"Mengapa sikapmu tiba-tiba manis padaku saat di depan mereka?" tanya Ashton, saat ia dan Abigail sudah berada di dalam mobil, meluncur meninggalkan L'Restaurante untuk menuju ke tempat lain.
Ashton bersikeras mengajak gadis itu untuk pergi ke tempat lain, meski sebenarnya Abigail sangat enggan. Pembicaraan dengan Ashton membuat suasana hati gadis itu berubah tiba-tiba.
"Aku hanya melakukan yang seharusnya. Gadis itu selalu mencurigai aku memiliki hubungan khusus dengan kekasihnya, sementara pria itu ...." Abigail tidak meneruskan kalimatnya. Ia enggan membahas tentang Zachary, karena setiap kali bicara dengan Ashton, ia tak akan bisa mengendalikan berapa banyak kalimat yang akan keluar.
Ia tak ingin Ashton mengetahui tujuan utamanya terhadap Zachary.
"Ada apa dengan pria itu? Apa ia mendekatimu? Apakah ia jatuh cinta
Alice mendatangi kantor Abigail setelah sekian lama tak muncul. Ia sudah membaca berita tentang kedatangan seorang pebisnis muda, yang ternyata merupakan kekasih Abigail, Ashton. "Aku tidak menyangka kau sudah memiliki kekasih," komentar Alice, yang membuat Abigail tersipu. "Ingatlah, Alice, semua yang dilakukan oleh seorang pebisnis adalah kembali untuk bisnis," tukas Abigail sembari menuangkan kopi untuk Alice. "Bagaimana kabarmu setelah menghilang sekian lama?" "Oh ... kau pasti bisa melihatnya sendiri. Aku baru saja melakukan misi. Sungguh tak mudah menemukan adikmu. Setiap kali mendapat informasi keberadaannya, ia menghilang begitu aku tiba. Sangat aneh mengingat tak ada seorang pun yang mengenalinya." Abigail tertegun mendengar cerita Alice, tangannya yang sedari tadi menuangkan kopi hanya diam di tempat, me
Setelah kegagalan misi menemukan Gin, Alice membuat rencana lain, tentu saja untuk tujuan yang sama. Ia berharap taktik ke sekian kali ini akan membuahkan hasil. Namun, sebelum menjalankan rencana, ada hal yang ingin ia lakukan. Sama seperti Abigail, ia pun penasaran mengenai Dokter gregory. Bagaimana pria itu bisa mengetahui identitas asli Abigail? Alice bahkan ingat betul, dirinya sama sekali tidak mengungkit tentang Abigail, hanya bertanya tentang Gin, yang saat itu masih sangat kecil. Bodohnya, ia tidak menaruh curiga pada dokter berwajah tampan itu. Karenanya, hari ini ia memutuskan untuk kembali ke panti rehabilitasi dan bertemu dengen Dokter Gregory. Ia tak mampu lagi menahan, terlebih Abigail merasa dirinya terancam ketika mengetahui bahwa dokter itu seolah tahu banyak tentang keluarga Anderson. Alice sudah bersiap, mengenakan pakaian terbai
Abigail tepekur sendiri, memikirkan apa yang dikatakan Alice tentang adiknya. Sebegitu sulitkah untuk menemukan pemuda itu? Haruskah dirinya sendiri yang turun tangan dan mencari? Sungguh, dirinya tengan dihajar habis-habisan oleh ujian yang tak kunjung henti. Ia kuat, masih sama seperti sebelumnya. Hanya, kuat saja rasanya tak cukup untuk bisa melalui segalanya. Ia membutuhkan teman yang dapat diandalkan untuk berbagi. Alice, tentu saja. Namun, Abigail tak bisa selalu mengharap Alice untuk datang menemui. Gadis itu harus menjalankan misi yang tidak main-main, mencari keberadaan Gin, yang untuk menemukan keberadaannya sungguh sangat menguras emosi. Ia licin, dan sulit untuk dibekuk. Lalu, bagaimana dengan Ashton? Pria itu memang sahabat sekaligus kekasihnya di masa lalu, hadir kembali dan memberi harapan baru bagi
Zachary dan Sidney telah bersiap. Ayah, ibu, dan adik Zachary akan datang untuk makan malam. Bukan perayaan besar, hanya membahaa tentang kerjasama Zachary dan Abigail. Sekaligus sedikit wawancara antara ayah dan anak-seperti biasa, menjawab rasa penasaran ayahnya, bagaimana hingga ia bisa menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan Abigail. Karena yang Garry ketahui, gadis itu sangat sulit untuk diajak berkompromi. Tak sedikit dari pemilik perusahaan yang harus kembali dengan tangan kosong ketika bernegosiasi dengan bos wanita salah satu perusahaan multinasional itu. Zachary sendiri, antara bangga karena telah sukses secara karir dan pencapaian, tetapi hampa karena makin lama tujuan mendekati Abigail bukanlah lagi perkara bisnis, melainkan cinta. Dan ia sudah menelan kekecewaan atas itu. "Aku sangat bangga padamu,
Abigail dan Ashton menginjakkan kaki di apartemen Zachary. Pria itu dan kekasihnya menyambut Abigail juga Ashton dengan ramah. Terlebih Sidney. Baginya ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendekat pada Ashton sekaligus membuat Zachary cemburu. Namun sayang, Ashton tak melepaskan genggaman tangan dari Abigail, meski hanya sekejap. Apa yang dilakukan Ashton tentu saja membuat Sidney kesal, sekaligus heran. Mengapa Ashton, bahkan Zachary begitu terpikat pada Abigail yang terlihat biasa saja di matanya. Tidak. Sesungguhnya ia mengakui kalau gadis itu memang mempunyai pesona yang luar biasa. Sesuatu yang tak mungkin ia miliki meski jika dihitung, dana yang ia keluarkan untuk perawatan tubuh pastilah lebih banyak dibanding Abigail. Namun, gadis itu memiliki hal yang tidak bisa di
Setelah jamuan makan malam yang diadakan Zachary, Abigail semakin tak habis pikir dengan kehidupannya. Termasuk kehidupan percintaannya. Mengapa saat itu ia tak mampu menolak Zachary? Apakah ini bagian dari rencana juga? Ataukah ada sesuatu yang mengambil alih kendali yang selama ini ada di tangannya? Ia sungguh tak mampu terpejam malam ini. Bahkan segala pikiran tentang Ashton ikut mengganggu dan mengusik hari-harinya. Ashton adalah pria yang cukup keras kepala. Ia tak akan pernah berhenti sampai mendapat apa yang ia inginkan. Meski telah mengatakan bahwa ia punya waktu satu bulan untuk membujuk Abigail agar menerima lamarannya, tetapi jika pada akhirnya Abigail menolak, gadis itu yakin bahwa Ashton bisa saja menambah batas waktu menjadi beberapa bulan atau bahkan tahun sampai Abigail mengatakan 'ya'. Tentu
Abigail memutuskan untuk mengambil beberapa hari untuk libur. Ia memilih untuk pulang ke Eastern Shore menemui paman dan bibinya, sekaligus menghabiskan waktu bersama mereka. Abigail merasa harus mulai melakukan itu, hanya berjaga-jaga andaikan usianya tak lagi panjang, ia setidaknya sudah memberi kenangan indah untuk kedua orang tua angkatnya. Kebersamaan. Gadis itu memilih untuk mengemudikan mobil sendiri, padahal beberapa sopir dan asisten menawarkan untuk mengantar dan menjemput. Bukan apa-apa, ia hanya ingin menikmati perjalanan seorang diri. Sudah lama sekali ia tidak merasakan kesunyian yang damai seperti ini. Kehadiran Zachaey, disusul Alice, lalu Sidney, dan terakhir Ashton-sudah terlalu meramaikan kehidupannya yang sebelumnya hanya ada dirinya seorang. Introvert sepertinya sweringkali merasa terganggu dan lelah jika harus berinteraksi dengan
"Apa yang kalian lakukan berdua di sini?" tanya Sidney, menatap nyalang kedua sejoli yang beringsut bangkit melihat kedatangannya. Sidney jelas mencurigai mereka tetapi yang ia lihat, tak ada yang terjadi antara keduanya. "Hey ... kau sudah di sini, bagaimana tidurmu?" tanya Abigail, tenang, seolah tak terjadi apa pun antara dirinya dan Zachary beberapa menit yang lalu. Ia tak ingin bersikap tidak sopan, tetapi tak ingin beramah-tamah pada gadis itu. Baginya tetap, Sidney adalah salah satu penghalang akan segala rencananya yang berhubungan dengan Zachary. Mendengar pertanyaan Abihgail, Sidney memutar bola mata, kemudian melepar tatapan pada kekasihnya. "Apakah kalian sengaja meninggalkanku?" tanya gadis itu, hanya dijawab dengkusan tawa oleh Abigail. "Aku tak tega membangunkanm