Share

Bab 64

Author: Phoenixclaa
last update Last Updated: 2025-07-09 21:58:08

Di perbatasan Azmeria, tubuh Arven terhempas ke tanah berdebu setelah menarik kereta batu dari tambang pagi hingga senja.

Tubuhnya dipenuhi luka cambuk, dan pergelangan tangannya membiru karena rantai besi yang terus mengikatnya siang malam.

“Bangun! Kau pikir jadi pangeran membuatmu istimewa?” bentak seorang pengawas tambang sambil menendang perut Arven.

Arven menggertakkan gigi. Bukan karena sakit fisik, tapi karena kehinaan ini melebihi kematian. Mantan pangeran, kini budak. Diperlakukan lebih rendah dari binatang.

Malamnya, di gudang tua yang dijadikan tempat budak, tubuh Arven menggigil. Nafasnya terengah. Luka di punggungnya bernanah,

“Jangan bergerak,” suara lembut terdengar dari sudut gelap.

Arven mengerjap, menoleh perlahan. Seorang perempuan muda mendekat, membawa kantong kain dan lilin kecil. Dia mengenakan jubah cokelat pudar dan kerudung abu-abu.

“Aku Miranda,” katanya pelan. “Ayahku dulu gubernur pajak wilayah ketiga… sebelum dibantai oleh pasukan langit.”

Arven terpaku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 96

    Prajurit penjaga gerbang samping istana yang berjaga melihat sesuatu diatas rumput.Sobekan kain berwarna biru pucat, dengan sulaman benang emas di pinggirannya.Ia memungutnya perlahan, memeriksa teksturnya.“Sobekan gaun istana…” gumamnya, dahi berkerut.Ia lalu berlari ke arah barak utama, menggenggam kain itu erat.**Di kediaman Elina.Ruvia menyerahkan kain robek itu ke tangan Elina.“Ini ditemukan di jalur luar istana, tak jauh dari gerbang selatan,” ucapnya pelan. “Itu milik Sekar, bukan?”Elina langsung memucat.Gaun itu adalah buatan khusus pemberiannya untuk Sekar.“Sekar pasti diculik,” bisik Elina.Dasman yang berdiri di belakang Elina mengepalkan tangan.“Aku akan cari dia ke ujung Azmeria sekalipun,” katanya penuh emosi.**Sementara itu, disebuah gudang.Nathan berdiri di sisi kakaknya Kisti, yang menatap Sekar yang masih terikat.“Berikan dia padaku,” kata Nathan tiba-tiba. Suaranya pelan, tapi tegas.“Kau sudah mendapatkan apa yang kau mau. Biarkan aku yang urus dia

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 95

    Di taman samping Istana Kenari.Kisti berjalan pelan di antara lorong taman yang ditumbuhi anggrek liar, diikuti oleh Nahan.Langkah kaki mereka nyaris tak bersuara, namun ketegangan memancar dari cara Kisti menggenggam lipatan gaunnya erat.“Jangan lakukan gerakan tambahan tanpa perintah langsung dari Tuan,” gumam Kisti pelan.Nathan mengangkat alis. “Aku tidak melakukan apa pun yang membahayakan.”“Tapi kau memperhatikan seseorang,” potong Kisti cepat, matanya menajam menatap bunga-bunga liar di depannya.“Aku dengar dari salah satu pelayan kau sering berdiri lama di lorong timur saat malam hanya untuk melihat Sekar. Kepala dayang istana sekaligus pelayan pribadi Putri Elina.”Nathan menahan napas sejenak. Matanya menoleh cepat, lalu kembali memandang lurus ke depan.“Dia hanya orang yang menarik perhatian. Tidak lebih.”Kisti menoleh tajam, menghentikan langkahnya. “Kau tidak boleh lemah di istana ini, Nathan. Apalagi terhadap perempuan seperti dia. Dia mungkin manis dan kelihatan

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 94

    Rapat di ruang pertemuan utama kembali digelar pagi ini.Para Gubernur yang tersisa, Panglima tertinggi, dan penasihat ekonomi duduk berurutan di kursi-kursi panjang, sementara Elina berada di samping Kaisar.Raeshan tampak tenang, walau wajahnya sedikit lebih pucat dari biasanya.Tak ada yang menyadari keganjilan itu sampai ia hendak berbicara.“Kita perlu kirim utusan langsung ke perbatasan selatan dan…”Tiba-tiba, Raeshan berhenti di tengah kalimat.“Yang Mulia?” Elina langsung menoleh panik.Raeshan memegang dadanya. Bibirnya bergetar… lalu dari sela mulutnya, semburan darah hitam keluar tanpa aba-aba.Seluruh ruangan sontak riuh. Elina bangkit berdiri, menangkap tubuh suaminya yang jatuh ke samping kursi.“RAESHAN!”**Beberapa menit kemudian, di dalam kamar, Elina tengah berlutut di sisi tempat tidur.Tangan kirinya memegangi lengan Raeshan, sementara tangan kanannya memeriksa tubuh suaminya.Mata Elina membulat ngeri.“Ada… bekas tusukan halus. Di bagian belakang bahu kanan…”I

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 93

    Beberapa hari kemudian.Nathan berdiri di dalam ruang kerjanya yang sempit sambil menatap surat yang telah menjadi abu di depannya.Suara pintu diketuk pelan.“Kau dipanggil Yang Mulia ke ruang pertemuan utama,” ujar seorang penjaga.Nathan menunduk cepat dan membereskan abu yang tersisa, lalu melangkah keluar.Di lorong menuju aula istana, Nathan berpapasan dengan Sekar dan Dasman.Mereka tampak berbincang pelan. Sekar tertawa kecil akan sesuatu yang dikatakan suaminya.Nathan sempat terpaku. Jantungnya berdenyut cepat tanpa alasan yang bisa ia terima logikanya.Saat mereka berpapasan, Sekar melihat Nathan lebih dulu.“Oh… tuan,” sapa Sekar ramah.Nathan buru-buru menunduk sopan. “Selamat siang…”Lalu ia menoleh ke Dasman, tubuhnya tegap memberi hormat.“Panglima Dasman. Kehormatan bagi saya bisa bertemu langsung.”Dasman mengangguk singkat. “Ah, kau juru tulis kerajaan yang cerdas itu, ya? Nathan, bukan?”“Benar, Tuan. Terima kasih atas pujian anda,” jawab Nathan, menahan suara teta

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 92

    Keesokan harinya, jeritan pelayan mengguncang seisi istana.“Mayat! Ada Mayat di dalam sumur!!”Pasukan segera mengepung area itu. Mayat yang membengkak dan pucat ditarik dari dalam air. Gaun lusuh namun masih memperlihatkan motif khas kerajaan.Wajahnya nyaris tak dikenali kecuali oleh satu orang yang langsung berteriak histeris saat melihat anting satu sisi di telinga korban.“Itu… itu milik… Selir Hania!”Suasana langsung kacau. Beberapa selir lain menjerit. Syra menangis, memegangi mulutnya. Bahkan Ruvia yang masih terluka, terdiam terpaku dalam duka.**Beberapa jam kemudian…Di pelataran depan istana, rombongan berkuda dari arah utara tiba dengan debu menggumpal di langit.Di barisan terdepan, seorang pria berjubah lambang burung garuda ganda berhenti di atas kudanya dan berteriak nyaring:“AKU MEMINTA KEADILAN ATAS KEMATIAN PUTRIKU!”Gubernur Provinsi Lortha, ayah Selir Hania, turun dari kudanya, wajahnya memerah karena murka dan tangis tertahan.“Putriku dikirim ke istana untu

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 91

    CLANGG!!Tiba-tiba suara logam menghantam keras dari sisi kiri.Pedang ditangan prajurit mental dijatuhkan sebelum sempat menyentuh leher Elina.Anak panah menancap kuat di punggung tangan prajurit yang mengayunkannya.Semua mata terbelalak.Dari arah gerbang istana, Raeshan berdiri di atas kudanya, busur masih terarah, matanya menyala marah seperti julukannya sebagai dewa perang.“SIAPA YANG BERANI MENYENTUH RATUKU!!” suaranya mengguncang, memecah seluruh kerumunan.Jubah perangnya berkibar garang ditiup angin. Di belakangnya, Dasman dan puluhan pasukan elit bayangan mengepung istana dengan senjata terangkat tinggi.Amaris menoleh perlahan. Tatapan matanya bertemu dengan mata anaknya.Tapi Raeshan tidak memandangnya sebagai ibu. Tatapannya beku, tajam, dan beracun.Langkah kudanya bergemuruh ke halaman, Raeshan melompat turun, mendekati Elina yang sudah berdarah dan nyaris roboh.“Elina…” bisiknya, mendekap tubuh istrinya yang limbung. Tangannya menyentuh luka di bahu Elina, lalu men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status