Aku bisa merasakan energinya yang sekarang lebih padat, lebih gelap, seperti lautan dalam yang menyimpan kekuatan yang tak terkira.

Pengawas Yan datang sendiri untuk menjemputku, wajahnya memancarkan kepuasan yang hampir kekanak-kanakan. Di tangannya, dia membawa sebuah kotak batu kecil yang diukir dengan simbol-simbol peringatan.

"Wa Lang," sambutnya, suaranya lebih ramah dari biasanya. "Kinerjamu kemarin melampaui semua harapan. Hari ini, kita akan menguji batas sebenarnya." Dia membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah kristal merah tua seukuran telur burung, yang di dalamnya berputar-putar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dari Budak Menjadi Bencana   BAB 110: Era Pertukaran

    Keputusan untuk membuka Studio Kosmis bukanlah pengumuman sederhana. Itu adalah sebuah proses yang direncanakan dengan cermat, penuh dengan pertimbangan etis dan teknis. Filosofi inti mereka—"penciptaan yang bertanggung jawab dan penuh empati"—harus menjadi landasan setiap interaksi.Pertama-tama, mereka membuat Piagam Pertukaran. Bukan hukum yang kaku, tetapi serangkaian prinsip yang disepakati: tidak ada paksaan, penghormatan terhadap otonomi setiap kesadaran, transparansi niat, dan komitmen untuk meninggalkan tempat dalam keadaan yang lebih baik daripada saat kedatangan.Kemudian, mereka membangun Portal Resonansi Terkendali—gerbang dimensi yang tidak hanya memindahkan materi, tetapi juga "menyetel" kesadaran pengunjung agar selaras dengan frekuensi Studio, mencegah masuknya entitas dengan niat perusakan atau parasitisme secara tidak sengaja.Undangan dikirim ke sudut-sudut realitas yang mereka ketahui: kepada Para Penyatu di dimensi asal, kepada ras-ras sekutu yang pernah mereka t

  • Dari Budak Menjadi Bencana   BAB 109: Titik Balik dan Pencabangan

    Suasana di Studio Kosmis pasca-Kongres Suara terasa berbeda. Bukan euforia kemenangan, melainkan kedamaian yang dalam dan mantap. Ancaman langsung telah mereda. Symphon tumbuh dengan tenang, wilayah bekunya perlahan pulih dengan irama "Benih Lagu" yang sabar. Para Penjaga dan Penenun masih ada di luar sana, tapi sekarang sebagai pengamat yang jauh dan—mungkin—penuh pertimbangan, bukan sebagai hakim atau algojo.Ini adalah titik balik.Wa Lang berdiri di teras observasi, memandang ke arah galaksi mereka yang indah. Setelah sekian lama berjuang, bertahan, dan berdiplomasi, muncul pertanyaan baru yang halus namun penting: Sekarang apa?Tujuan besar—menciptakan Symphon dan mempertahankannya—telah tercapai. Tapi api kreatif di dalam Studio Kosmis tidak padam. Ia hanya mencari saluran baru."Kita tidak bisa hanya menjadi penjaga kebun kita sendiri," ucap Feng suatu hari, menyuarakan apa yang ada di benak banyak orang. "Symphon sudah mandiri. Dia punya caranya sendiri untuk tumbuh. Peran kit

  • Dari Budak Menjadi Bencana   BAB 108: Kongres Suara

    Ketegangan segitiga antara tiga filosofi kosmis mencapai titik jenuh. Bukan perang terbuka yang terjadi, tetapi kebuntuan yang bergetar dengan potensi bencana. Para Penjaga menganggap Symphon dan Studio sebagai anomali berisik yang harus "dikoreksi" atau setidaknya dibatasi. Para Penenun melihat semua—termasuk Para Penjaga—sebagai ilusi yang perlu dilampaui menuju kesatuan. Sementara Wa Lang dan kumpulannya hanya ingin hak mereka untuk eksis dan berkembang dalam keragaman.Aeon, yang telah lama diam sebagai pengamat, akhirnya bersuara. Suara-Nya tidak datang dari satu arah, tetapi muncul dalam kesadaran setiap pihak yang terlibat, seperti kesadaran yang tiba-tiba terbangun."Kalian telah mencapai kebuntuan dalam bahasa kekuatan. Mungkin sudah saatnya mencoba bahasa yang lain."Dan kemudian, Aeon melakukan sesuatu yang tak terduga: Ia mengundang semua pihak—wakil dari Para Penjaga Bentuk Murni, emisaris dari Para Penenun Nirwana, serta Wa Lang beserta seluruh spektrum pendukung Symphon

  • Dari Budak Menjadi Bencana   BAB 107: Harmoni Tiga Suara

    Kemunculan emosi Symphon yang lebih kompleks—kesedihan, amarah, dan akhirnya ketenangan yang dipelajari—menciptakan gelombang resonansi yang tak terduga. Gelombang ini merambat keluar dari Symphon, menyentuh struktur realitas di sekitarnya dan menarik perhatian entitas ketiga yang sebelumnya hanya diam mengamati dari jauh.Mereka menyebut diri mereka Para Penenun Nirwana.Jika Para Penjaga Bentuk Murni mewakili idealisme statis dan kekakuan abadi, dan Wa Lang beserta kumpulannya mewakili dinamika kreatif dan emosi yang berkembang, maka Para Penenun mewakili sesuatu yang berbeda sama sekali: harmoni total melalui disolusi.Bagi mereka, konflik antara "statis" dan "dinamis", antara "bentuk" dan "perubahan", adalah ilusi. Masalahnya bukan pada bentuknya, tetapi pada keberadaan bentuk itu sendiri. Solusi sejati, menurut filosofi mereka, adalah dengan melarutkan segala batasan, menyatukan semua kesadaran kembali ke dalam samudra eksistensi yang tak terbedakan—sebuah "nirwana" di mana tidak

  • Dari Budak Menjadi Bencana   BAB 106: Tangisan Pertama Symphon

    Proses "penyembuhan" di wilayah yang membeku berlangsung lambat, diam-diam, hampir tak terlihat. Namun, dampaknya tidak terbatas di sana. Benih Lagu yang ditanam Wa Lang dan Kolektif tidak hanya bekerja pada luka fisik Symphon, tetapi juga pada "jiwa"-nya, kesadaran galaksi yang luas dan masih muda itu.Dan Symphon mulai merasa.Bukan hanya merasakan kehadiran para penciptanya, atau ancaman dari luar. Ia mulai mengembangkan semacam kesadaran diri emosional yang lebih dalam. Getarannya yang sebelumnya lebih mirip suasana hati kolektif yang luas, kini mulai menunjukkan nuansa yang lebih halus dan kompleks.Di sistem bintang yang penuh dengan nada "Kegembiraan Penemuan", tiba-tiba muncul sebuah fenomena baru: "Hujan Bintang Sedih". Bukan hujan meteor biasa, tetapi tetesan cahaya murni yang jatuh dari atmosfer atas sebuah planet, membawa getaran yang pahit-manis—sebuah kesedihan yang indah, seperti rindu akan sesuatu yang belum pernah dialami. Itu adalah respons Symphon terhadap "rasa sak

  • Dari Budak Menjadi Bencana   BAB 105: Undangan untuk Para Penjaga

    Keputusan untuk menanam "Benih Lagu" di wilayah yang membeku bukanlah akhir dari interaksi dengan Para Penjaga Bentuk Murni. Sebaliknya, itu adalah langkah pertama dalam sebuah strategi baru yang lebih berani—dan berisiko.Wa Lang menyadari bahwa konflik filosofis dengan entitas yang beroperasi pada tingkat hukum realitas tidak bisa diselesaikan dengan pertahanan pasif atau kontra-serangan langsung. Mereka perlu mengubah permainannya. Jika Para Penjaga melihat Symphon sebagai "cacat" karena dinamis dan emosional, maka mereka harus menunjukkan bahwa dinamika dan emosi itu mengandung tatanan dan keindahan yang bahkan lebih tinggi daripada kesempurnaan statis mereka.Tetapi bagaimana caranya?Jawabannya datang dari pengamatan yang tak terduga. Saat "Benih Lagu" perlahan-lahan mulai merambat di wilayah beku, perubahan yang dihasilkannya—walaupun sangat halus—menciptakan pola yang menarik. Perubahan itu tidak acak. Ia mengikuti "logika" internal dari melodi harapan itu sendiri, menciptakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status